Operasional Variabel Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

yang diterima KPP oleh banyak data yaitu Wajib Pajak yang terdaftar di KPP dalam kumpulan itu. Dengan perhitungan tersebut dapat dilihat seberapa besar tingkat efektifitas Wajib Pajak Badan dalam pelaporan SPT Tahunannya berdasarkan pelaksanaan pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu, apakah memiliki kecenderungan naik atau turun. Rumus yang digunakan bersumber dari replikasi penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Iis Rahmawati 2006, dengan judul skripsi “Analisis Kepatuhan Wajib Pajak dalam Pelaporan SPT Masa PPN Dikaitkan dengan Rencana Penerimaan PPN pada KPP Jakarta Cilandak”. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Persentase tingkat efektifitas = Rata-rata hitung, beberapa ciri yang penting antara lain: 1. Nilainya dapat menyimpang terlalu jauh karena adanya nilai-nilai eksterm, sehingga dalam distribusi dengan kecenderungan yang jelek, rata-rata hitung dapat kehilangan makna. 2. Ukuran ini paling terkenal karena paling sering digunakan, sehingga penjelasan panjang tentang rata-rata hitung tidak perlu diberikan.

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian merupakan penjelasan dari pengertian teoritis variabel sehingga dapat diamati dan diukur, sedangkan variabel itu sendiri adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai dapat berupa angka atau berupa atribut yang menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai. SPT diterima KPP WP terdaftar di KPP Variabel utama yang berkenaan dengan topik pembahasan dalam skripsi ini adalah merupakan variabel tunggal yang terdiri dari beberapa sub variabel antara lain: 1. Pemeriksaan Pajak adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya utuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 2. Surat Pemberitahuan adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 3. Pajak Penghasilan Terhutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 4. Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, frma, kongsi, kopeasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya, dan diwajibkan untuk melakukan pembukuan dengan cara yang telah ditetapkan dalam KUP.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN