Monitoring Dan Tindak Lanjut Pemeriksa Pajak Di KPP

tentang usaha dari Wajib Pajak, kewajiban perpajakan yang harus dilaksanakan oleh Wajib Pajak. Pembuatan laporan pemeriksaan pajak ini dilakukan dengan berpedoman pada Kertas Kerja Pemeriksaan KKP, Laporan Hasil Pemeriksaan LHP, serta Nota Hitung yang telah dibuat pada saat proses pemeriksaan dan akan dituliskan dalam Formulir yang telah ditentukan sebelumnya oleh pemeriksa pajak. Petugas pemeriksa pajak di KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu tidak melakukan pengecekan dan tidak pula membuat laporan mengenai Klasifikasi Lapangan Usaha KLU Wajib Pajak serta mengenai Daftar Harta Kekayaan dari Wajib Pajak. Setelah laporan hasil pemeriksaan pajak dibuat dan ditandatangani oleh Tim pemeriksa pajak, maka laporan tersebut harus segera disahkan dengan ditandatangani oleh seorang Kepala Kantor bersamaan dengan Nota Perhitungan Pajak Terutang, hal ini dilakukan agar hasil dari pemeriksaan pajak tersebut mempunyai sebuah kekuatan hukum yang sah. Selanjutnya Laporan Pemeriksaan Pajak dan Nota Perhitungan Pajak Terutang tersebut akan diserahkan langsung kepada seksi Tata Usaha Perpajakan yang kemudian akan dibuatkan Surat Ketetapan Pajak SKP.

4. Monitoring Dan Tindak Lanjut Pemeriksa Pajak Di KPP

Semua tindak lanjut dan monitoring merupakan tugas dari seksi PPh Badan di KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu dan merupakan kegiatan diluar pemeriksaan sehingga bukan merupakan tugas atau wewenang para petugas pemeriksa pajak, monitoring akan dilakukan oleh pemeriksa pajak di seksi PPh Badan dengan cara mengirimkan Laporan Tahunan secara langsung kepada Kakanwil Direktorat Jenderal Pajak III, sedangkan tindak lanjut diawali dengan segera menerbitkan sebuah produk hukum berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB, Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN, serta Surat Tagihan Pajak STP. Setelah Surat Ketetapan Pajak diterbitkan, maka selanjutnya Wajib Pajak akan segera menyelesaikan kewajibannya dan menggunakan haknya untuk mengajukan sebuah keberatan. Berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak LPP di Seksi PPh Badan tahun 2004 sampai dengan 2006 jenis produk hukum adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Jenis Produk Hukum Tahun 2004 No. Jenis Produk Hukum Jumlah 1. 2. 3. 4. SKPKB SKPLB SKPN STP Jumlah 62 60 32 104 258 Tabel 4.6 Jenis Produk Hukum Tahun 2005 No. Jenis Produk Hukum Jumlah 1. 2. 3. 4. SKPKB SKPLB SKPN STP Jumlah 40 38 20 343 441 Tabel 4.7 Jenis Produk Hukum Tahun 2006 No. Jenis Produk Hukum Jumlah 1. 2. 3. 4. SKPKB SKPLB SKPN STP Jumlah 7 12 2 651 672 Tabel 4.8 Jenis Produk Hukum Tahun 2007 No. Jenis Produk Hukum Jumlah 1. 2. 3. 4. SKPKB SKPLB SKPN STP Jumlah - - - 487 487 Untuk tahun 2007 jumlah Surat Tagihan Pajak STP yang masuk sebanyak 487 surat , dari jumlah tersebut diketahui bahwa masih banyak Wajib Pajak yang tidak mau memenuhi kewajiban perpajakannya untuk melaporkan SPT Tahunannya, sehingga menyebabkan turunnya tingkat efektifitas Wajib Pajak. Jadi dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak tidak sepenuhnya dapat meningkatkan efektifitas Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya untuk melaporkan SPT Tahunannya.

5. Relevansi dengan Undang-Undang Perpajakan Baru