Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Daerah Anggaran Berbasis Kinerja

c. Tahap implementasi implementation Setelah anggaran disetujui oleh legeslatif, tahap berikutnya adalah pelaksanaan anggaran. Dalam tahap pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen. Sistem akuntansi yang baik meliputi pula di buatnya sistem pengendalian intern yang memadai. d. Tahap pelaporan dan evaluasi reporting evaluation Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran. Tahap persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek operasioanal anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian menejemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak akan menemui banyak masalah.

5. Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Daerah

Sejak masa reformasi masalah keuangan daerah merupakan masalah yang banyak dibicarakan dalam konteks sektor publik. Halim 2001:19 mengartikan keuangan daerah sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun Universitas Sumatera Utara barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimilikidikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihakpihak lain sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan pengertian keuangan daerah menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 29 tahun 2002 tentang pedoman pengurusan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah serta tata cara penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pelaksanaan tata usaha keuangan daerah dan penyusunan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah APBD adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Adapun ruang lingkup dari keuangan daerah menurut Halim 2001:20 ada dua yaitu: 1. keuangan daerah yang dikelola langsung meliputi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD juga Barang - barang inventaris milik daerah, 2. kekayaan daerah yang dipisahkan, meliputi Badan Usaha Milik Daerah BUMD. Keuangan daerah dikelola melalui manajemen keuangan daerah. Adapun arti dari keuangan daerah sendiri yaitu pengorganisasian dan pengelolaan sumber dayakekayaan yang ada pada suatu daerah untuk mencapai tujuan yang dikehendaki daerah tersebut, Halim 2001:20. Sedangkan alat untuk melaksanakan manajemen keuangan daerah yaitu tata usaha daerah yang terdiri Universitas Sumatera Utara dari tata usaha umum dan tata usaha keuangan yang sekarang lebih dikenal dengan akuntansi keuangan daerah.

6. Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam kegiatan- kegiatan dengan manfaat yang dihasilkan. Manfaat tersebut dideskripsikan pada seperangkat tujuan dan sasaran yang dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja. Anggaran Berbasis Kinerja yang efektif akan mengidentifikasikan keterkaitan antara nilai uang dan hasil, serta dapat menjelaskan bagaimana keterkaitan tersebut dapat terjadi yang merupakan kunci pengelolaan program secara efektif. Jika terjadi perbedaan antara rencana dan realisasinya, dapat dilakukan evaluasi sumber-sumber input dan bagaimana keterkaitannya dengan outputoutcome untuk menentukan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program. Sebenarnya anggaran yang berorientasi pada kinerja dikenal pertama kali di Amerika pada tahun 1949, namun banyak mengalami kegagalan dan mulai ditinggalkan. Namun di era tahun ’90-an, beberapa hal yang penting dari Performance budgeting dan dianggap bermanfaat mulai dikembangkan bersamaan dengan reformasi administrasi publik. Menurut pasal 1 ayat 35 PP 582005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah “ Anggaran Berbasis Kinerja adalah keluaranhasil dari kegiatanprogram Universitas Sumatera Utara yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. ”. Elemen utama anggaran kinerja adalah elemen-elemen yang digunakan sebagai kerangka dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Menurut penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal pada pasal 39 ayat 2 PP 582005, bahwa elemen utama anggaran berbasis kinerja adalah sbb: 1 Standar analisa biaya Standar analisa biaya memuat penilaian kewajaran biaya untuk setiap kegiatan untuk menghasilkan tingkat pelayanan tertentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Penilaian kewajaran didasarkan pada proporsionalitas antara alokasi biaya dan capaian kinerja yang diharapkan untuk mencapai suatu tujuan serta disinkronkan dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja dalam pelayanan publik. 2 Tolak ukur kinerja Tolak ukur kinerja merupakan ukuran keberhasilan yang dicapai pada setiap unit kerja perangkat daerah, disesuaikan dengan kebutuhan aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam indikator kinerja yang ditetapkan dalam peraturan daerah. Penetapan tolak ukur yang tepat akan memberikan pengaruh pada interprestasi terhadap pencapaian kinerja input, output, outcome, bahkan dapat mengindikasikan kemungkinan benefit dan impact yang bakal muncul dalam satuan waktu tertentu. 3 Standar biaya Universitas Sumatera Utara Standar biaya merupakan harga satuan unit biaya yang berlaku bagi masing-masing daerah. Standar biaya dapat berfungsi sebagai alat pengontrol pengalokasian dana, sehingga terhindar dari mark-up dalam penyusunan anggaran serta dapat digunakan sebagai indikator sederhana dalam menilai efisiensi fan efektifitas anggaran. 4. Rencana Kinerja Perencanaan kinerja adalah aktivitas analisis dan pengambilan keputusan ke depan untuk menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan di masa mendatang. Pada prinsipnya perencanaan kinerja merupakan penetapan tingkat capaian kinerja yang dinyatakan dengan ukuran kinerja atau indikator kinerja dalam rangka mencapai sasaran atau target yang telah ditetapkan.Perencanaan merupakan komponen kunci untuk lebih mengefektifkan dan mengefisienkan pemerintah daerah. Sedangkan perencanaan kinerja membantu pemerintah untuk mencapai tujuan yang sudah diidentifikasikan dalam rencana stratejik, termasuk didalamnya pembuatan target kinerja dengan menggunakan ukuran-ukuran kinerja. 5 Indikator Kinerja Bagian penting dalam penyusunan ABK adalah menetapkan ukuran atau indikator keberhasilan sasaran dari fungsi-fungsi belanja. Oleh karena aktivitas dan pengeluaran biaya dilaksanakan pada tiap satuan kerja perangkat daerah, maka kinerja yang dimaksud akan menggambarkant ingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, dan kebijaksanaan dalam mewujudkan Universitas Sumatera Utara sasaran, tujuan, misi, dan visi unit kerja tersebut. Pencapaian kinerja dapat dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerjai nstansi Pemerintah LAKIP. Informasi dalam laporan tersebut dapat memberikan kontribusi pada: - Pengambilan keputusan yang lebih baik yaitu dengan menyediakan informasi kepada pimpinan dalam melaksanakan fungsi pengendalian, - Penilaian kinerja dengan menghubungkan dua hal yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi dalam aspek manajemen personalia sekaligus memotivasi pegawai pemerintahan, - Akuntabilitas, dengan membantu pimpinan dalam memberikan pertanggungjawaban, - Pemberian pelayanan, dengan peningkatan kinerja layanan publik, - Partisipasi publik dapat ditingkatkan dengan adanya laporan yang jelas atas ukuran kinerja. Masyarakat akan terdorong untuk memberikan perhatian lebih besar sekaligus memberikan motivasi atas pelayanan publik agar dapat memberikan jasa layanan yang lebih berkualitas dengan biaya yang rasional, - Perbaikan penanganan masalah