Densitas Density HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Batako ringan aerated concrete sering juga disebut batako berpori, dibuat dari bahan baku campuran semen, pasir dan ampas tebu. Perlakuan batako dilakukan dengan proses pengeringan secara alami room temperature, dengan waktu pengeringan ageing selama 28 hari. Untuk mengetahui karakteristik batako tersebut maka perlu dilakukan pengukuran atau pengujian besaran-besaran fisis dan mekanis, antara lain : densitas, penyerapan air, kuat tekan, impak, kekerasan, daya redam suara. Pengujian secara lengkap yang meliputi pengujian fisis dan mekanis batako berpori masing-masing akan dibahas secara rinci sebagai berikut.

4.1. Densitas Density

Hasil pengukuran densitas dari batako ringan dengan campuran bahan baku semen, pasir, dan ampas tebu yang telah dibuat dan dikeringkan secara alami dengan waktu pengeringan 28 hari., terlihat bahwa nilai densitas batako tanpa ampas tebu 100 massa pasir yang telah dikeringkan sebagai fungsi waktu 28 hari adalah berkisar 1,78 grcm 3 . apabila dilihat dari nilai densitas yang dihasilkan, maka jenis batako ini dapat diklasifikasikan sebagai batako normal struktural. Dilihat dari hasil yang diperoleh, berdasarkan waktu pengeringan yaitu semakin lama waktu pengeringan maka tingkat kepadatan solidifikasi batako ringan semakin tinggi, karena selama proses pengeringan telah terjadi proses penyusutan shringkage yang disertai dengan pelepasan air hidratasi yang terikat secara alami perlahan-lahan. Proses kebalikan yang juga biasa dilakukan dalam Universitas Sumatera Utara proses fabrikasi dalam dunia industri adalah dengan cara pelepasan paksa dalam waktu yang relatif singkat orde jam yang dikenal dengan proses autoclave. Peristiwa pelepasan air yang terikat biasanya dapat melalui rongga-rongga yang ada pada batako menuju kepermukaan dan batako tersebut secara bertahap terhidrasi, sehingga terjadi ikatan yang lebih stabil. Pada penambahan ampas tebu sebesar 1 massa maka nilai densitas batako menjadi turun, yaitu 1,52 grcm 3 , perubahan nilai densitas yang ditampilkan tersebut yaitu karena adanya faktor waktu pengeringan ageing process yang telah dilakukan 28 hari. Apabila dilihat dari nilai densitas yang diperoleh, dengan penambahan 1 massa ampas tebu maka termasuk dalam klasifikasi batako ringan struktur structural lightweight concretes dengan densitas berkisar 1,4 – 1,8 grcm 3 Iman Satyarno, 2004. Untuk penambahan jumlah ampas tebu sebanyak 2 massa, nilai densitas yang diperoleh adalah 1,43 grcm 3 dengan rentang waktu pengeringan 28 hari. Nilai densitas yang dihasilkan juga termasuk dalam kategori batako ringan struktur. Sedangkan untuk jumlah 3 massa ampas tebu, nilai densitas yang diperoleh adalah 1,19 grcm 3 dengan waktu pengeringan 28 hari. Jadi pada penambahan 3 massa ampas tebu dapat dikategorikan sebagai batako ringan dengan kekuatan menengah moderate-strength lightweight concrete. Untuk penambahan jumlah 4 massa ampas tebu, nilai densitas yang diperoleh menjadi 1,13 grcm 3 dengan waktu pengeringan 28 hari. Jenis batako ini termasuk dengan kekuatan menengah moderate-strength lightweight concrete. Sedangkan untuk 5 massa ampas tebu, nilai densitas yang diperoleh sekitar 1,07 grcm 3 . Universitas Sumatera Utara Menurut Yanarta, 2008, batako berpori yang diklasifikasikan sebagai batako ringan adalah batako yang memiliki densitas 23 dari densitas batako normal. Nilai densitas batako ringan berpori yang dikeringkan secara alami konvensional adalah berkisar 0,741 grcm 3 Abbate, 2005. Dilihat dari nilai yang diperoleh maka batako tersebut dapat dikategorikan sebagai batako ringan panas insulating concrete, namun demikian perlu juga dilihat dari besaran fisis lainnya. Universitas Sumatera Utara Grafik dibawah menunjukkan hubungan densitas terhadap massa ampas tebu, melihat seperti gambar 4.1 berikut Gambar 4.1 Hubungan Densitas terhadap persentase penambahan ampas tebu. Universitas Sumatera Utara 4.2. Penyerapan Air Water Absorption Nilai penyerapan air dari batako ringan berbasis ampas tebu, pasir, dan semen, yang dikeringkan secara alami 28 hari, diperoleh berkisar antara 9,99 – 13,46 . Batako yang dibuat tanpa ampas tebu 100 massa pasir dan dikeringkan sebagai fungsi waktu 28 hari, maka nilai penyerapan air yang diperoleh adalah berkisar 9,99 . Untuk penambahan 1 ampas tebu dan dikeringkan selama 28 hari, maka nilai penyerapan air yang dihasilkan 10,03 . Pada penambahan 2 ampas tebu dan dikeringkan secara konvensional sebagai fungsi waktu 28 hari, diperoleh nilai penyerapan air yaitu 11,51 Penambahan 3 ampas tebu dan dikeringkan sebagai fungsi waktu 28 hari, diperoleh nilai penyerapan air 12,23 .sedangkan untuk penambahan 4 ampas tebu dan dikeringkan 28 hari diperoleh nilai penyerapan air sekitar 12,92. Dan terakhir dengan penambahan 5 ampas tebu dan dikeringkan dalam kurun waktu 28 hari, diperoleh nilai penyerapan air sebesar 13,46 . Universitas Sumatera Utara Grafik dibawah menunjukkan hubungan penyerapan air terhadap massa ampas tebu, melihat seperti gambar 4.2 berikut : Gambar 4.2 Hubungan penyerapan air terhadap persentase penambahan ampas tebu. Universitas Sumatera Utara

4.3. Kuat Tekan Compressive Strength