BAB IV STRUKTUR ORNAMEN MASJID AL-MASHUN
4.1 Struktur bentuk
Struktur bentuk atau telaah dari unsur-unsur yang membangun pisik seni sehingga menemukan wujud pada latar belakang ide penciptaannya. Temuan-
temuan para ahli tentang peninggalan sejarah yang berhubungan dengan seni klasik memang membutuhkan kerja yang tidak mudah. Untuk mendapatkan
penafsiran dan dugaan, mereka harus mengaitkan berbagai teori sosial. Dengan demikian pendekatan prakira bagaimana konsep ide diciptakan masa itu harus
diselaraskan dengan berbagai perhitungan dan pertimbangan yang ada kemudian harus dapat pengakuan para pakar antropologi lainnya.
Penulis di sini memberikan struktur bentuk yang terdapat pada ornamen masjid Al-Mashun Medan dengan beberapa pertimbangan urutan terdiri dari
bentuk, dimensional, media, dan teknik. Sebelumnya penulis telah membuat klasifikasi hubungan pengelompokan
terhadap ornamen pada bab sebelumnya yang terdapat dari sejumlah letak serta urutan. Dengan cara seperti ini menurut penulis akan lebih jelas.
4.1.1 Bentuk
Universitas Sumatera Utara
Bentuk form atau benda plastis menurut bahasa Indonesia kata “bentuk” yang berarti bangun shape, dalam pengertian seni rupa adalah wujud tampak
sesuatu materi atau pisik. Bentuk merupakan elemen rupa yang memiliki sifat countur atau bentuk dasar permukaan pisik yang di sebut Raut. Dapat di lihat atau
di sentuh secara menyeluruh bahwa permukaan dari berbagai bentuk beraneka ragam. Dari yang datar sampai pada yang berkeluk-keluk sangat rumit, inilah
wujud sifat bentuk. Bentuk juga terkait kepejalan atau volume materi yang di sebut gempal.
Bentuk memiliki ruang rongga yang di isi maupun tidak. Bersifat keras atau juga lunak, bening maupun keruh, kesemuanya ini menjadi harus tampak
dipertimbangkan dalam melihat bentuk secara keseluruhan. Letak ornamen masjid Al-Mashun terbagi dua lokasi. Letak ini juga
menentukan fungsi serta pengertian dari penyampaian makna yang terkandung di dalam ornamen. Namun tidak semua ornamen menjadi berperan sebagai
penyampai maksud-maksud tertentu yang lebih spesifik. Tetapi dalam hal ini penulis harus mengemukan dan menghubungkan atas keterkaitan terhadap analisa
utama dalam penulisan penelitian ini. Dua lokasi tersebut adalah penempatan ornamen pada bidang letak yakni
bagian dalam interior dan bagian luar eksterior. Dari setiap letak akan didapati fungsi ornamen secara persentasi, apakah keindahan ornamen terjadi lebih sedikit
atau banyak, lebih rumit atau sederhana, tentunya semua ini dikehendaki sesuai dengan kepentingan keindahan masjid Al-Mashun.
Universitas Sumatera Utara
Ornamen yang berperan tentunya sebagai nilai utama dalam kajian penelitian ini. Sudah pasti akan ditemukan kandungan bobot sebagai kwalitas
nilai. Kemudian seluruh nilai-nilai yang terdapat pada setiap ornamen akan menjadi kapasitas unsur keindahan penghias. Bukan hanya itu saja, selain
keindahan, kandungan makna mendudukkan arti penting sebagai sesuatu yang pantas mewakili nilai kebudayaan.
Ornamen masjid Al-Mashun Medan memiliki beberapa bentuk yang pada dasarnya memiliki konsep kehidupan manusia dengan alam sekitarnya. Bentuk-
bentuk yang telah menjadi karya seni yang di sebut ornamen berawal dari ide di sekitar kehidupan manusia. Manusia merekam objek-objek alamiah seperti
tumbuhan, hewan, alam benda, alam semesta dan imajinatif abstrak. Maka dengan demikian ada hubungan besar kecilnya karakter lingkungan tersebut
terhadap manusia pemilik ornamen-ornamen ini sehingga menjadikan objek-objek tersebut seakan bagian dari kehidupan mereka.
Secara umum ornamen dapat diklasipikasikan kedalam beberapa kelompok yakni ornamen primitif, ornamen tradisionil dan ornamen modern.
Ornamen primitif adalah bentuk-bentuk gambar peninggalan pada masa manusia belum mengenal tekhnologi yang ditemukan pada dinding-dinding goa,
batu arca dan beberapa benda pakai. Pakar antropologi mengaitkan kesenian dan sosial ketika zaman itu cukup memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap
media benda yang bercorakkan hewan, manusia atau bentuk-bentuk abstrak.
Universitas Sumatera Utara
Gambar25, ornamen primitif dari mesir kuno net
Ornamen tradisionil adalah ornamen masa awal kebudayaan atau peradaban budaya bersama perkembangan awal tekhnologi menjadi bagian dari
kehidupan manusia. Hadirnya dunia ilmu pengetahuan berbarengan pula munculnya nilai-nilai kehidupan tampak diperhitungkan, bukan saja kepentingan
mempertahankan hidup dan sosial, keTuhanan, atau kekuasaan, tetapi juga estetika sebagai bentuk citra rasa manusia. Para pakar antropologi
menghubungkan kehidupan sosial antara primitif dengan tradisionil masih sangat kuat memiliki sistem tatanan kehidupan meski masyarakat yang telah memeluk
agama tidak meninggalkan pola paganisme nenek moyangnya. Masuknya agama merupakan transisi ideologi dari primitif sampai dengan tradisionil.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 26, ornamen tradisi suku batak Sumatera Utara net
Ornamen modern adalah corak dekorasi yang bermotifkan berbagai ragam yang tidak ada hubungannya dengan corak ornamen baik primitif atau tradisionil.
Tetapi beberapa pakar seni rupa mengatakan apabila salah satu tipe atau corak ornamen apakah primitif maupun tradisionil ketika diletakkan pada suatu bidang
yang tidak semestinya sebagaimana asal aslinya, maka ornamen ini masih saja di sebut ornamen asli.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 27, ornamen modern desain grafis, net
Selanjutnya ornamen-ornamen tersebut dikategorikan dalam kelompoknya masing-masing seperti motif flora, motif fauna, motif manusia, motif alam benda,
motif imajinatif abstrak, motif kaligrafi dan motif geometrik.
4.1.1.1 Motif flora
Motif atau ciri bentuk dari objek-objek tumbuhan disebutkan motif flora. Unsur-unsur bentuk tumbuhan biasanya cenderung mengambil motif bunga, buah,
pohon dan daun. Selanjutnya motif-motif ini di gubah atau di stirilisasi sehingga menjadi gambar dekor atau bukan realis realis = aliran seni lukis . Gambar
dekor biasanya melebih-lebihkan objek karena di sengaja diciptakan sebagai penghias.
Kehadiran bentuk flora ini dapat berperan utama atau menjadi sentral poin. Kedudukannya pada sudut letak dekor justru menjadi fokus, sehingga
ornamen sejenis ini bukan hanya fungsinya sebagai penghias, akan tetapi sebagai penguat dalam bidang bangunan tertentu. Seperti biasanya motif bunga adalah
Universitas Sumatera Utara
sebagai objek utama. Sebaliknya sering ditemukan ornamen-ornamen bunga justru sebagai pendamping atau frame art.
Motif ini terdapat dibeberapa tempat dibagian masjid Al-Mashun dengan beberapa tipe bentuk fariasi tumbuhan yakni bentuk dedaunan, bunga, kuncup
bunga dan penggabungan dengan geometris.
