4.4. Kuat Impak.
Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga
benda uji mengalami depormasi. Pada pengujian impak dengan metode Charpy : Pada pengujian impak ini banyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk
terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan impak atau ketangguhan bahan tersebut. Bila bahan tersebut tangguh yaitu makin mampu menyerap energi lebih
besar maka makin rendah posisi. Suatu material dikatakan tangguh bila memiliki kemampuan menyerap beban kejut yang besar tanpa terjadinya retak atau
terdeformasi dengan mudah. Pada penujian impak, energi yang diserap oleh benda uji biasanya dinyatakan dalam satuan joule dan dibaca langsung pada skala dial
penunjuk yang telah dikalibrasi yang terdapat pada mesin penguji.
Universitas Sumatera Utara
Grafik dibawah menunjukkan hubungan impak terhadap massa ampas tebu, melihat seperti gambar 4.4 berikut :
Gambar 4.4 Hubungan Impak terhadap persentase penambahan ampas tebu.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Kekerasan Hardness Kekerasan suatu bahan adalah ketahanan daya tahan suatu bahan terhadap daya
benam dari bahan lain yang lebih keras dan dibenamkan kepadanya. Maksud pengujian kekerasan adalah untuk mengetahui kekerasan bahan, yang mana data ini
sangat penting di dalam proses perlakuan panas. Nilai kekerasan bahan mempunyai korelasi dengan nilai tegangan regangan pad uji tarik. Uji kekerasan dapat dilakukan
dengan beberapa metode, antara lain : Brinell,Rockwell, dan Vickers, perbedaan antara ketiga metode ini adalah pada material dan bentuk indentor atau penetrator.
Kekerasan Brinell BHN adalah rasio perbandingan antara beban F dngan luas permukaan.
Universitas Sumatera Utara
Grafik dibawah menunjukkan hubungan kekerasan terhadap massa ampas tebu, melihat seperti gambar 4.5 berikut :
Gambar 4.5 Hubungan antara kekerasan terhadap persentase penambahan ampas tebu
.
Universitas Sumatera Utara
20 40
60 80
100 120
100 1000
10000
Frekuensi Hz S
u o
n d
L evel
d B
β datang β serap
β tangkap
4.6. Daya Redam Suara Pengujian daya redam suara dari batako ringan dilakukan dengan menggunakan
signal generator. Berdasarkan sifat mekanik dan fisis dari batako ringan tersebut, untuk komposisi 100 massa pasir dikeringkan selama 28 hari. Pada gambar 4.6a
ditunjukkan hasil pengukuran level intensitas suara dari batako ringan pada komposisi 100 massa pasir dikeringkan selama 28 hari.
Gambar 4.6.a. Grafik hubungan tingkat penyerapan suara terhadap frekuensi.
Pada pengujian penyerapan suara yang dilakukan adalah pada rentang frekuensi pengukuran : 100 – 2000 Hz. Ternyata level intensitas suara dari sumber
yang datang adalah berkisar antara 62,20 – 101,10 dB level intensitas suara yang terserap sekitar 32,80 – 64,40 dB.
Universitas Sumatera Utara
Batako ringan dengan komposisi 100 massa pasir yang dikeringkan selama 28 hari memiliki sifat penyerapan suara yang baik masing-masing pada frekuensi:
125,250, 500, dan 2000 Hz dengan tingkat penyerapan sebesar : 1,585, 1,00, 0,32, dan 0,100 .
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan sifat mekanik dan fisis dari batako ringan tersebut, untuk komposisi 1 massa ampas tebu dan 79 massa pasir yang dikeringkan selama 28 hari.
Pada gambar 4.6b ditunjukkan hasil pengukuran level intensitas suara dari batako ringan pada komposisi 1 massa ampas tebu dan 79 massa pasir yang
dikeringkan selama 28 hari.
