Rumusan Masalah Perencanaan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

8 Kesulitan dalam melakukan aktivitas Tirah baring Keterbatasan ROM mobilitas menurun Kelemahan otot Hemiplagia Hemiplagi Hemiplagi atas bawah kerusakan pusat gerakan motorik Stroke Skema 2.1: Pohon Masalah Sumber: Price 2006.

3. Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan mengidentifikasi perubahan kesejajaran tubuh dan mobilisasi yang aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian. Analisa menampilkan kelompok data yang mengidentifikasi ada atau resiko terjadi masalah. Intoleransi aktifitas Gangguan mobilitas fisik Defisit keperawatan diri 9 Saat mengidentifikasi diagnosa keperawatan, perawat menyusun strategi keperwatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan dengan kesejajaran tubuh buruk atau gangguan mobilisasi Potter Perry, 2006. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi yaitu: 1. Hambatan mobilisasi fisik 2. Intoleransi aktivitas 3. Defisit keperawatan diri

4. Perencanaan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut Potter Perry, 2005. Rencana asuhan keperawatan bersifat individual, bergantung kepada kebutuhan dasar mobilisasi klien. Rencana asuhan keperawatan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan klien untuk mepertahankan fungsi motorik dan kemandirian Potter Perry, 2006. Rencana asuhan keperawatan didasari oleh satu lebih tujuan berikut ini: 1. Menunjukan tingkat mobilisasi ditandai dengan indikator tingkat ketergantungan fisik individu 0-4 yaitu mampu merawat diri sendiri secara penuh, memerlukan penggunaan alat, memerlukan bantuan atau pegawasan orang lain, dan peralatan, sangat tegantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan; 2. Menigkatkan kekuatan otot, fleksibilitas sendi; 3. Mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat; 10 4. Mencapai range of motion ROM penuh atau optimal; 5. Meningkatkan toleransi aktivitas; 6. Mencapai pola eliminasi normal; 7. Mencapai kemandirian penuh dalam aktivitas perawatan diri. Sebagai rencana tindakan dari diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi North American Nursing Diagnosis Association- International NANDA, Nursing intervention classification NIC, dan Nursing Outcome Classification NOC: Diagnosa 1. Hambatan Mobilisasi Fisik berhubungan dengan Gangguan Neuromuscular pada Ekstremitas Bawah. Definisi: keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah. Batasan Karakteristik: 1. Penurunan waktu reaksi; 2. Kesulitan membolak-balik posisi tubuh; 3. Dispnea setelah beraktivitas; 4. Perubahan cara berjalan misalnya,penurunan aktivitas, dan kecepatan berjalan, kesulitan untuk memulai berjalan langkah kecil, berjalan dengan menyeret kaki, pada saat berjalan badan mengayun ke samping; 5. Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus; 6. Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus; 7. Keterbatasan rentang pergerakan sendi; 8. Ketidakstabilan postur; 9. Pergerakan lambat; 11 10. Pergerakan tidak terkoordinasi. Faktor yang berhubungan: 1. Intoleransi aktivitas; 2. Perubahan metabolism selular; 3. Ansietas; 4. Indeks masa tubuh diatas perentil ke-75 sesuai usia; 5. Gangguan kognitif; 6. Konstraktur; 7. Kepercayaan budaya tentang aktivitas sesuai usia; 8. Fisik tidak bugar; 9. Penurunan ketahan tubuh; 10. Penurunan kendali otot; 11. Penurunan massa otot; 12. Gangguan muskuloskletal; 13. Gangguan neuromuscular; 14. Nyeri; 15. Program pembatasan gerak. Tujuan: 1. Menunjukan tingkat mobilitas, ditandai dengan indikator 1-5: ketergantungan, membutuhkan bantuan orang lain dan alat; 2. Penampilan seimbang; 3. Penampilan posisi tubuh; 4. Pergerakan sendi dan otot; 5. Melakukan perpindahanambulasi Berjalan. 12 Kriteria Hasil: 1. Klien mampu melakukan latihan rentang gerak pada sendiekstremitas yang terganggu. 2. Klien mampu untuk berjalan tanpa alat bantu 3. Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri Intervensi: 1. Kaji tingkat mobilisasi pasien dengan Tingkatan 0-4 secara berkala. Rasional: Menunjukan perubahan tingkatan mobilisasi pasien setiap hari. 2. Kaji kekuatan ototkemampuan fungsional mobilitas sendi dengan menggunakan skala kekuatan otot 0-5 secara teratur. Rasional: Menentukan perkembangan peningkatan kekuatan ototmobilitas sendi pasien sebelum dan sesudah dilakukan latihan rentang gerak ROM. 3. Monitor tanda-tanda vital. Rasional: Kelumpuhan otot mempengaruhi sirkulasi pada ekstremitas 4. Instruksibantu pasien melakukan latihan ROM pasifaktif secara konsisten. Rasional: Meminimalkan atrofi otot, mningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontrakutur dan meningkatkan pemulihan fungsi kekuatan otot dan sendi. 5. Instruksikan pasien pada aktivitas sesuai dengan kemampuannya. Rasional: Meningkatkan kemampuan aktivitas mandiri pasien, harga diri, dan peran diri pasien sehari-hari. 6. Melibatkan pasien dalam perawatan untuk mengurangi depresi dan kebosanan yang berkaitan dengan terapi mobilisasi range of motion ROM. Rasional: Peran pasien mendukung motivasi diri untuk menikmati pengobatan dan perawatan yang diberikan. 13 7. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik Fisioterapi atau okupasi dan atau rehabilitasi spesialis. Rasional: Mendukung peningkatan kekuatan otot dan fungsi ekstremitas fungsional dan mencegah kontraktur. Diagnosa 2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan Umum pada Ekstremitas Bawah. Definisi: ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan. Batasan Karakteristik: 1. Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas; 2. Respon frekwensi jantung abnormal terhadap aktivitas; 3. Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia; 4. Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia; 5. Ketidaknyamanan setelah aktivitas; 6. Dispnea setelah beraktivitas; 7. Menyatakan merasa letih; 8. Menyatakan merasa lelah. Faktor yang berhubungan : 1. Tirah baring atau imobilisasi; 2. Kelemahan umum; 3. Ketidakseimbangan antara suplei dan kebutuhan oksigen; 4. Imobilisasi; 5. Gaya hidup monoton. 14 Kriteria Hasil: 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan normal tekanan darah, dan pola napas normal. 2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Intervensi: 1. Monitor keterbatasan aktivitas dan kelemahan saat aktivitas Rasional: Merencanakan intervensi dengan cepat. 2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri. Rasional: Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri. 3. Bantu dengan rentang gerak aktifpasif Rasional: Mempertahankanmeningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum 4. Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktivitas. Rasional: Membantu mengembalikan energi. 5. ajarkan keluarga untuk menggunakan tehnik penghematan energi, misal mandi dengan duduk, duduk untuk beraktivitas. Rasional: Mendorong kllien melakukan banyak dengan membatasi penyimpanan energi dan mencegah kelemahan Aktivitas kolaborasi 6. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam latihan aktivitas Rasional: Meningkatkan kerjasama tim dan perawatan holistik. Diagnosa 3. Defisit Keperawatan Diri berhubungan dengan Kelemahan Definisi: Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri. 15 Batasan Karakteristik: 1. Ketidakmampuan mengakses kamar mandi; 2. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh; 3. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi; 4. Ketidakmampuan menjangkau sumber air; 5. Ketidakmampuan mengatur air mandi; 6. Ketidakmampuan membasuh tubuh. Faktor Berhubungan: 1. Gangguan kognitif; 2. Penurunan motivasi; 3. Kendala lingkungan; 4. Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh; 5. Ketidakmampuan merasakan hubungan spasial; 6. Gangguan muskuloskletal; 7. Gangguan neuromuscular; 8. Nyeri; 9. Gangguan persepsi; 10. Kelemahan. Kriteria Hasil: 1. Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri. 2. Melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri. 3. Mempertahankan aktivitas dalam penyediaan mandi. 16 Intervensi: 1. Kaji kemampuan dan tingkat kekuatan skala 0-4 untuk melakukan kebutuhan sehari-hari. Rasional: Membantu dalam mengantisipasimerencanakan pemenuhan kebutuhan secara individual 2. Hindari untuk melakukan sesuatu untuk pasien yang dapat dilakukan sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan. Rasional: Meningkatkan kemandirian dan harga diri. 3. Pertahankan mobilisasi, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. Rasional: Mendukung kemandirian fisik. 4. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya. Rasional: Meningkatkan perasaan makna diri, meningkatkan kemandirian dan mendorong pasien untuk berusaha secara kontinu. 17

B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN PRIORITAS

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

1 40 52

Asuhan Keperawatan pada Bayi P dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit di Kelurahan Harjosari II Lingkungan VII Kecamatan Medan Amplas

0 48 50

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan DasarMobilisasi di Kelurahan Harjosari II Lingkungan XIII Kecamatan Medan Amplas

0 22 44

Asuhan Keperawatan pada Ny.A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan VII Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 30 56

Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan Prioritas Masalah Nyeri Kronik di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

1 60 68

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi di Lingkungan VII Kecamatan Harjosari II Kelurahan Medan Amplas

0 3 59

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi di Lingkungan VII Kecamatan Harjosari II Kelurahan Medan Amplas

0 0 8

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi di Lingkungan VII Kecamatan Harjosari II Kelurahan Medan Amplas

0 0 3

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi di Lingkungan VII Kecamatan Harjosari II Kelurahan Medan Amplas

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar: Mobilisasi di Lingkungan VII Kecamatan Harjosari II Kelurahan Medan Amplas

0 0 11