4.1.1.2 Motif Fauna
Motif fauna atau bentuk-bentuk hewan sering ditemukan dalam ornamen justru memberikan bidang lebih berkesan hidup atau berjiwa. Nuansa makluk
hidup meski telah terjadi pendistorsian atau deformatif perobahan bentuk dari bentuk asalnya tidak terdapat dalam lingkungan masjid. Ajaran agama islam
melarang bentuk-bentuk makluk hidup dijadikan sebagai bagian penghias. Namun masih ada juga terdapat dibeberapa media yang difungsikan sebagai perangkat
alat terdapat motif makluk hidup. Namun di dalam area mesjid Al Mashun Medan terutama pada bangunan utama baik dalam maupun di bagian luar masjid tidak
terdapat ornamen yang berbentuk motif fauna. Tentunya penulis tidak mendata sebagaimana bukti pisik
4.1.1.3 Motif Manusia
Tentunya motif manusia di larang oleh ajaran Islam diletakkan dalam Masjid. Meskipun bentuknya sudah berobah tidak lagi sempurna karena sudah
terjadi pendeformasian akan tetap tidak dibenarkan. Setiap hiasan yang mejadi bagian masjid hanya ungkapan keagungan kepada keEsaan Allah Subhana Wa
Ta’ala Tauhid. Melarang adanya gambar atau bentuk makluk hidup sebagaimana di beberapa penafsiran ajaran Islam bahwa perbuatan ini seakan meniru ciptaan
Universitas Sumatera Utara
Allah dan tentunya sesuatu perbuatan yang diharamkan. Kebanyakan masjid- masjid di Indonesia memiliki arsitektur dan ornamen yang dibawa dari Bangsa
Arab dengan sebutan Arabesque sebutan oleh orang-orang Eropa. Disebut dengan arabeque bukan hanya bergaya perkembangan ornamen keseniannya dari
Bangsa Arab tetapi atas hasil karya dari sikap orang Arab terhadap kesenian Nath,dari Baiduri,Ratih2012:162. Bahwa kesenian orang Arab hal yang
menyangkut persaingan dengan ciptaan Tuhan di muka bumi dihindari dan berusaha menghilangkan sesuatu yang mungkin memberikan makna simbolik
Landau,Grabar,Faraqi Faraqi, dari : Baiduri,ratih 2012 :ibid. Berbeda akan flora atau tumbuhan yang diperbolehkan, tidak ada
penafsiran orang yang membuat bunga akan disamakan kedudukannya seperti Tuhan. Penulis disini hanya memberikan bentuk-bentuk ornamen secara umum,
meski persinggungan dalam penelitian ini sangat tidak ditemukan adanya gambar
makluk hidup atau manusia di dalam seluruh ornamen masjid Al Mashun Medan. 4.1.1.4 Motif Alam Benda
Motif alam benda atau gambar-gambar seperti anak panah, pedang, piala, mahkota dan lain sebagainya, sering menjadi hiasan yang mengagumkan ketika
berobah menjadi ornamen. Seperti motif flora, motif alam benda pun sering ditemukan menjadi figur atau sentral poin. Dan tujuannya tetap memberikan
nuansa terhadap ruangan tertentu.
4.1.1.5 Motif Imajinatif Abstrak
Motif Imajinatif adalah bentuk-bentuk hayali atau bentuk di alam pikiran manusia sangat banyak ditemukan dalam berbagai corak ornamen, terutama
Universitas Sumatera Utara
ornamen gaya modern. Pada dasarnya ornamen sendiri adalah sesuatu proses kreatifitas manusia yang bertitik dari kayali atau sesuatu yang abstrak. Namun
bentuk-bentuk yang menjadi inspirasi masih dapat dilihat. Motif imajinatif abstrak adalah secara keseluruhan objek bentuk telah total terjadi berobah. Seperti gambar
bintang misalnya, benda angkasa itu tidak pernah diprediksi secara benar bentuk aslinya sehingga ada yang bersegi lima, delapan, dua belas dan seterusnya, serta
bagaimana detil bintang tersebut hanyalah sebuah metafora imajinasi seseorang saja.
