4.3 Struktur objek
Struktur objek merupakan pembagian ornamen dalam pemilahan sejumlah rangkaian yang menyatu didalamnya. Setiap komponen ornamen memiliki bentuk
terkonsentrasi sendiri, kemudian dirangkaikan pada komponen-komponen objek yang lain sebagaimana bentuk artistik yang dikehendaki. Kemudian akan
didapatkan beberapa bagian, diketahui bagian-bagian ini memiliki objek yang di anggap sentral bentuk dan objek pendamping.
Pendeformasian atau pergeseran bentuk dari asalnya menjadi bentuk baru baik secara total maupun tidak adalah sebuah proses kreatif manusia. Tidak
banyak yang dapat melakukan hal ini mengingat kreatifitas adalah kemampuan seseorang melakukan usaha untuk mencapai kenikmatan penglihatan dalam
konteks ini adalah seni rupa, dengan mengolah serta memanfaatkan berbagai media material. Oleh sebab itu karya yang diciptakan memiliki nilai tertentu.
Pergeseran bentuk adalah mengobah bentuk asal atau bentuk yang telah terjadi dari sifat alamiahnya. Bentuk baru tentunya adalah bentuk imitatif. Bentuk
alamiah asalnya merupakan sumber ide. Kemampuan kreatifitas diawali dari menagkap objek alamiah secara seksama, memahami sifat dan bentuknya,
berikutnya menstirilisasikan atau memperdaya objek secara imajinasi atau berupa gambaran abstrak hanya dipikiran saja. Gambaran abstrak ini hanya berupa
hayalan semata, dengan kehendak bebas seseorang mengobah berbagai rupa. Konsep desain pada awalnya dimulai dari cara seseorang menstrukturkan objek-
objek dengan banyak pertimbangan. Seperti biasanya hasil dari imajinasi ini
Universitas Sumatera Utara
dilakukan eksperimen untuk membuktikan konsep tersebut berupa skets atau gambar-gambar sederhana.
Kreator atau seseorang pelaku seni sebenarnya memiliki sense of beautiful atau adanya rasa keindahan pada diri seseorang sehingga setiap apa yang di lihat
terlebih dahulu dilalui unsur citra rasa keindahan. Sifat rasa inilah menjadikan seseorang tersebut dapat menstransfer visual apa yang menjadi pilihan
keindahannya. Akhirnya dapatlah diketahui bahwa karya seni dari ornamen- ornamen yang diciptakan di dunia ini tidak lepas dari sebuah proses kreatifitas
seseorang yang memiliki kemampuan khusus. Dari sejumlah ornamen yang berada di masjid Al-Mashun sebagai objek
penelitian penulis dalam pemilihan struktur objek, sebagaimana pilihan ornamen tertentu dalam pendataan langsung dan menjadi objek penelitian ini. Adapun
objek ornamen yang penulis pilih adalah ornamen yang memiliki sumber idenya dari objek-objek yang dapat ditafsirkan pada bentuk-bentuk asal alamiahnya,
kemudian memberikan bagian strukturnya. Demikian halnya dengan ornamen- ornamen geometris namun tidak menyinggung bentuk asalnya, karena bentuk
geometris bukanlah bentuk alamiah. Dari pembagian struktur ini terdapat klasipikasi dari satu unit ornamen
yakni objek sentral, kreasi pelengkap, ritme, frame. Objek sentral merupakan objek keutamaan yang didominasi dari seluruh
kapasitas unit ornamen. Seni rupa menyebutnya central point atau titik tumpu. Kapasitas satu bidang ornamen memiliki sejumlah rangkaian bentuk yang terpadu
dari beberapa komponen bentuk yang ada didalamnya. Diantara seluruh
Universitas Sumatera Utara
komponen visual tersebut terdapat vigur atau objek utama yang menjadi pusat perhatian. Tentunya objek sentral ini merupakan bentuk yang diutamakan sebagai
konsep ide. Berikutnya konsep ide inilah sebagai landasan makna yang dikehendaki pada ornamen.