20 40
60 80
100 120
100 1000
10000
Frekuensi Hz so
u n
d L
evel d
B
β datang β tangkap
β serap
Gambar 4.6.b. Grafik hubungan tingkat penyerapan suara terhadap frekuensi. Pada pengujian penyerapan suara yang dilakukan adalah pada rentang frekuensi
pengukuran : 100 – 2000 Hz. Ternyata level intensitas suara dari sumber yang datang adalah berkisar antara 62,20 – 101,10 dB level intensitas suara yang terserap
sekitar 32,80 – 64,40 dB.
Batako ringan dengan komposisi 1 massa ampas tebu yang dikeringkan selama 28 hari memiliki sifat penyerapan suara yang baik masing-masing pada
Universitas Sumatera Utara
frekuensi: 100,125, 500, dan 2000 Hz dengan tingkat penyerapan sebesar : 0,158, 1,00, 0,32, dan 0,100 .
Untuk komposisi 2 massa ampas tebu dan 78 massa pasir yang dikeringkan 28 hari pada gambar 4.6c.
20 40
60 80
100 120
100 1000
10000
Frekuensi Hz S
oun d l
e v
e l
dB
β datang β tangkap
β serap
Gambar 4.6.c. Grafik hubungan tingkat penyerapan suara terhadap frekuensi.
Pada komposisi 2 massa ampas tebu dan 78 massa pasir pada rentang frekuensi pengukuran : 100 – 2000 Hz. Ternyata level intensitas suara dari sumber
yang datang adalah berkisar antara 62,20 – 101,10 dBlevel intensitas suara yang terserap sekitar 32,80 – 64,40 dB.
Batako ringan memiliki sifat penyerapan suara yang baik masing-masing pada frekuensi: 125, 250, 500 dan 2000 Hz dengan tingkat penyerapan sebesar : 1,585,
1, 0,32 dan 0,1 .
Untuk komposisi 3 massa ampas tebu dan 77 massa pasir yang dikeringkan 28 hari pada gambar 4.6d
Universitas Sumatera Utara
20 40
60 80
100 120
100 1000
10000
Frekuensi Hz S
oun d l
e v
e l
dB
β datang β tangkap
β serap
Gambar 4.6.d. Grafik hubungan tingkat penyerapan suara terhadap frekuensi. Pada komposisi 3 massa ampas tebu dan 77 massa pasir pada rentang
frekuensi pengukuran : 100 – 2000 Hz. Ternyata level intensitas suara dari sumber yang datang adalah berkisar antara 62,20 – 101,10 db level intensitas suara yang
terserap sekitar 34,80 – 69,40 dB. Batako ringan memiliki sifat penyerapan suara yang baik masing-masing pada
frekuensi: 125, 250, 500 dan 2000 Hz dengan tingkat penyerapan sebesar : 3,16, 0,63, 0,39 dan 0,32 .
Untuk komposisi 4 massa ampas tebu dan 76 massa pasir yang dikeringkan 28 hari pada gambar 4.6e.
Universitas Sumatera Utara
1 10
100 1000
100 1000
10000
Frekuensi Hz S
ound l e
v e
l dB
β datang β tangkap
β serap
Gambar 4.6.e. Grafik hubungan tingkat penyerapan suara terhadap frekuensi. Pada komposisi 4 massa ampas tebu dan 76 massa pasir pada rentang
frekuensi pengukuran : 100 – 2000 Hz. Ternyata level intensitas suara dari sumber yang datang adalah berkisar antara 62,20 – 101,10 db level intensitas suara yang
terserap sekitar 37,20 – 72,50 dB. Batako ringan memiliki sifat penyerapan suara yang baik masing-masing pada
frekuensi: 125, 250, 500 dan 1000 Hz dengan tingkat penyerapan sebesar : 10,00, 3,16, 0,316 dan 1,00 .
Untuk komposisi 5 massa ampas tebu dan 75 massa pasir yang dikeringkan 28 hari pada gambar 4.6.f.