4.1.1.6 Motif Kaligrafi
Tentunya motif ini yang sangat erat hubungannya dengan masjid. Motif- motif font arabic atau aksara arab sering didapati di beberapa bidang bangunan
masjid terutama letak area interior atau bagian dalam ruangan masjid. Aksara arab ini adalah ayat-ayat Al-Quran kitab Suci Islam, yang di pilih sesuai dengan
kepentingan dekorasi masjid. Motif kaligrafi juga didapati pada bangunan- bangunan Ibadah lainnya sesuai dengan aksara dan Kitab Suci masing-masing
agama. Meski ornamen kaligrafi diperbolehkan dalam ruangan masjid namun pada masjid Al Mashun sendiri tidak terdapat tulisan ayat-ayat suci Al Quran baik
disekitar luar maupun bagian dalam bangunan utama masjid. Dibeberapa motif ornamen yang tercatat di atas terdapat hanya beberapa
yang didapati pada bangunan masjid Al-Mashun Medan yakni motif flora, motif alam benda dan motif imajinatif abstrak.
4.1.1.7 Motif Geometrik
Universitas Sumatera Utara
Motif geometrik adalah bentuk-bentuk dasar dari segi empat, segi tiga, lingkaran dan lainnya, dipadukan sesuai dengan artistik visual tanpa kandungan
makna didalamnya hanya saja mencari esensi keindahan semata dengan mempertimbangkan bidang serta pola yang di bangun, kemudian diselaraskan
pada bentuk-bentuk pendukungnya. Motif geometrik ini lebih cenderung kelihatan tegas dan kaku. Banyak ahli menjelaskan motif geometrik yang menjadi pola
ornamen diketahui terdapat adanya unsur-unsur logika dan perhitungan didalamnya. Terlepas dari latar belakangan konsep geometrik, motif ini terdapat
juga dibeberapa tempat dan bidang dibangunan masjid Al Mashun.
4.1.2 Integrasi ornamen
Intergrasi data terhadap ornamen-ornamen yang ada di kompleks masjid Al-Mashun Medan merupakan sekumpulan ornamen yang menjadi objek
penelitian penulis. Kemudian dikelompokkan sesuai letak dan lokasi tempat ornamen. Penulis membuat tabel disesuaikan sebagaimana urutan klasipikasi letak
ornamen.
Tabel 1, ornamen dalam area masjid Al-Mashun serta letak dan medianya
Pintu Gerbang Bentuk
Letak Media
Cresting Lantai atas pintu gerbang
Relief tinggisemen Siku-siku
Pondasi cresting Relief tinggisemen
Jendela kaca Lingkar dinding atas
dibawah siku-siku Kaca patri
Keramik dinding Setiap dinding bangunan
Keramik
Universitas Sumatera Utara
bermotif flora pintu gerbang dengan spasi
frame kosong disetiap sisi pinggir bangunan
Portal lorong gerbang
Berjumlah dua buah depan dan belakang lorong masuk
pintu gerbang Relief
sedangsemen
Gambar dilangit- langit
Langit-langit lorong pintu gerbang
Grafis cat
Jendela berkisi Berjumlah empat buah
dibangunan sisi pintu gerbang
Relif bolong semen
Tempat Wudhu Bentuk
Letak Media
Cresting foliated Lantai atas dipinggir
kubah Relief tinggi semen
Lingkaran dalam panel Dibawah cresting atau
ring kubah Relief rendah
semen Susunan gigi-gigi
Dibawah lingkaran panel sebagai frame
Relief rendah semen
Jendela berbentuk Flora Bangunan pondasi Relief sedang
Universitas Sumatera Utara
pada frame lingkaran jendela
kubah wudhu semen
Cresting sow tooth Dipinggir lantai atas
bangunan utama tempat wudhu
Relief tinggi semen
