Hydrex Tabel 5.25 Nilai Rata-rata Isodine Sol Dalam penentuan model peramalan obat Isodine Sol digunakan nilai

5.2.3.2.1. Pemilihan Model Peramalan 1. Aerene Injeksi

Dengan menggunakan nilai α yaitu 0,1 dan 0,3 maka kita akan melihat perbedaan rata-rata absolute error, dimana error yang lebih kecil maka menunjukkan bahwa model yang digunakan akan lebih akurat. Seperti ditunjukkan pada Tabel 5.24 berikut: Tabel 5.24 Nilai Rata-rata Absolute Error untuk Obat Aerene Injeksi t Dt Ft α = 0,1 Dt-Ft e t │e t │ Ft α =0,3 Dt-Ft e t │e t │ 1 10 12,18 -2,18 2,18 11,69 -1,69 1,69 2 19 10,90 8,10 8,10 12,70 6,30 6,30 3 15 18,60 -3,60 3,60 17,80 -2,80 2,80 4 11 14,60 -3,60 3,60 13,80 -2,80 2,80 5 17 11,60 5,40 5,40 12,80 4,20 4,20 6 15 16,80 -1,80 1,80 16,40 -1,40 1,40 7 3 13,80 -10,80 10,80 11,40 -8,40 8,40 8 2,70 -2,70 2,70 2,10 -2,10 2,10 9 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10 13 1,30 11,70 11,70 3,90 9,10 9,10 11 25 14,20 10,80 10,80 16,60 8,40 8,40 12 21 24,60 -3,60 3,60 23,80 -2,80 2,80 Rata-rata 12,42 5,36 4,17 Sumber: Pengolahan Data 2009 Dari Tabel 5.24 diatas dapat kita lihat bahwa rata-rata absolute error yanglebih kecil terdapat pada nilai α = 0,3 hal ini menunjukkan bahwa model peramalan Pemulusan Eksponensial akan lebih akurat digunakan dengan nilai α yaitu 0,3. Jadi untuk pengolahan data selanjutnya kita akan menggunakan nilai α = 0,3, dan untuk melihat keandalan model ini dapat kita lihat pada verifikasi peramalan dengan menggunakan peta control.

2. Hydrex Tabel 5.25 Nilai Rata-rata

Absolute Error untuk Obat Hydrex t Dt Ft α = 0,1 Dt-Ft e t │e t │ Ft α =0,3 Dt-Ft e t │e t │ 1 6 11,2 -5,2 5,2 10,03 -4,03 4,03 Universitas Sumatera Utara 2 12 6,6 5,4 5,4 7,80 4,20 4,20 3 12 12 0,0 0,0 12,00 0,00 0,00 4 5 11,3 -6,3 6,3 9,90 -4,90 4,90 5 12 5,7 6,3 6,3 7,10 4,90 4,90 6 12 12 0,0 0,0 12,00 0,00 0,00 7 18 12,6 5,4 5,4 13,80 4,20 4,20 8 16,2 -16,2 16,2 12,60 -12,60 12,60 9 12 1,2 10,8 10,8 3,60 8,40 8,40 10 18 12,6 5,4 5,4 13,80 4,20 4,20 11 12 17,4 -5,4 5,4 16,20 -4,20 4,20 12 22 13 9,0 9,0 15,00 7,00 7,00 Rata-rata 11,75 6,28 4,89 Sumber: Pengolahan Data 2009 Dari Tabel 5.25 bahwa rata-rata absolute error yang lebih kecil terdapat pada nilai α = 0,3 sama dengan jenis obat yang pertama. Hal ini menunjukkan bahwa model peramalan Pemulusan Eksponensial akan lebih akurat digunakan dengan nilai α yaitu 0,3 dan untuk pengolahan data selanjutnya kita akan menggunakan nilai α = 0,3, dan untuk melihat keandalan model ini dapat kita lihat pada verifikasi peramalan dengan menggunakan peta control.

3. Isodine Sol Dalam penentuan model peramalan obat Isodine Sol digunakan nilai

α yang sama dengan jenis obat lainnya, yaitu α = 0,1 dan α = 0,3 seperti ditunjukkan pada Tabel 5.26 berikut. Tabel 5.26 Nilai Rata-rata Absolute Error untuk Obat Isodine Sol t Dt Ft α = 0,1 Dt-Ft e t │e t │ Ft α =0,3 Dt-Ft e t │e t │ 1 8 10,4 -2,40 2,40 9,87 -1,87 1,87 2 10 8,2 1,80 1,80 8,60 1,4 1,40 3 10 10,0 0,00 0,00 10,00 0,00 4 10 10,0 0,00 0,00 10,00 0,00 5 12 10,2 1,80 1,80 10,60 1,4 1,40 6 12 12,0 0,00 0,00 12,00 0,00 7 15 12,3 2,70 2,70 12,90 2,1 2,10 Universitas Sumatera Utara 8 13,5 -13,50 13,50 10,50 -10,5 10,50 9 4 0,4 3,60 3,60 1,20 2,8 2,80 10 15 5,1 9,90 9,90 7,30 7,7 7,70 11 12 14,7 -2,70 2,70 14,10 -2,1 2,10 12 20 12,8 7,20 7,20 14,40 5,6 5,60 Rata-rata 10,67 3,80 2,96 Sumber: Pengolahan Data 2009 Dari Tabel 5.26 rata-rata absolute error yang lebih kecil terdapat pada nilai α = 0,3. Hal ini menunjukkan bahwa model peramalan Pemulusan Eksponensial akan lebih akurat digunakan dengan nilai α yaitu 0,3.

4. Halothane Dalam penentuan model peramalan obat Halothane digunakan nilai