masyarakat dengan jalan memberikan pertimbangan kepada masyarakat guna memberikan jasa layanan yang lebih nyata dan spesifik. Pada dasarnya penyusunan anggaran berbasis kinerja tidak terlepas dari siklus perencanaan, pelaksanaan, pelaporanpertanggungjawaban atas anggaran itu Universitas Sumatera Utara sendiri. Rencana stratejik yang dituangkan dalam target tahunan pada akhirnya selalu dievaluasi dan diperbaiki terus menerus. Siklus penyusunan rencana yang digambarkan berikut ini menunjukkan bagaimana ABK digunakan sebagai umpan balik feed back dalam rencana stratejik secara keseluruhan. a. Jenis-jenis indikator kinerja Dalam pendekatan proses pencapaian sasaran menurut fungsi belanja tersebut, memerlukan identifikasi indikator-indikator melalui sistem pengumpulan dan pengolahan datainformasi untuk menentukan capaian tingkat kinerja kegiatanprogram. Mendefinisikan target kinerja dalam ukuran yang andal pada kondisi normal merupakan salah satu aspek yang sulit dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja. Berikut ini akan dijelaskan beberapa indikator kinerja, kegunaan dan ilustrasinya : • Masukan input Masukan merupakan sumber daya yang digunakan untuk memberikan pelayanan pemerintah. Indikator masukan meliputi biaya personil, biaya operasional, biaya modal, dan lain-lain yang secara total dituangkan dalam Pedoman belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal. Ukuran masukan ini berguna dalam rangka memonitor jumlah sumber daya yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara dan mendistribusikan produk, kegiatan dan atau pelayanan. Universitas Sumatera Utara Contoh-contoh : - Rupiah yang dibelanjakan untuk peralatan; - Jumlah jam kerja pegawai yang dibebankan; - Biaya-biaya fasilitas; - Ongkos sewa; - Jumlah waktu kerja pegawai. • Keluaran output Produk dari suatu aktivitaskegiatan yang dihasilkan satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan disebut keluaran out put. Indikator keluaran dapat menjadi landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila target kinerjanya tolok ukur dikaitkan dengan sasaran-sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Karenanya, indikator keluaran harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit organisasi yang bersangkutan. Indikator keluaran ouput digunakan untuk memonitor seberapa banyak yang dapat dihasilkan atau disediakan. Indikator tersebut diidentifikasikan dengan banyaknya satuan hasil, produk-produk, tindakan-tindakan, dan lain sebagainya. Contoh-contoh : Universitas Sumatera Utara - Jumlah izin yang dikeluarkan; - Jumlah panjang jalan yang diperbaiki; - Jumlah orang yang dilatih; - Jumlah kasus yang dikelola; - Jumlah dokumen yang diproses; - Jumlah klien yang dilayani. • Efisiensi Ukuran efisiensi biaya berkaitan dengan biaya setiap kegiatanaktivitas dan menjadi alat dalam membuat ASB serta menentukan standar biayanya. Ukuran efisiensi merupakan fungsi dari biaya satuan unit cost yang membutuhkan alat pembanding dalam mengukurnya. Indikator ini berguna untuk memonitor hubungan antara jumlah yang diproduksi dengan sumber daya yang digunakan. Ukuran efisiensi menunjukkan perbandingan input dan output dan sering diekspresikan dengan rasio atau perbandingan. Mengukur efisiensi dapat dilihat dari dua sisi yaitu biaya yang dikeluarkan per satuan produk input ke output atau produk yang dihasilkan per satuan sumber daya output ke input. Pada sisi pertama menggambarkan biaya per satuan, seperti : - Biaya per dokumen yang dikeluarkan; Universitas Sumatera Utara - Biaya per m3 aspal yang dilapis; - Biaya per surat izin yang dikeluarkan; - Biaya per karyawan yang dilatih. Sedangkan sisi lainnya, efisiensi dapat dipandang sebagai produktivitas sumber daya tersebut dalam satuan waktuunit, seperti : - Banyaknya produk yang dihasilkan per minggu; - Jumlah karyawan yang diajar per instuktur; - Kasus yang ditangani atau dipecahkan per unit kerja; - Panggilan yang ditangani per jam. • Kualitas Quality Ukuran kualitas digunakan untuk menentukan apakah harapan konsumen sudah dipenuhi. Bentuk harapan tersebut dapat diklasifikasikan dengan: akurasi, memenuhi aturan yang ditentukan, ketepatan waktu, dan kenyamanan. Harapan itu sendiri hasil dari umpan balik lingkungan internal dan eksternal. Perbandingan antara input-output sering digunakan untuk menciptakan ukuran kualitas dan mengidentifikasikan aspek yang pasti perihal pelayanan, produk dan aktivitas yang diproduksi unit kerja yang diperlukan masyarakat. Perbandingan antara output yang spesifik dengan keseluruhan output menciptakan ukuran akurasi, ketepatan waktu, dan aturan tambahan yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara Contoh-contoh: - Persentase dari pelayanan minimum penyediaan air sesuai kualitasnya; - Tingkat kesalahan pembayar pajak dari jumlah restitusi pajak; - Persentase kemampuan proses mengeluarkan SIM dalam satu jam. Harapan masyarakat dihubungkan dengan identifikasi umpan balik internal dan eksternal dari data yang diperoleh dapat