Jendela berkisi Disetiap sisi empat
dinding bagunan tempat wudhu
Relief bolong semen
Menara masjid Bentuk
Letak Media
Ujung tonggak tiang tunggal bermotif putik
bunga Susunan gigi-gigi
berlapis bertingkat Pola garis-garis bersiku-
siku Barisan palu bertingkat
Ring jendela bermata tombak
Susunan gigi-gigi dalam
Universitas Sumatera Utara
bidang segitiga Bintang bersudut
delapan dalam panel segi empat
Lingkaran dalam segi tiga
Lingkaran mata angin dalam panel segi empat
Cresting bermotif flora Topi pintu berkisi-kisi
Kepala tiang bermotif pucuk bunga
Daun pintu motif geometris segi empat
saling berhimpit
Bangunan berkubah di empat sisi bangunan utama masjid Bentuk
Letak Media
Universitas Sumatera Utara
Susunan gigi-gigi berlapis
Dibawah ring kubah dan pagar kubah
Relief rendah semen
Keramaik dinding bermotif flora
Dinding bangunan berkubah bagian luar
Sponing jendela dengan motif flora
Bingkai jendela bagian luar dan dalam,
dibagian dalam diberikan warna
Motif flora pada daun jendela
Stirilisasi flora dalam panel dan bingkai
berbentuk rangkaian rantai
Susunan rantai berlapis dalam lengkungan
berlengkung Bintang bersudut
banyak Stirilisasi flora dalam
panel-panel
Universitas Sumatera Utara
Motif putik bunga dan daun dengan stirilisasi
flora saling terangkai Keramik dinding
bermotif flora Motif bidang geometris
pola delapan segi warna yang berbeda
yang disusun berjajar diselingi empat segi
kecil
Lorong serambi masjid Bentuk
Letak Media
Motif flora dalam panel diatas pintu lorong
serambi Motif flora dibawah
ring pintu lorong serambi
Stirilisasi daun berjajar
Universitas Sumatera Utara
Motif putik bunga dan garis curvilliner
Kepala tiang disisi kiri dan kanan pintu
lorong serambi Pola geometris
berbentuk anyaman disisi pinggir dengan
motif lingkaran dipagari delapan sudut
anyaman geometris diletakkan ditengah
berjajar tujuh belas buah
Motif geometris pada sponing jendela
Motif gemotris dan daunan berjajar
horizontal Liner bersudut dan
berangkai berpaduan dengan garis yang lain
bermotif geometris yang dikembangkan
Universitas Sumatera Utara
menjadi garis
Ring befel berbentuk rantai saling berjalin
dalam setengah lingkaran berjajar
dibingkai resplang serambi bertiang bagian
dalam dan luar Gigi-gigi dalam
tingkatan panel pada kepala tiang resplang
serambi Motif bidang geometris
pola delapan segi warna yang berbeda
yang disusun berjajar diselingi empat segi
kecil
Universitas Sumatera Utara
Bangunan utama masjid Al-Mashun Bentuk
Letak Media
4.1.3 Dimensional
Kata dimensi dalam arti seni rupa adalah sesuatu yang menempati ruang. Persoalan sesuatu itu tidak lain adalah materi atau media rupa yang tampak
kelihatan oleh panca indra. Berikutnya materi tersebut di ukur lewat bentuknya. Bentuk-bentuk yang telah penulis singgung di atas yakni memiliki raut
atau sifat permukaan serta volume isi yang membawanya. Terkadang bidang datar juga di sebut bentuk, karena apapun yang datar tidak terlepas dari materi.
Dengan demikian seni rupa membagi ruang ini menjadi dua yaitu dua dimensi dwimatra dan tiga dimensi trimatra.
Dua dimensi memiliki sifat datar dan papar, memiliki bidang, memiliki tekstur, bersifat materi hukum materi. Segala sesuatu objek seni dalam
pertimbangan ruang yang dikelompokkan pada sifat datar dan papar maka digolongkanlah kepada seni dua dimensi. Perlu dipahami juga bahwa sifat lebih
mendominasi dari pada ukuran, karena ada materi yang bersifat countur yang
Universitas Sumatera Utara
dinamis atau tinggi rendah kepaparan materi akan tidak sama apabila disetarakan dengan bidang yang berbeda. Contoh misalnya ada sebidang tanah dengan luasnya
tiga hektar dengan permukaan yang bergelombang, setiap gelombangnya bisa mencapai ketinggian satu sampai tiga meter. Sementara di lain hal ada selembar
kertas mulus tanpa ada yang terlipat terletak di atas meja, dengan ukurannya tidak lebih besar dari sehelai sapu tangan. Tentu apabila kita lihat kedua ukuran ini jauh
berbeda, namun sifatnya adalah sama-sama datar dan papar maka dikelompokkanlah di dua dimensi.
Sifat dasar dimensi dari setiap seni yang ciptakan, maka dapat diketahui apabila seni tersebut memiliki kecenderungan bentuk pisiknya secara garis
besarnya. Apapun yang tampak datar dan papar maka seni tersebut berada pada di dua dimensi misalnya lukisan, foto, seni dekor, relief dan lain sebagainya. Tetapi
perlu dipahami bahwa bahasa rupa adalah dasar penciptaan. Seorang perupa pekerja seni rupa selayaknya memahami konsep rupa sehingga menemukan
gagasan dan ide. Meski terkadang perupa tidak sadar akan asas, konsep atau kaidah-kaidah seni rupa sebab proses dan hasil akan lebih penting bentuk psikis.
Gambar 28, Bentuk papar dan datar Dua Dimensi
Universitas Sumatera Utara
Tiga dimensi adalah yang memiliki panjang, lebar, tinggi, bervolume, tekstur bahkan ada yang menambahkan gerak. Sifat tiga dimensi ini
mempertimbangkan letak sisi ruang yang ditempati oleh materi. Tentunya materi yang dimaksud adalah pisik seni yang memenuhi kapasitas dimensinya,
contohnya adalah patung. Dari segala sudut letak bidang materi menjadi bagian yang tidak terlepas dari keseluruhan objek seni. Akan berbeda jika patung ini
hanya tampak sisi depannya saja, dan di sebut bukan seni patung tetapi seni relief sehingga dimensinya berobah menjadi dua dimensi karena bahagian belakang
tidak lagi menjadi bagian dari objek seni, bentuknya sudah papar atau datar. Sedangkan gerak termasuk dalam kategori tiga dimensi bukanlah sebuah patung
seakan seperti robot dapat melakukan gerakan-gerakan tertentu. Gambar-gambar yang tergolong kedalam dua dimensi ketika diolah melalui proyek komputerisasi
menjadi animasi maka secara teori gambar-gambar tersebut dapat diartikan seperti patung. Sejumlah sisi gambar dan kedalaman ruang gambar divisualisasikan
dengan utuh sehingga seakan-akan seluruh bidang dipenuhi oleh materi meski pada dasarnya itu semua adalah gambar datar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 29, Bentuk bidang Tiga Dimensi dalam gambar dua dimensi
Ornamen-ornamen yang ada di masjid Al-Mashun dapat dikategorikan pada dua bentuk dekor seni yaitu dekoratif datar dan dekoratif relief. Dekoratif
datar merupakan bentuk-benuk yang tidak timbul seperti hasil drawing langsung atau industri cetak kemudian ditempatkan pada bidang-bidang tertentu untuk
mendapatkan suasana keindahan. Dekoratif relief adalah bentuk-bentuk ornamen dengan raut permukaannya memiliki countur lebih tinggi atau kelihatan timbul,
tetapi masih berprinsip dua dimensi. Dekoratif relief lebih cenderung ditempatkan dibagian luar bangunan utama masjid karena sifat relief lebih berkarakter kokoh.
