pada saat kita membuat dekopling, kita menciptakan system resonansi., sehingga system dinding hanya akan bekerja jauh diatas frekuensi resonansi itu. Insulasi akan
buruk kinerjanya pada frekuensi dibawah ½ oktaf frekuensi resonansi. Jika bisa mengendalikan resonansi ini dengan benar, maka insulasi frekuensi rendah yang
merupakan problem utama dalam proses insulasi akan dapat dicapai dengan baik.
C. Absorbsi atau Penyerapan Energi Suara
Penggunaan bahan penyerap suara dengan cara disisipkan dalam system dinding insulasi akan meningkatkan kinerja insulasi, karena energi suara yang merambat
melewati bahan penyerap akan diubah menjadi energi panas untuk menggetarkan partikel udara yang terperangkap dalam pori-pori bahan penyerap. Bahan penyerap
ini juga akan menurunkan frekuensi resonansi system partisidinding yang di dekopling.
Insulasi atau soundproofing tidak ditentukan semata oleh bahan penyerap apa yang diisikan dalam dinding anda. Jika menggunakan dinding sandwich konvensional
kedua permukaan dihubungkan oleh stud dan diisi celah diantaranya dengan bahan penyerap suara, suara akan tetap dapat lewat melalui stud tanpa harus melalui bahan
penyerap suara. Jadi bahan penyerap hanya akan efektif bila ada dekopling.
D. Resonansi
Prinsip ini bekerja bertentangan dengan prinsip 1, 2, dan 3, karena resonansi bersifat memudahkan terjadinya getaran. Bila getaran terjadi pada frekuensi yang sama
dengan frekuensi resonansi sistem dinding, maka energi suara akan dengan mudah menembus dinding seberapa tebal dan beratpun dinding. Ada 2 cara untuk
mengendalikan resonansi ini: • Redam resonansinya, sehingga amplituda energi yang sampai sisi lain
dinding akan sangat berkurang. • Tekan frekuensi resonansi serendah mungkin dengan prinsip 1, 2 dan 3.
E. Konduksi
Bayangan suara, penyebab lain kebocoran suara adalah karena kebocoran suara yang disebabkan karena adanya celah pada dinding partisi di bagian atas. Sebaiknya
Universitas Sumatera Utara
dinding partisi harus dibuat full dari lantai sampai dengan dek atap. Konduksi suara, kebocoran suara dihantarkan atau dikonduksikan melalui dua media. Konduksi
pertama adalah konduksi melalui media udara dan konduksi kedua adalah konduksi melalui media struktur. Solusi untuk mengurangi konduksi suara melalui media
udara adalah dengan membuat rongga udara diantara dua dinding partisi. Sedangkan solusi untuk mengurangi konduksi yang terjadi karena rambatan getaran pada
struktur adalah mengisolasi struktur dengan vibration damping material seperti Acourete Mat dan Acourete Resilient Channel. Gunakan double door dan double
window untuk menginsulasi suara keluar dari ruangan atau sebaliknya. Suara adalah gelombang mekanik, sehingga apabila dinding terhubung secara
mekanik kedua sisinya, maka suara akan dengan mudah merambat dari satu sisi ke sisi lainnya. Untuk mengendalikannya tentu saja harus memotong hubungan
mekanis antara sisi satu dengan sisi yang lain, misalnya dengan dilatasi antar sisi, menyisipkan bahan lain yang memiliki karakter isolasi lebih tinggi beda Impedansi
Akustik atau tahanan akustik, menggunakan studs dengan cara zigzag dan sebagainya. Konduksi ini juga yang seringkali menyumbangkan problem flangking
suara antar ruang. Itu sebabnya pemberian dekoplingdilatasi pada lantai dan langit- langit juga penting.
Berdasarkan referensi Wilbert F. Stoecker, 1982, bahwa orde besaran koefisien penyerapan,
α untuk batako berkisar antara 0,01 – 0,05 dan bahan akustik sekitar 0,2 – 0,8 atau 2 – 8. Sedangkan berdasarkan laporan dari hasil penelitian lainnya,
menyatakan bahwa koefisien absorpsi suara dari batako ringan berpori pada frekuensi 125 Hz adalah sebesar 0,36 atau 36 dan frekuensi 500 Hz sebesar 0,31
atau 31.
2.3. Pengertian Bunyi