membentuk ukuran kualitas itu sendiri. Sebagai contoh : - Persentase masyarakat yang secara relatif menyatakan pelayanan itu baik, sangat baik dan terbaik - Persentase tingkat kepuasan klien yang telah berhasil direhabilitasi. • Hasil outcome Indikator ini menggambarkan hasil nyata dari keluaran output suatu kegiatan. Pengukuran indikator hasil seringkali rancu dengan pengukuran indikator output. Sebagai contoh penghitungan “jumlah bibit unggul” yang dihasilkan dari suatu kegiatan merupakan tolok ukur keluaran output namun penghitungan “besar produksi per ha” merupakan tolok ukur hasil outcome. Indikator hasil outcome merupakan ukuran kinerja dari program dalam memenuhi sasarannya. Pencapaian sasaran dapat ditentukan dalam satu tahun anggaran, beberapa tahun anggaran, atau periode pemerintahan. Sasaran itu Universitas Sumatera Utara sendiri dituangkan dalam fungsibidang pemerintahan, seperti keamanan, kesehatan, atau peningkatan pendidikan. Ukuran hasil outcome digunakan untuk menentukan seberapa jauh tujuan dari setiap fungsi utama, yang dicapai dari output suatu aktivitas produk atau jasa pelayanan, telah memenuhi keinginan masyarakat yang dituju. Permasalahannya seringkali tujuan tersebut tidak dalam kendali satu unit kerja, misalnya program dari kepolisian untuk mengurangi tingkat kecelakaan di jalan tol dengan aktivitas mengeluarkan peraturan penggunaan sabuk pengaman. Harapannya, penggunaan sabuk pengaman mengurangi tingkat kecelakaan di jalan tol, padahal tingkat kecelakaan masih dipengaruhi faktor lain, seperti : kondisi jalan, mobil, tingkat pengemudi mabuk, kecepatan, dan lain sebagainya di luar jangkauankendali unit kerja tersebut. 6 Penetapan Target Kinerja Penetapan target kinerja dimaksudkan untuk mengetahui target sasaran kuantitatif dari pelaksanaan kegiatanprogram dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan pemerintah daerah dan perangkat pemerintah daerah. Untuk itu perlu dibuat ukuran kinerja yang berkaitan dengan rencana stratejik yang telah dirumuskan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam penetapan target kinerja adalah sebagai berikut: 1. Memilih dasar penetapan sebagai justifikasi penganggaran yang diprioritaskan pada setiap fungsibidang pemerintahan. Universitas Sumatera Utara 2. Memperhatikan tingkat pelayanan minimum yang ditetapkan oleh pemerintah daerah terhadap suatu kegiatan tertentu. 3. Kelanjutan setiap program, tingkat inflasi, dan tingkat efisiensi menjadi bagian yang penting dalam menentukan target kinerja. 4. Ketersediaan sumber daya dalam kegiatan tersebut: dana, SDM, sarana, prasarana pengembangan teknologi, dan lain sebagainya. 5. Kendala yang mungkin dihadapi dimasa depan. Penentuan indikator kinerja harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut : 1. Spesifik Berarti unik, menggambarkan obyeksubyek tertentu, tidak berdwimakna atau diinterpretasikan lain. 2. Dapat Diukur Secara obyektif dapat diukur baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. 3. Relevan Indikator kinerja sebagai alat ukur harus terkait dengan apa yang diukur dan menggambarkan keadaan subyek yang diukur, bermanfaat bagi pengambilan keputusan. 4. Tidak Bias Tidak memberikan kesan atau arti yang menyesatkan. Universitas Sumatera Utara Sedangkan penetapan target kinerja sasaran kuantitatif harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Spesifik Berarti unik, menggambarkan obyeksubyek tertentu, tidak berdwimakna atau diinterpretasikan lain. 2. Dapat diukur Secara obyektif dapat diukur baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. 3. Dapat Dicapai attainable Sesuai dengan usaha-usaha yang dilakukan pada kondisi yang diharapkan akan dihadapi. 4. Realistis 5. Kerangka waktu pencapaiannya time frame jelas 6. Menggambarkan hasil atau kondisi perubahan yang diinginkan.

7. Partisipasi Penyusunan Anggaran

Dokumen yang terkait

Kinerja Parlemen Lokal: Analisis Kinerja DPRD Kabupaten Toba Samosir Periode Tahun 2004-2009

0 36 82

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, GOAL COMMITMENT, DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

0 3 14

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, GOAL PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, GOAL COMMITMENT, DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

1 9 20

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA KOPERASI UNIT Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada Koperasi Unit Desa Kecamatan Jatinom.

0 2 13

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA KOPERASI UNIT Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada Koperasi Unit Desa Kecamatan Jatinom.

0 2 11

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey Pada

0 1 14

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survei Pada Rumah Sakit Di Kabupaten Klaten).

0 0 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

2 5 43

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

1 3 91

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 0 19