Kualitas Audit Dan Biaya Modal Ekuitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Iindonesia
SKRIPSI
KUALITAS AUDIT DAN BIAYA MODAL EKUITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
Devi Uli Arta S. 090503237
PROGRAM STUDI AKUNTANSI-S1 DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Kualitas Audit dan Biaya Modal Ekuitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Januari 2013
090503237 Devi Uli Arta S.
(3)
ABSTRAK
KUALITAS AUDIT DAN BIAYA MODAL EKUITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kualitas audit dengan biaya modal ekuitas. Kualitas audit dilihat dari segi ukuran Kantor Akuntan Publik, spesialisasi industri audit dan lama masa perikatan (tenur). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan ukuran KAP, spesialisasi industri, audit tenur dengan biaya modal ekuitas perusahaan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara ukuran KAP, spesialisasi industri, dan audit tenur dengan biaya modal ekuitas.
Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui analisis terhadap laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode analisis yang digunakan untuk melihat dan menganalisis hubungan antara varibel adalah analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu, uji signifikansi
simultan (Uji Statistik F), dan uji signifikansi individual (Uji Statistik t) dengan α
= 5 %. Proses analisis data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00 for windows.
Dari hasil pengolahan data didapat untuk uji signifikansi parsial, ukuran KAP dan spesialisasi industri audit memiliki hubungan yang negatif terhadap biaya modal ekuitas, tetapi hubungan tersebut tidak signifikan, sedangkan audit tenur memiliki hubungan yang positif dengan biaya modal ekuitas, tetapi tidak signifikan juga. Uji uji signifikansi simultan diperoleh hasil bahwa secara simultan ada hubungan yang signifikan.
Kata Kunci: Kualitas Audit, Ukuran KAP, Spesialisasi Industri Audit, Audit Tenur, Biaya Modal Ekuitas.
(4)
ABSTRACT
AUDIT QUALITY AND COST OF EQUITY CAPITAL MANUFACTURING COMPANY LISTED IN BURSA EFEK INDONESIA
Formulation of the problem in this research is the extent to relationship between audit quality and cost of quity capital.Audit quality was presented by audit firm size, audit industry specialization and audit tenure. The purpose of this study is to investigate and analyze the relationship between audit firm size, audit industry specialization, audit tenure and cost of equity capital.
The hypothesis of this research is audit firm size, audit industry specialization and audit tenure have any relationship with cost of equity capital.
Secondary data collection through analysis of the financial statements of sample company and Indonesian Capital Market Directory ( ICMD). Hypothesis testing is done by a statistical test that is, simultaneous significance test (Test
Statistic F), and the individual significance test (Test Statistic t) with α = 5%. The
process of data analysis using the statistical data processing software SPSS for windows version18:00.
From data prossesing, for parsial significance test, the result is audit firm siza and audit industry specialization have negative relationship with cost of equity capital, but it is not significance relationship, audit tenure has positive relationship with cost of equity capital but no significance too. The result for simultaneous test is audit firm size, audit industry specialization and audit tenure has significance relationship with cost of equity capital.
Keywords: Audit Quality, Audit Fim Size, Audit Industry Specialization, Audit Tenure, Cost of Equity Capital.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerah-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh gelar kesarjanaan (SE) pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini berjudul “Kualitas Audit dan Biaya Modal ekuitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”.Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Drs.Hj. Arifin Lubis, M.M.,Ak selaku plt Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera utara
2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M.,Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi-S1 dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi-S1
4. Bapak Drs. Arifin Hamzah, M.M., Ak. selaku Dosen Pembimbing 5. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembaca Penilai.
6. Ayah dan Ibu tercinta, G. Sitompul dan Risma Uli Pakpahan serta teman- teman terbaik yang pernah dimiliki penulis, Lidia Harianja, Ruth Rogate, dan Dewi Puspitosari.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing ... 7
2.2 Kantor Akuntan Publik, Akuntan Publik dan Akuntan ... 9
2.3 Kualitas Audit ... 10
2.3.1 Ukuran KAP ... 11
2.3.2 Spesialisasi Industri Audit ... 12
2.3.3 Audit Tenur ... 14
2.4 Biaya Modal Ekuitas ... 15
2.4.1 Sumber Biaya Modal Ekuitas ... 17
2.4.2 Pengukuran Biaya Modal Ekuitas ... 18
2.5 Ukuran Perusahaan ... 19
2.6 Leverage ( Debt to Total Asset) ... 20
2.7 Kerangka Konseptual ... 20
2.8 Penelitian Terdahulu ... 23
2.9 Hipotesis ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26
3.2 Tempat dan waktu Penelitian ... 26
3.3 Batasan Operasional ... 26
3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 27
3.4.1 Ukuran KAP ... 27
3.4.2 Spesialisasi Industri Audit ... 27
3.4.3 Masa Jabatan Audit (Audit Tenur) ... 28
3.4.4 Earning Price Ratio ... 28
3.4.5 Size ... 28
3.4.6 Leverage ... 29
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
(7)
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.8 Teknik Analisis ... 33
3.8.1 Analisis Deskriptif ... 33
3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 33
3.8.2.1 Uji Normalitas ... 34
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ... 34
3.8.2.3 Uji Heterokedaskitas ... 34
3.8.2.4 Uji Autokorelasi ... 35
3.8.3 Uji Hipotesis ... 35
3.8.3.1 Uji Regresi Linier Berganda ... 35
3.8.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji- t) ... 36
3.8.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 38
4.2 Hasil Penelitian ... 39
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 39
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 40
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 40
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 43
4.2.2.3 Uji Heterokedaskitas ... 45
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 46
4.2.3 Model Regresi Linier Berganda ... 47
4.2.4 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 49
4.2.4.1 Uji Hipotesis 1 ... 49
4.2.4.2 Uji Hipotesis 2 ... 49
4.2.4.3 Uji Hipotesis 3 ... 50
4.2.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 51
4.3 Pembahasan ... 52
4.3.1 Hubungan Ukuuran KAP dengan Biaya Modal Ekuitas .... 52
4.3.2 Hubungan Spesialisasi Industri Audit dengan Biaya Modal EKuitas ... 52
4.3.3 Hubungan Tenur dengan Biaya Modal Ekuitas ... 53
4.3.4 Hubungan Ukuran KAP, Spesialisasi Industri KAP, Tenur dengan Biaya modal Ekuitas ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 56
5.3 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
(8)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
3.1 Kerangka Sampling 29
4.1 Sampel Penelitian 38
4.2 Statistik Deskriptif 39
4.3 Kolgomorov-Smirnov 41
4.4 Kolgomorov-Smirnov Setelah Dinormalkan 43
4.5 Collinearity Statistic 44
4.6 Uji Autokrelasi 46
4.7 Uji Regresi 47
4.8 Adjusted R Square 47
4.9 Uji t Hipotesis 1 48
4.10 Uji t Hipotesis 2 49
4.11 Uji t Hipotesis 3 50
(9)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
4.1 Normal P-P Plot 40
4.2 Normal P-P Plot Setelah dinormalkan 42 4.3 Scatterplot Uji Heterokedaskitas 45
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Data Perusahaan Sampel 59
2 Statistik Deskriptif 65
3 Uji Normalitas 66
4 Uji Normalitas Kolgomorov-Smirnov 67
5 Uji Normalitas setelah Dinormalkan 68
6 Uji Normalitas Kolgomorov-Smirnov 69
Setelah Dinormalkan
7 Uji Multikolinearitas 70
8 Uji Heterokedaskitas 71
9 Uji Autokorelasi 72
10 Uji Regresi 73
11 Adjusted R Square 74
12 Uji Hipotesis 1 75
13 Uji Hipotesis 2 76
14 Uji Hipotesis 3 77
(11)
ABSTRAK
KUALITAS AUDIT DAN BIAYA MODAL EKUITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kualitas audit dengan biaya modal ekuitas. Kualitas audit dilihat dari segi ukuran Kantor Akuntan Publik, spesialisasi industri audit dan lama masa perikatan (tenur). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan ukuran KAP, spesialisasi industri, audit tenur dengan biaya modal ekuitas perusahaan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara ukuran KAP, spesialisasi industri, dan audit tenur dengan biaya modal ekuitas.
Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui analisis terhadap laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode analisis yang digunakan untuk melihat dan menganalisis hubungan antara varibel adalah analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu, uji signifikansi
simultan (Uji Statistik F), dan uji signifikansi individual (Uji Statistik t) dengan α
= 5 %. Proses analisis data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00 for windows.
Dari hasil pengolahan data didapat untuk uji signifikansi parsial, ukuran KAP dan spesialisasi industri audit memiliki hubungan yang negatif terhadap biaya modal ekuitas, tetapi hubungan tersebut tidak signifikan, sedangkan audit tenur memiliki hubungan yang positif dengan biaya modal ekuitas, tetapi tidak signifikan juga. Uji uji signifikansi simultan diperoleh hasil bahwa secara simultan ada hubungan yang signifikan.
Kata Kunci: Kualitas Audit, Ukuran KAP, Spesialisasi Industri Audit, Audit Tenur, Biaya Modal Ekuitas.
(12)
ABSTRACT
AUDIT QUALITY AND COST OF EQUITY CAPITAL MANUFACTURING COMPANY LISTED IN BURSA EFEK INDONESIA
Formulation of the problem in this research is the extent to relationship between audit quality and cost of quity capital.Audit quality was presented by audit firm size, audit industry specialization and audit tenure. The purpose of this study is to investigate and analyze the relationship between audit firm size, audit industry specialization, audit tenure and cost of equity capital.
The hypothesis of this research is audit firm size, audit industry specialization and audit tenure have any relationship with cost of equity capital.
Secondary data collection through analysis of the financial statements of sample company and Indonesian Capital Market Directory ( ICMD). Hypothesis testing is done by a statistical test that is, simultaneous significance test (Test
Statistic F), and the individual significance test (Test Statistic t) with α = 5%. The
process of data analysis using the statistical data processing software SPSS for windows version18:00.
From data prossesing, for parsial significance test, the result is audit firm siza and audit industry specialization have negative relationship with cost of equity capital, but it is not significance relationship, audit tenure has positive relationship with cost of equity capital but no significance too. The result for simultaneous test is audit firm size, audit industry specialization and audit tenure has significance relationship with cost of equity capital.
Keywords: Audit Quality, Audit Fim Size, Audit Industry Specialization, Audit Tenure, Cost of Equity Capital.
(13)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Auditing didedinisikan oleh Arens et al (2003) adalah pengumpulan dan pengevaluasian mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. Audit haruslah dilakukan oleh pihak yang kompeten dan independen.
Auditing adalah suatu bentuk pengawasan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengurangi biaya agensi antara stockholder dan debt holder Becker et al.,1998 dalam Hajiha dan Neda, 2012). Saat ini transparansi dan kualitas informasi keuangan yang merupakan dasar investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, kualitas audit adalah salah satu topik yang signifikan dalam profesi audit. Kualitas audit yang tinggi diperlukan untuk mengurangi adanya anomali dan kekeliruan.
Ada beberapa defenisi yang berbeda tentang kualitas audit. Salah satu defenisi yang paling umum adalah kemungkinan auditor akan menjelajahi sekaligus melaporkan kesalahan material dari laporan keuangan atau sistem akuntansi kliennya (Hajiha dan Neda, 2012).
Deangelo (1981) dalam Wooten (2003) melalui Nuratama (2011) mendefinisi kualitas audit sebagai probabilitas seorang auditor untuk menemukan dan melaporkan suatu kecurangan dalam sistem akuntansi klien, dan kemampuan untuk menemukan adanya kecurangan dan melaporkannya tergantung dari
(14)
kemampuan auditor. Lee, Liu dan Wang (1999 dalam Widiastuty dan Febrianto (2010) melalui Nuratama (2011) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Tanpa auditing, pihak luar akan skeptis terhadap informasi yang disajikan oleh manager dan akan menolak menginvestasikan modalnya atau akan meminta tingkat pengembalian yang tinggi sebagai kompensasi atas resiko potensial dari modal yang ditanamkannya.
Kualitas audit diproksikan dengan variabel yang berbeda- beda. Untuk penelitian ini proksi kualitas audit diwakili oleh ukuran KAP, spesialisasi industri audit, dan masa perikatan auditor dengan perusahaan.
Ukuran KAP menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap independen dan professional dalam melaksanakan audit. Kategori yang digunakan adalah afiliasi KAP dengan the Big Four. Spesialisasi industri mengacu pada keahlian auditor dalam suatu industri tertentu. Spesialisasi audit diukur dengan melihat market share auditor ( Kantor Akuntan Publik) dalam suatu industri. Masa perikatan antara auditor dengan perusahaan untuk selanjutnya disebut audit tenur. Tenur merupakan jangka waktu perikatan antara KAP dengan auditee yang sama. Sementara itu, ada beberapa kontroversi mengenai pengaruh tenur terhadap kualitas audit. Beberapa penelitian menyatakan kualitas audit berpengaruh positif
(15)
terhadap kualitas audit (Manry et al, 2008), tetapi ada pula yang menyatakan tenur berpengaruh negatif terhadap kualitas audit (Carey dan Simnett,2006).
Investor yang akan menanamkan uangnya dalam investasi surat berharga akan melakukan analisis terhadap calon investasinya. Hal ini bertujuan untuk menganalisis tingkat resiko dari investasi yang akan dilakukannya dan melihat sejauh apa prospek investasinya akan berkembang. Untuk dapat melakukan analisis yang baik maka diperlukan informasi-informasi yang relevan dan terpecaya yang dapat diakses oleh investor maupun calon investor.
Perusahaan yang telah go public memiliki kewajiban menyampaikan laporan perusahaannya baik berupa laporan keuangan maupun laporan tahunan. Laporan tahunan yang ditebitkan oleh perusahaan merupakan sarana bagi manajemen perusahaan untuk menyampaikan informasi ke pihak luar dan calon-calon investornya.
Untuk itu laporan keuangan atau tahunan yang disampaikan harus dapat dipahami, relevan dan terpercaya karena adanya tingkat resiko yang akan dihadapi oleh investor maupun calon investor. Untuk menjamin laporan tersebut dapat dipercaya maka diperlukan suatu kualitas audit yang baik. Kualitas audit yang baik akan membantu investor dalam melakukan penilaian yang relevan dan berkualitas terhadap suatu perusahaan.
Investor harus lebih teliti dalam melakukan penialian terhadap suatu investasi karena setiap investasi yang dilakukan oleh investor memiliki tingkat resiko tersendiri yang harus ditanggung oleh investor. Tingkat resiko tertentu ini
(16)
akan membawa suatu tingkat pengembalian tertentu yang diharapkan oleh investor tersebut. Tingkat pengembalian ini dikenal sebagai biaya modal ekuitas oleh perusahaan.
Biaya modal ekuitas adalah pengembalian yang diharapkan oleh investor ketika ia menginvestasikan uangnya pada perusahaan. Dengan kata lain, biaya modal ekuitas terbentuk dari perdagangan antara resiko dan pengembalian. Kenyataan yang perlu diperhatikan oleh manager adalah bahwa resiko dari informasi yang dilaporkan akan mempengaruhi tingkat pengembalian investor. Lambert et al (2007) dalam Hajiha dan Neda (2012) berpendapat bahwa informasi yang lebih baik akan mengurangi biaya modal ekuitas karena adanya pemerataan yang lebih baik antara kesempatan investasi perusahaan dengan pilihan investasinya. Chen et al.(2010) dalam Hajiha dan Neda (2012) mengatakan jika kualitas audit yang tinggi akan mengurangi risiko, yang secara tak kasat mata dapat diartikan merupakan keuntungan dalam bentuk biaya modal ekuitas yang lebih rendah.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas apakah ada keterkaitan antara kualitas audit dan biaya modal ekuitas perusahaan dengan objek penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur dipilih karena perusahaan sehingga pengambilan sampel perusahaan yang memiliki earning pershare positif dapat dilakukan dengan baik.
(17)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ukuran Kantor Akuntan Publik memiliki hubungan dengan biaya modal ekuitas perusahaan?
2. Apakah spesialisasi industri auditor memiliki hubungan dengan biaya modal ekuitas perusahaan?
3. Apakah masa jabatan auditor (audit tenur) memiliki hubungan dengan biaya modal ekuitas perusahaan?
4. Apakah ukuran Kantor Akuntan Publik, spesialisasi industri auditor, masa jabatan auditor (audit tenur) secara bersama-sama memiliki hubungan dengan biaya modal ekuitas?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari peneltian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti empiris dari :
1. Hubungan ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap biaya modal ekuitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Hubungan spesialisasi industri auditor terhadap biaya modal ekuitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Hubungan masa jabatan auditor (audit tenur) terhadap biaya modal ekuitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(18)
4. Hubungan ukuran Kantor Akuntan Publik, spesialisasi industri auditor, masa jabatan auditor (audit tenur) dengan biaya modal ekuitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan mengenai pengaruh kualitas audit terhadap biaya modal ekuitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan kualitas audit laporan keuangannya
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing
Tujuan dari auditing adalah untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan yang ada dalam laporan keuangan dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) dalam Abdul Halim (2003) melalui Nuratama (2011) mendefinisikan auditing sebagai suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Definisi auditing secara umum di atas memiliki unsur-unsur penting berikut (Abdul Halim, 2003 dalam Nuratama (2011)).
1) Proses yang sistematis
Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur, dan terorganisir.
2) Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif
Hal ini berarti bahwa proses sistematis yang dilakukan tersebut merupakan proses untuk menghimpun bukti-bukti yang mendasari asersi-asersi yang dibuat oleh
(20)
individu maupun entitas. Auditor kemudian mengevaluasi bukti-bukti yang diperoleh tersebut, baik pada saat penghimpunan maupun saat pengevaluasian bukti, auditor harus objektif.
3) Asersi-asersi mengenai berbagai tindakan dan kejadian ekonomi
Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut. Untuk audit laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen melalui laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4) Menentukan tingkat kesesuaian
Hal ini berarti penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif.
5) Kriteria yang ditentukan
Kriteria yang ditentukan merupakan standar-standar pengukur untuk mempertimbangkan asersi-asersi atau representasi-representasi. Kriteria tersebut dapat berupa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau Standar Akuntansi Keuangan (SAK), aturan-aturan spesifik yang ditentukan oleh badan legislatif atau pihak lainnya, anggaran atau ukuran lain kinerja manajemen.
6) Menyampaikan hasil-hasilnya
Hal ini berarti hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan kriteria yang telah ditentukan.
(21)
7) Para pemakai yang berkepentingan
Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan-temuan yang diinformasikan melalui laporan audit dan laporan lainnya. Para pemakai tersebut meliputi investor maupun calon investor di pasar modal, pemegang saham, kreditor maupun calon kreditor, badan pemerintahan, manajemen dan publik pada umumnya.
Berdasarkan pengertian di atas disimpulkan bahwa auditing adalah suatu kegiatan atau proses yang memiliki sistematika tertentu yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk mengumpulkan bukti-bukti audit kemudian melakukan evaluasi atas bukti tersebut untuk membandingkan pernyataan atas kegiatan ekonomi perusahaan dengan kenyataan kemudian diberikan pendapat atas kewajaran pernyataan tersebut.
2.2 Kantor Akuntan Publik, Akuntan Publik dan Akuntan
Dalam PMK No. 17/PMK.01/2008 dijelaskan Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya. Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011, Kantor Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP, adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang ini. Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011, Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Akuntan
(22)
menurut PMK No. 17/PMK.01/2008 adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini. Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika akuntan publik, serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia.
2.3 Kualitas Audit
Widiastuty dan Febrianto (2010 dalam Nuratama (2011) mendefenisikan kualitas audit adalah seberapa sesuai audit denagn standar pengauditan. Dengan kata lain semakin audit dilaksanakan sesuai standar maka audit semakin baik.
Kualitas audit berhubungan erat dengan independensi dan kompetensi auditor. Widiastuty dan Febrianto (2010 dalam Nuratama (2011)) mendefinisikan auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan melaksanakan prosedur audit yang benar serta memahami dan menggunakan metode penyampelan yang benar. Sebaliknya auditor yang independen adalah auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan secara independen melaporkan pelanggaran tersebut. Probabilitas auditor akan
(23)
melaporkan adanya pelanggaran atau independensi auditor tergantung pada tingkat kompetensi mereka.
2.3.1 Ukuran Kap
Ukuran KAP menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap independen dan melaksanakan audit secara profesional, sebab KAP menjadi kurang tergantung secara ekonomi kepada klien. KAP besar cenderung memberikan opini kebangkrutan perusahaan klien (Lenox, 1999 dalam Efraim, 2010). KAP berafiliasi dengan KAP internasional dipakai sebagai proksi reputasi KAP.
Sejumlah penelitian telah menguji apakah kualitas audit yang diukur dengan auditor brand name berhubungan positif dengan kualitas audit. Becker et al. (1998) dan Reynolds and Francis (2000) dalam Efraim (2010) berargumentasi bahwa auditor berkualitas tinggi (KAP Internasional) dapat mendeteksi manajemen laba sebab mereka memiliki pengetahuan yang cukup dan dapat mencegah tindakan manajemen laba yangoportunis oleh klien
Ukuran KAP dalam penelitian ini diukur dengan kelompok auditor big four dan nonbig four. Keempat KAP tersebut adalah Ernst & Young, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, dan PricewaterhouseCoopers. Pada tahun 2006-2008, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big four Auditors adalah sebagai berikut:
(24)
2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu,
3) KAP Siddharta, Siddharta, dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG, 4) KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers.
Pada tahun 2009, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big Four Auditors yaitu:
1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young, 2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu,
3) KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG,
4) KAP Tanudireja Wibisana & Rekan berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers.
2.3.2 Spesialisasi Industri Audit
Craswell et al. (1995) dalam Mayangsari (2004) menunjukkan bahwa spesialisasi auditor pada bidang tertentu merupakan dimensi lain dari kualitas audit. Spesialisasi industri KAP menggambarkan keahlian dan pengetahuan audit seorang auditor yang merupakan proses yang ekstensif dalam mengaudit industry tertentu (Fernando,2007 dalam Hajiha dan Neda, 2012). Auditor spesialis diyakini mampu mendeteksi kesalahan- kesalahan secara lebih baik, meningkatkan efisiensi dan meningkatkan penilaian tentang kejujuran laporan keuangan. Spesialisasi industri KAP dilihat melalui frekuensi KAP dalam melakukan audit pada perusahaan industri yang sejenis menurut pengelompokan
(25)
industri oleh BEI. Semakin sering KAP melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan sejenis, maka KAP tersebut akan spesialis dalam kelompok perusahaan tersebut. Spesialisasi industri KAP dapat diukur dengan besarnya market share, auditor spesialis memiliki market share lebih dari 20% dari jumlah klien yang diterima pada industri tertentu (Hajiha dan Neda, 2012). Selain itu, O’reilly dan Reisch (2002) dalam Nuratama (2011) memberikan dua ukuran untuk menentukan suatu KAP dapat dikatakan sebagai auditor spesialis pada industri tertentu, yaitu jika KAP tertentu memiliki pangsa pasar (market share) terbesar dalam tiap industri, atau jika KAP tertentu memiliki jumlah klien yang terbanyak pada industri tertentu.
Pengelompokan perusahaan manufaktur menurut BEI tergabung dalam 19 jenis kelompok usaha, yaitu (1)Food and Beverage, (2)Tobacco Manufaktures, (3) Textille MillProducts, (4)Apparel and Other Textile Products, (5)Lumber and Wood Products,(6)Paper and Allied Products, (7)Chemical and Allied Products, (8)Adhesive, (9)Plastic and Glass Products, (10)Cement, (11)Metal and Allied Products, (12)Fabricated Metal Products, (13)Stone, Clay, Glass and Concrete Products,(14)Cables, (15)Electronic and Office Equipment, (16)Automotive and Allied Products, (17)Photographic Equipment, (18)Pharmaceuticals, (19)ConsumerGoods.
2.3.3 Audit Tenure
Tenur adalah jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama. Terdapat sejumlah studi yang berusaha menghubungkan
(26)
antara kualitas dengan masa penugasan audit. DeAngelo (1981) dalam Arie (2009) melalui Nuratama (2011) melakukan penelitian terkait dengan kualitas audit berdasarkan teori permintaan dan penawaran kualitas jasa audit. Argumen utamanya adalah permintaan (dan penawaran) kualitas jasa audit dapat terpenuhi dengan semakin panjangnya masa penugasan auditor (auditor tenure), karena auditor dapat terus menggunakan teknologi dan pengetahuan audit yang telah diperoleh selama menjalankan audit pada periode sebelumnya dan memberikan jasa secara konsisten.
Efraim (2010) memandang bahwa tenur audit yang panjang akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk merancang program audit yang efektif dan menciptakan laporan keuangan yang berkualitas tinggi. Jika dilihat dari hasil penelitian dan alasan logis yang disampaikan terkait dengan hubungan tenur dan kualitas audit, maka dapat dimunculkan satu proposisi bahwa kualitas audit akan semakin tinggi ketika tenur auditor semakin lama.
Namun, ada pula teori yang mengemukakan hal yang berbeda hal tersebut. Audit tenur yang panjang dapat mengurangi kualitas audit sebab dapat mempengaruhi independensi auditor.
(27)
2.4 Biaya Modal Ekuitas
Martin et al (1997) mendefenisikan biaya modal suatu perusahaan adalah bagian yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasaan kepada investor pada tingkat resiko tertentu.
Biaya modal suatu perusahaan dikendalikan oleh permintaan dan penawaran uang dalam perekonomian dan tingkat resiko perusahaan. Faktor-faktor yang menentukan biaya modal antara lain ( Martin et al (1997)) :
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian
Faktor ini mentukan permintaan dan penawaran modal dalam perekonomian, seperti inflasi. Variabel perekonomian ini tercermin pada tingkat hasil bebas-resiko.
2. Keadaan-Keadaan Pasar
Jika investor membeli surat berharga yang memiliki resiko investasi yang yang signifikan, kesempatan untuk memperoleh hasil tambahan diperlukan untuk membuat investasi ini menawan. Intinya bila resiko bertambah, para investor memerlukan tingkat hasil yang lebih tinggi. Peningkatan ini disebut premi risiko. Jika para investor meningkatkan tingkat hasil minimumnya, maka akan menyebabkan biaya modal meningkat. Bila sutau surat berharga mudah dipasarkan dan harganya cukup stabil, para investor akan menghendaki tingkat hasil yang lebih rendah dan biaya modal perusahaan tersebut juga akan rendah.
(28)
Risiko juga diakibatkan oleh keputusan-keputusan yang diambil dalam perusahaan. Risiko yang diakibatkan oleh keputusan ini secara umum dibagi menjadi dua jenis: risiko bisnis dan risiko keuangan. Risiko bisnis adalah tingkat variasi hasil dari aktiva-aktiva dan disebabkan oleh keputusan – keputusan investasi perushaan itu. Risiko keuangan adalah meningkatnya variabilitas hasil untuk pemegang saham umum sebagai akibat dari pemanfaatan utang dan saham istimewa. Bila resiko bisnis dan resiko keuangan ini naik atau turun maka tingkat hasil minimum para investor juga akan bergerak dalam arah yang sama.
4. Besarnya pembiayaan
Bila keperluan pembiayaan suatu perusahaan membesar, bobot biaya modal akan meningkat dengan berbagai alasan. Contohnya bila semakin banyak surat berharga yang diterbitkan, biaya-biaya pendirian perusahaan (biaya penjualan surat berharga) akan mempengaruhi persentase biaya dari modal untuk perusahaan. Demikian pula jika manajemen mendekati pasar untuk jumlah modal yang relatif lebih besar daripada ukuran perusahaannya, para investor akan menaikkan required-rate-of-return-nya. Biaya modal terdiri atas biaya modal ekuitas dan biaya modal utang( dan saham preferen).
Biaya modal ekuitas menurut Sjahrial (2009) merupakan tingkat pengembalian yang pemilik modal sendiri harapkan atas investasi mereka dalam perusahaan. Horne dan Wachowicz (2007) mengatakan bahwa modal ekuitas dapat ditingkatkan baik secara internal melalui laba
(29)
Secara teoretis, biaya keduanya bias dianggap sebagai tingkat pengembalian minimum yang harus dihasilkan perusahaan atas bagian yang dibiayai ekuitas dalam proyek investasi agar dapat membuat harga pasar saham biasa perusahaan tidak berubah.
2.4.1 Sumber Biaya Modal Ekuitas
Perusahaan memiliki beberapa sumber dana agar memiliki struktur biaya modal yang optimal. Biaya modal ekuitas dihitung berdasarkan sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan. Ada 4 sumber dana jangka panjang, yaitu:
1) Hutang jangka panjang adalah biaya hutang setelah pajak saat ini untuk mendapatkan dana jangka panjang melalui pinjaman,
2) Saham preferen adalah deviden saham preferen tahunan dibagi dengan hasil penjualan saham preferen,
3) Saham biasa atau biaya modal ekuitas adalah besarnya rate (tingkat nilai, harga, kecepatan perkembangan) yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan akan diterima pada masa mendatang. Yang dimaksud dengan diskonto adalah jumlah yang
dikurangkan dari surat-surat berharga karena diperjualbelikan sebelum jatuh tempo, yang diberikan oleh pembeli karena pembayarannya tunai, cepat, dalam jumlah besar, atau akan dijual kembali,
4) laba ditahan adalah laba yang tidak dibagikan, tetapi ditambahkan pada modal.
Ukuran perusahaan merupakan ukuran ketersediaan informasi.
(30)
tentang perusahaan sulit didapatkan dan biasanya informasi lebih tersedia pada perusahaan besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil (Murni, 2004).
2.4.2 Pengukuran Biaya Modal Ekuitas
Pengukuran biaya modal saham biasa (biaya modal ekuitas) dipengaruhi oleh model penilaian perusahaan yang digunakan. Model penilaian perusahaan antara lain (Wiwik Utami, 2006) :
1. Model penilaian pertumbuhan konstan (constant growth valuation model). Model ini dikenal dengan sebutan Gordon Model. Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa nilai saham dengan nilai tunai (present value) dari semua deviden yang akan diterima di masa yang akan datang (diasumsikan pada tingkat pertumbuhan konstan) dalam waktu yang tidak terbatas.
2.. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Biaya modal saham biasa adalah tingkat return yang diharapkan oleh investor sebagai kompensasi atas risiko yang tidak dapat dideversifikasi yang diukur dengan beta.
3. Model Ohlson
Model ini digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai tunai dari laba abnormal.
(31)
Dalam penelitian ini biaya modal ekuitas diukur dengan EearningPrice Ratio (EPR). Rasio ini digunakan karena merupakan rasio yang paling populer digunakan dalam mengestimasi tingkat pengembalian dalam pasar ekuitas dan merupakan pengukuran yang secara luas diterapkan (Easton,2004 dalam Li et al., 2009). EPR lebih dapat menangkap efek harga yang ditimbulkan oleh kualitas audit dengan indikasi seberapa banyak investor bersedia membayar untuk setiap dolar laba yang diaudit (FLOS, 2005).
Sesuai dengan francis et al. (2005) dan Liu dan Wysocki (2008 dalam Li et al. ,2009), hanya perusahaan dengan laba yang positif yang diteliti sebab adanya kesulitan dalam menginterpretasikan Earning Price Ratio yang negatif dalam kaitannya dengan biaya modal ekuitas.