Kreasi pelengkap adalah gambar yang bertujuan melengkapi objek utama di dalam ornamen. Kapasitas ornamen dari sejumlah komponen-komponen bentuk
yang diselaraskan atau dipadukan untuk mendapatkan keindahan bentuknya, objek utama butuh objek-objek sebagai pendampingnya. Sehingga sentral poin
mendapatkan fokus sebagai peran utama dalam visual. Dengan adanya rangkaian yang memadu antara objek utama dengan objek pendamping, kelengkapan
ornamen semangkin kuat atau memiliki kwalitas artistik. Terkadang justru kreasi pelengkap ini secara umum mendominasi bidang, sehingga bagian besar visual
terdapat pada kreasi pelengkap, akan tetapi tetap saja keunggulan objek utama masih dapat dirasakan.
Ritme atau irama dari gerak visual dapat di lihat melalui alur arah komponen objek yang terdapat pada ornamen. Setiap ornamen diketahui memiliki
konstruksi bangun yang menandai adanya pondasi atau lantai, tubuh dan puncak. Ketiga sifat konstruktif ini dimiliki setiap ornamen sehingga kita dapat mengenal
mana lantai dasar atau mana puncaknya dan mana pusarnya. Dengan permainan ritme terlihat jelas adanya alur gerak atau irama yang dimiliki setiap ornamen.
Didalam teori seni rupa ada beberapa irama yang difahami sebagai kaidah untuk mendapatkan nilai artistiknya dan sering disebutkan dengan gerak. Gerak-gerak
ini tentunya berupa visualisasi rupa yang dapat dirasakan dari pemahaman bentuk.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa gerak tersebut adalah memusar, menebar, bergulung, menyilang, meliuk, menaik, menurun, dan memecah.
Frame atau sering disebut bingkai adalah salah satu komponen yang tidak terlepas di dalam ornamen. Sebagai batasan bidang frame adalah bertindak selaku
pagar pembatas terhadap sekumpulan objek ornamen. Bingkai ini memiliki sifat bentuk tersendiri yang terkadang tidak ada memiliki hubungan bentuk yang ideal
dengan sejumlah objek-objek yang telah terpadu pada ornamen. Tetapi karena sifatnya adalah memagari atau membatasi ruang lingkup ornamen maka bingkai
ini merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari ornamen yang dibatasinya. Dilain hal frame tersebut bersifat semu atau tidak tampak kelihatan, namun berupa
bayang-bayang kosong yang membentuk sesuatu wujud, sehingga keberadaannnya masih di anggap ada. Demikian keempat hal klasifikasi
pembagian struktur bentuk ini terhadap ornamen yang tentunya tidak terlepas dari bahasan pengkajian.
Penulis membuat pengelompokan struktur objek dengan memilih beberapa bagian ornamen yang hanya memiliki struktur objek saja. Karena sasaran kajian
struktur hanya berupaya mengidentifikasi bentuk dan komponen lain didalam seluruh kapasitas ornamen pada satu bidang tertentu. Meski kategori ornamen
tidak demikian tetapi penulis berupaya dapat memberikan penjelasan bahwa ornamen memiliki beberapa bagian yang dapat diklasipikasikan kedalam struktur
bentuk. Maka demikian gambar-gambar di dalam tabel struktur objek ornamen tidak seperti alur yang dilalui sebagaimana dalam urutan perbagian ornamen.
Tabel 3, struktur objek ornamen
Universitas Sumatera Utara
Bentuk ornamen Struktur objek
Objek ornamen yang ada pada tegel ini adalah pucuk bunga,
yang diletakkan disetiap sudut siku-siku tegel. Ketika sejumlah
tegel dipadukan maka objek bunga menjadi lebih terfokus
sehingga sudut pandang yang tampak berpusar pada gambar
bunga. Objek pendamping tidak begitu kelihatan sehingga
sentral poin dimiliki objek utama. Ritme ornamen ini
bersifat memusar. Sedangkan framenya adalah pembatas
potongan pisik tegel. Objek ornamen yang ada di
tegel ini berbentuk kuntum bunga, dengan perpaduan
sejumlah tegel terjadi permainan bidang lingkaran dan
segi empat. Objek pendamping
Universitas Sumatera Utara
kelihatan lebih mendominasi ketika adanya perpaduan tegel.