Universitas Sumatera Utara
20 40
60 80
100 120
100 1000
10000
Frekuensi Hz S
ound Le v
e l
dB
β datang β tangkap
β serap
Gambar 4.6.f. Grafik hubungan tingkat penyerapan suara terhadap frekuensi. Pada komposisi 5 massa ampas tebu dan 75 massa pasir pada rentang
frekuensi pengukuran : 100 – 2000 Hz. Ternyata level intensitas suara dari sumber yang datang adalah berkisar antara 62,20 – 101,10 db level intensitas suara yang
terserap sekitar 34,80 – 75,90 dB. Batako ringan memiliki sifat penyerapan suara yang baik masing-masing pada
frekuensi: 100,125, 250, dan 500 Hz dengan tingkat penyerapan sebesar : 1,00, 10,00, 3,16 dan 1,00 .
Grafik 4.6g hubungan tingkat penyerapan suara terhadap komposisi pada batako ringan 1 massa ampas tebu, 2 massa ampas tebu, 3 massa
Universitas Sumatera Utara
ampas tebu, 4 massa ampas tebu, 5 massa ampas tebu untuk frekuensi 125 Hz.
Frekuensi 125 Hz
0,0158 0,01 0,0158 0,0316
0,1 0,1
0,02 0,04
0,06 0,08
0,1 0,12
2 4
6
Ampas Tebu massa K
o e
fis ie
n A
b s
o rb
s i
Series1
Gambar 4.6g Gambar diatas menunjukkan komposisi terbaik ampas tebu pada 4
Grafik 4.6h hubungan tingkat penyerapan suara terhadap komposisi pada batako ringan 1 massa ampas tebu, 2 massa ampas tebu, 3 massa
Universitas Sumatera Utara
ampas tebu, 4 massa ampas tebu, 5 massa ampas tebu untuk frekuensi 250 Hz.
frekuensi 250 Hz
0,01 0,0001
0,01 0,00631
0,0316 0,0316
0,005 0,01
0,015 0,02
0,025 0,03
0,035
1 2
3 4
5 6
Ampas tebu massa K
o e
fis ie
n a
b s
o rb
s i
Gambar 4.6h Gambar diatas menunjukkan komposisi terbaik ampas tebu pada 4
Grafik 4.6i hubungan tingkat penyerapan suara terhadap komposisi pada batako
Universitas Sumatera Utara
ringan 1 massa ampas tebu, 2 massa ampas tebu, 3 massa ampas tebu, 4 massa ampas tebu, 5 massa ampas tebu untuk frekuensi 500 Hz.
Frekuensi 500 Hz
0,00316 0,00316 0,00316
0,00398 0,00316
0,01
0,002 0,004
0,006 0,008
0,01 0,012
1 2
3 4
5 6
Ampas tebu massa K
o e
fis ie
n a
b s
o rb
s i
Gambar 4.6i Gambar diatas menunjukkan komposisi terbaik ampas tebu pada 5
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.6j hubungan tingkat penyerapan suara terhadap komposisi pada batako ringan 1 massa ampas tebu, 2 massa ampas tebu, 3 massa ampas tebu,
4 massa ampas tebu, 5 massa ampas tebu untuk frekuensi 1000 Hz.
Gambar 4.6j Gambar diatas menunjukkan komposisi terbaik ampas tebu pada 4
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.6k hubungan tingkat penyerapan suara terhadap komposisi pada batako ringan 1 massa ampas tebu, 2 massa ampas tebu, 3 massa
ampas tebu, 4 massa ampas tebu, 5 massa ampas tebu untuk frekuensi 2000 Hz.
Frekuensi 2000 Hz
0,001 0,001
0,001 0,00316 0,00316 0,00316
0,0005 0,001
0,0015 0,002
0,0025 0,003
0,0035
1 2
3 4
5 6
Ampas Tebiu massa K
o e
fis ie
n A
b s
o rb
s i
Gambar 4.6k Gambar diatas menunjukkan komposisi terbaik ampas tebu pada 4
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN