Kondisi Geografis Daerah Pemerintahan Kependudukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Sejarah Singkat Kabupaten Toba Samosir

Kabupaten Toba Samosir dibentuk dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal. Kabupaten Toba Samosir merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara yang diresmikan pada tanggal 9 Maret 1999 oleh Menteri Dalam Negeri, sekaligus melantik Pejabat Bupati Kabupaten Toba Samosir. Pada saat dibentuk Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 13 Kecamatan 4 perwakilan kecamatan, 281 desa serta 19 kelurahan.

2. Kondisi Geografis Daerah

Kabupaten Toba Samosir berada pada 2003’ - 2040’ Lintang Utara dan 98056’-99040’ Bujur Timur, Kabupaten Toba Samosir memiliki luas wilayah 2.021,8 Km2. Kabupaten Toba Samosir berada diantara lima kabupaten yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah Timur berbatasan dengan Labuhan Batu dan Asahan, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara serta sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Samosir. Kabupaten Toba Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan Universitas Sumatera Utara ketinggian antara 900 - 2.200 meter di atas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik.

3. Pemerintahan

Wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir tahun 2008 terdiri dari 16 kecamatan dengan 216 desakelurahan, yaitu 203 desa dan 13 kelurahan. Kecamatan Balige merupakan kecamatan dengan jumlah desakelurahan terbanyak, yaitu 35 desakelurahan. Sedangkan Kecamatan Tampahan dan Borbor merupakan kecamatan dengan jumlah desa kelurahan yang paling sedikit, yaitu masing-masing hanya 6 desa. Dari 216 desakelurahan yang ada di Kabupaten Toba Samosir tahun 2008, sekitar 54,17 persen merupakan desakelurahan swakarya, 18,06 persen desakelurahan swadaya dan sisanya 27,77 persen merupakan desa kelurahan swasembada.

4. Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2008 adalah 172.746 jiwa, dengan jumlah rumah tangga RT 38.276 RT. Dengan luas wilayah daratan 2.021,8 Km², tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Toba Samosir tahun 2008 sebesar 85,4 jiwakm². Kecamatan Balige yang merupakan ibukota kabupaten, pusat perdagangan dan pusat pemerintahan adalah kecamatan dengan tingkat kepadatan yang tertinggi, yaitu sebesar 480,4 Universitas Sumatera Utara jiwakm², kemudian Kecamatan Porsea dengan tingkat kepadatan sebesar 346,5 jiwakm². Sedangkan Nassau merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan yang terkecil, yaitu hanya 18,5 jiwakm². Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Toba Samosir lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan Tahun 2008. Jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 85.239 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 87.507 jiwa. Dengan demikian rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Toba Samosir sebesar 97,41 persen. Angka ini menunjukkan bahwa dari setiap 100 perempuan terdapat sekitar 97,41 orang laki-laki. Dari 16 jumlah kecamatan tahun 2008 di Kabupaten Toba Samosir, ada 1 kecamatan yang memiliki jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuannya, yaitu : Kecamatan Nassau dengan angka rasio jenis kelamin sebesar 100,58 persen. Kecamatan dengan angka sex ratio terkecil terdapat di Kecamatan Porsea sebesar 94,29 persen. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa kebanyakan laki- laki merantau ke luar daerah baik untuk mencari pekerjaan maupun tujuan melanjutkan pendidikan.

B. Analisis Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Kinerja Parlemen Lokal: Analisis Kinerja DPRD Kabupaten Toba Samosir Periode Tahun 2004-2009

0 36 82

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, GOAL COMMITMENT, DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

0 3 14

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, GOAL PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, GOAL COMMITMENT, DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

1 9 20

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA KOPERASI UNIT Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada Koperasi Unit Desa Kecamatan Jatinom.

0 2 13

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA KOPERASI UNIT Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada Koperasi Unit Desa Kecamatan Jatinom.

0 2 11

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey Pada

0 1 14

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survei Pada Rumah Sakit Di Kabupaten Klaten).

0 0 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

2 5 43

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

1 3 91

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 0 19