Ritme ornamen ini memusar. Framenya adalah pembatas
tegel. Ornamen ini objeknya masih
bermotif flora yang telah dideformatif, berbentuk kuntum
bunga yang melingkar. Pendamping sangat sedikit,
objek bergerak dengan posisi berlawanan arah dengan
komposisi simetris. Ritmenya memisah atau bergerak dari
pusarnya menuju arah berlainan. Bingkainya semu
atau tidak kelihatan, objek di bentuk menjadi bidang segi
empat wajik. Ornamen ini berbentuk mata
anak panah atau tombak di isi bentuk kuntum bunga, objeknya
masih bersumber pada kuntum
Universitas Sumatera Utara
bunga. Pendamping objek kontras dengan lis pembatas
sekaligus bingkai objek lurus berbentuk mata anak panah,
mengarah keatas sebagai ritmenya.
Objek-objek distirilisasikan memadu pada objek tunggal
yang persis ditempatkan
ditengah-tengah bidang. Kuntum bunga masih terfokus
sebagai objek utama. Objek pendamping yang diwujudkan
menjadi simetris untuk mendapatkan keseimbangan,
justru lebih mendominasi. Ritme bentuk memusar
kekuntum bunga, sedangkan bingkainya membentuk kesuatu
bidang.
Universitas Sumatera Utara
Objek utama tidak kelihatan karena perpaduan elemen
memberikan bentuk menjadi menyatu. Tetapi perpaduan
bentuk ini menjadi terfokus sehingga kelihatan kontras
dengan pembatas sebagai bingkainya. Ritmenya saling
menyilang. Bingkai kelihatan kokoh berbentuk lubang kunci.
Ornamen yang berada di bidang segi tiga ini didominasi oleh
objek pendamping. Sementara objek utamanya adalah kuntum
bunga yang tidak berwujud, tampilannya hadir karena
adanya rangkaian pendamping. Ritmenya saling menolak ke
arah sudut segi tiga. Bingkainya sangat jelas dengan garis lurus
membentuk segi tiga.
Universitas Sumatera Utara
Objek utama dari ornamen ini adalah kembang bunga dalam
bidang pola lengkung melengkung sekaligus sebagai
pendamping. Ritmenya merupakan rangkaian yang
berbaris kearah samping dengan sejajar horizontal. Bingkainya
adalah bidang dan ruang bersegi empat.
Objek utama terletak di atas sebagai mahkota berbentuk
bunga, berbagai kelopak daun distirilisasikan berkait sebagai
pendamping dari arah bawah sebagai pangkal bunga menuju
arah atas. Daun saling berkait ini juga merupakan alur ritme.
Dibungkus dengan bingkai semu berbentuk lubang kunci.
Universitas Sumatera Utara
Objek masih terdapat di atas berbentuk bunga dengan
stirilisasi dedaunan terkait sebagai pendamping, disini
terdapat lantai kelihatan kokoh dengan corak garis sejajar
membentuk bidang-bidang segi empat pipih fundamental.
Ritmenya mengarah ke atas. Sedangkan framenya setengah
lengkungan kecil membungkus bidang berbentuk lubang kunci.
Objek fokusnya berada ditengah-tengah yakni bentuk
bidang geometris, pembagian simetris cenderung lebih formal,
sedangkan pendamping tidak statis sehingga bidang bersudut
di tengah menjadi lebih kontras. Ritmenya memusar atau
bersentral kebidang bersudut. Bingkainya terjadi dari seluruh
batasan bentuk objek.
Universitas Sumatera Utara
Putik-putik bunga sejajar sebagai objek utama,
pendamping adalah deformatif dari kelopak daun dengan
komposisi simetris kiri dan kanan. Bentuk pondasi dari
jalinan akar berkait dibawah mengarah keatas ritmenya.
Framenya adalah seluruh elemen membentuk arah garis
lurus sejajar horizontal. Objeknya berada di bawah
berbentuk kelopak bunga. Pendampingnya dari stirilisasi
bidang berukir tanpa adanya objek alamiah. Ritmenya
mengarah keatas. Sedangkan bingkainya dibatasi terbentuk
semu dari sejumlah elemen objek, dan dibawahnya hanya
garis lurus horizontal
Universitas Sumatera Utara
Sentral poin pada lengkung melengkung kembar yang
berada dikiri dan kanan bidang. Susunan beberapa kembang
arah melingkar didalam lengkung melengkung,
mengurung satu besar sebagai titik fokus. Sedangkan
pendamping mengisi ruang kosong dari percampuran objek
bunga dan daun. Ritmenya memisah atau membelah ke kiri
dan ke kanan. Bidang segi empat adalah bidang semu
sebagai pembatas objek. Titik sentral terasa semu,
sedangkan ritme lebih menguasai bentuk sehingga
gerakan arah horizontal seakan bergerak secara terputus-putus
dalam bentuk bunga-bungaan. Frame justru tidak kelihatan.
Universitas Sumatera Utara
Ornamen ini memiliki permainan bidang-bidang radius
berlantaikan potongan garis lurus. Objek lebih kontras
berbentuk tiga bunga diselingi pendamping dua lingkaran
bersudut delapan disisi kiri dan kanan dalam bidang. Framenya
adalah pembatas bidang yang telah terbentuk.
Objek utama tidak mendominasi namun dapat dilihat secara
struktur pembagian letak, diatas pada bidang lingkaran tentunya
adalah sentral poin, berbentuk kuntum bunga. Sementara
pendamping berbentuk ulir daun-daun dan bunga-bungaan
mengisi penuh bidang berbentuk lubang kunci.
Framenya pembatas berbentuk berbentuk lubang kunci.
Universitas Sumatera Utara
Lembaran daun mendominasi objek sehingga terasa dapat
terlihat istimewa dengan
pelindung atas bentuk kreasi geometris. Dua bagian objek
terasa kontras karena perpaduan radius dan garis bersudut.
Ritmenya mengarah keatas, sedangkan framenya terbatasi
oleh sejumlah bentuk ornamen daun dan geometris tersebut.
Kuntum bunga adalah objek didampingi dengan suplir-suplir
yang saling berangkai disisi kiri dan kanan. Ritmenya
bergelombang naik turun. Frame lebih terasa bergaris
lurus arah horizontal. Bentuk wajik atau geometris
bersudut diletakkan ditengah sebagai sentral poin,
pendamping suplir-suplir atau pucuk daun pakis yang berpulir
Universitas Sumatera Utara
serta terkait mengurung wajik. Ritmenya memusar atau
bergerak kearah wajik. Framenya adalah pembatas dari
bidang. Simbol mata angin ini adalah
bentuk geometris dan sekaligus objek utama. Pendampingnya
adalah bidang lingkaran sebagai ruang gerak bentuk mata angin
tersebut. Ritmenya bergerak berputar pada sumbu titik
tengah objek. Sedangkan framenya berbentuk segi empat.
Objek berbentuk bintang bersudut delapan ini berperan
paling dominan tanpa pendamping. Ritmenya
memecah atau bergerak menjauh dari titik sumbu yang
berada ditengah objek. Framenya adalah segi empat.
Universitas Sumatera Utara
Lingkaran-lingkaran dalam bidang segi tiga kembar
berlaianan arah simetris, tanpa pendamping. Ritmenya
mengarah keatas. Framenya adalah segi tiga.
Pengulangan garis-garis patah membentuk ritme horizontal
secara naik turun lebih mendominasi. Objek utamanya
garis bersudut berlapis sejajar dan berurut. Framenya semu
berbentuk segi empat sekaligus sebagai bidang.
Cresting berbentuk pucuk daun ini berjajar kesamping tidak
memiliki pendamping, sedangkan ritmenya bergerak
lurus arah horizontal. Relief tinggi ini hanya terletak pada
lantai dan tidak memiliki frame.
Universitas Sumatera Utara
Sentral poin pada ornamen ini masih masih bermotif flora
didalam kotak segi empat dengan posisi menyudut, ketika
kotak tersebut disusun objek utama memiliki ritme memusar.
Pendamping objek adalah kotak didalam kotak yang sekaligus
menjadi frame, dibagian sela gang antara kotak, ada bentuk
geometris.
Universitas Sumatera Utara
Objek utama tidak tampak kelihatan, tetapi objek-objek
kecil berbentuk lingkaran dan wajik secara simetris
dikomposisikan mengisi ruang dalam bidang berbentuk kubah
sekaligus sebagai framenya. Ritmenya crosing atau acak.
Objek utamanya lingkaran dengan garis terputus dan
delapan wajik disetiap sisi lingkaran. Detengah objek
dihiasi sejumlah pola lingkaran kecil. Ritmenya melingkar
terdapat pada objek. Pendamping objek bagian dua
sisi kiri dan kanan ada barisan garis terputus mengarah
horizontal sekaligus menjadi frame, sedangkan disisi
dalamnya ada beberapa motif flora mengikuti alur frme.
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan pola geometris menjadi objek yang tidak
memiliki sentral poin berbentuk mata rantai saling
terkait mengarah horizontal. Ritmenya bergerak arah
horizontal. Bentuk sekaligus menjadi bingkai.
Bentuk pengembangan geometris masih padat, pola-
pola menyudut diatur secara simetris sehingga kelihatan
indah. Ritmenya statis naik turun dan terasa sedikit cepat.
Objek ini tidak memiliki objek atau pendamping, kemudian
framenya garis kecil disisi kiri dan kanan arah horizontal.
Universitas Sumatera Utara
Cresting ini sering juga disebut gigi-gigi atau mata gergaji,
objeknya abstrak, pendampingnya ada dibagian
bawah berpola empat segi kecil berjajar panjang alur ritme sama
arah horizontal dengan objek. Cresting ini berpola flora
berbentuk pucuk-pucuk pohon. Pendampingnya adalah
pondasinya. Ritmenya sejajar dengan gerak kesamping atau
horizontal.
Universitas Sumatera Utara
Pola bintang persis ditengah bidang dengan penggabungan
garis-garis frontal atau lurus senada saling terangkai dengan
garis-garis lain sebagai pendamping objek. Ritmenya
crosing. Bingkainya terdapat pada sisi bidang berbentuk
kubah. Jendela berkisi-kisi ini bermotif
geometris dikomposisikan ditengah bidang berjumlah tiga
bentuk sejajar arah atas kebawah sebagai objek utama.
Pendampingnya pola-pola kecil diletakkan disetiap sudut objek.
Ritmenya mengarah keatas didampingi pembatas garis
sebagai ftame.
Universitas Sumatera Utara
Kaca jendela bermotif flora ini lebih dominan memiliki ritme
mengarah keatas. Objek dan pendamping persentasi
komposisinya sama sehingga secara keseluruhan gambar
adalah objek utama. Bingkainya adalah bentuk jendela sendiri.
Sama halnya seperti diatas hanya saja objek keseluruhan
terdapat pengembangan motif kecil-kecil sehingga kelihatan
lebih rumit.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Relief bermotif flora ini melingkar mengikuti latarnya
berbentuk setengah lingkaran didampingi pola-pola lingkaran
kecil yang menyatu. Ritmenya melingkar meski bentuk
objeknya tidak ada tetapi alur arah gerak dikontrol oleh latar
belakang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V MAKNA ORNAMEN MASJID AL-MASHUN