Meski terdapat relief-relief sederhana pada bagian dalam interior bangunan utama masjid namun cenderung kelihatan datar dan lembut.
4.1.4 Media
Media adalah bahan atau materi yang digunakan sebagai bahan dasar untuk menciptakan visual seni. Penulis menerima data dari beberapa informan
terutama dari pihak masjid Al-Mashun sendiri yang berhubungan dengan media
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan pada setiap ornamen-ornamen yang ada. Bahan dasar ini adalah pewarna cat, keramik porselen, batu batu alam, kayu, semen dan besi.
Ornamen yang ditempatkan pada bidang yang difungsikan merupakan perpaduan fungsi dan artistik, sehingga tampak lebih mewah atau indah.
Sedangkan dibagian lain meski kepentingannya tetap pada dekorasi akan tetapi unsur-unsur pertimbangan yang pantas sehingga penempatannya tidak sederhana
bahkan adanya kemungkinan kekhususan pada ornamen sendiri. Untuk melihat data media bersamaan dengan sejumlah data ornamen
penulis akan membuat tabel klasipikasi Integrasi data ornamen yang ada di masjid Al-Mashun Medan.
4.1.5 Teknik
Teknik dalam pengertian bahasa seni rupa adalah efesiensi kerja untuk mencapai hasil karya seni. Bagaimana cara dan trik seseorang dalam melakukan
kerja berupaya mendapatkan kemudahan dan mencapai penyelesaian kerja dengan baik. Setiap perupa apabila berhadapan dengan program kerja terlebih dahulu
menentukan langkah-langkah proses kerja dengan mempertimbangkan alat, bahan, waktu dan teknik. Penentu hasil seni yang akan di buat adalah berdasarkan alat
dan media. Meski kemampuan perupa didasari oleh pengetahuan wawasan seni serta terkadang dikaitkan pada bakat atau talenta. Tetapi tetap saja ditentukan oleh
wujud hasil akhir yaitu hasil karya seni. Seluruh jumlah ornamen yang berada di masjid Al Mashun Medan
diaplikasikan dengan bermacam teknik. Dari teknik ukir pahat, teknik rekat tempel, teknik drat memasang dengan skrup, teknik cor, teknik las, teknik
Universitas Sumatera Utara
grafis dan teknik drawing. Teknik ukir terdapat pada ukiran-ukiran kayu dan batu. Teknik ini di pahat langsung menggunakan alat ukir dari baja yang disesuaikan
pada medianya seperti kayu atau batu. Ukiran kayu ada yang bersifat utuh, yakni sebongkah kayu di ukir tanpa memisahkan bahagian-bahagiannya. Namun ada
juga teknik ukir kayu yang memisahkan dari dasar medianya. Ornamen yang di ukir terpisah dari dasar letak dimana nantinya objek tersebut diletakkan, dan
teknik ini tergolong teknik rekat atau tempel. Teknik pahat langsung atau medianya tidak terpisah sebahagian besar, terdapat pada batu-batu marmer.
Sedangkan teknik drat cenderung medianya terbuat dari besi. Teknik cor lebih banyak terdapat pada crasting atau pagar-pagar puncak bangunan. Teknik las
adalah bentuk-bentuk medianya dari besi yang dirangkai dengan las, Teknik grafis atau ornamen yang di cetak melalui proses industri cetak, medianya terdapat pada
keramik atau ubin. Sedangkan teknik drawing atau menggambar dan mewarnai langsung terdapat pada ornamen-ornamen datar yang ada dibeberapa tempat
bangunan utama masjid.
4.2 Struktur komposisi