2.5 Ukuran Perusahaan
Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007), ukuran perusahan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Semakin besar aktiva ( total aset) maka semakin banyak modal yang ditanamkan, semakin banyak penjualan sehingga semakin banyak perputaran uang, sehingga semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin dikenal pula perusahaan tersemut di masyarakat.
(32)
2.6 Leverage (Debt to Total Asset)
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai oleh hutang. Hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor, bukan dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan Sularto (2007). Debt to total asset menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang.
2.7 Kerangka Konseptual
Dilihat dari sudut pandang perusahaan, biaya modal merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan kepada investornya, meskipun biaya modal tidak tercantum dalam laporan keuangan. Di sisi investor, biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor atas investasinya pada tingkat resiko tertentu.
Biaya modal perusahaan dipengaruhi oleh tingkat resiko investasi. Semakin tinggi resiko dari suatu investasi maka return yang diharapkan oleh investor akan semakin besar pula.
Seorang investor sebelum menanamkan modalnya dalam suatu perusahaan, maka ia akan menilai perusahaan tersebut dan menilai kelayakan investasinya. Salah satu indikator yang dapat dinilai oleh investor adalah kinerja perusahaan melalui laporan keuangan yang diaudit oleh auditor independen.
Audit yang berkualitas akan memberikan pengungkapan yang lebih baik mengenai laporan keuangan. Hal ini akan mengurangi terdistorsinya informasi. Lambert et al (2007 dalam Hajiha dan Neda, 2012) mengatakan
(33)
bahwa informasi yang lebih baik akan membuat biaya modal semakin rendah sebab kesempatan investasi sejalan dengan pilihan investasinya. Karena itulah, sejak perusahaan mencari keputusan biaya modal ekuitas mereka dalam rangka meningkatkan nilai perusaaan dan kesejahteraan pemegang saham, mereka dapat mencapai tujuan ini dengan menyediakan laporan keuangan yang kualitatif (Lambert et al, 2007 dalam Hajiha dan Neda, 2012).
Chen et al (2010 dalam Hajiha dan Neda, 2012) mengatakan bahwa kualitas audit yang tinggi akan akan mengurangi resiko informasi yang tak terlihat, dapat diartikan sebagai keuntungan yang terlihat dalam bentuk biaya modal perusahaan yang lebih rendah.
Indikator-indikator dari kualitas audit dapat beraneka ragam. Dalam penelitian ini digunakan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), spesialisasi industri audit, dan masa jabatan auditor (audit tenur).
Dari pandangan auditor, ukuran kantor KAP adalah salah satu hal yang mempengaruhi kualitas audit (Hajiha dan Neda, 2012). DeAngelo (1981 dalam Hajiha dan Neda, 2012) mengindikasikan bahwa auditor yang besar akan menyediakan jasa kualitas audit yang lebih tinggi pada klien dibandingkan dengan auditor yang kecil karena ketergantungan ekonomi auditor lebih kecil pada auditor yang besar, dan auditor besar memiliki resiko kehilangan reputasi yang lebih besar dalam hal kegagalan audit dibandingkan auditor kecil.
Perusahaan yang menggunakan KAP besar memiliki biaya modal yang lebih rendah dibanding yang tidak (Hajiha dan Neda, 2012).
(34)
Auditor dengan keahlian pada industri tertentu dipandang menyediakan kualitas audit yang lebih tinggi karena mereka memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang industri tersebut dan mengaudit dengan lebih efektif untuk mengembangkan skala ekonomi (Hajiha dan Neda, 2012)
Efraim (2010) memandang bahwa tenur audit yang panjang akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk merancang program audit yang efektif dan menciptakan laporan keuangan yang berkualitas tinggi.
Perusahaan yang mempertahankan hubungannya dengan KAP yang sama selama empat tahun berturut-turut memiliki biaya modal ekuitas yang lebih rendah (Hajiha dan Neda, 2012).
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Pada gambar 2.1 dapat dilihat kerangka konseptual penelitian yang menggambarkan tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara ukuran perusahaan audit, spesialisasi industri auditor dan masa jabatan auditor (audit tenure) sebagai indikator dari kualitas audit dengan Earning Price Ratio sebagai proksi dari biaya modal ekuitas.
Ukuran Perusahaan Audit
Spesialisasi Industri Audit
Masa Jabatan Auditor
(35)
2.8 Penelitian Terdahulu
1. Audit Quality and Cost of Equity Capital: Evidence of Iran (Zohreh Hajiha dan Neda Sobhani (2012)).
Hasil :
Ada pengaruh yang signifikan antara ukuran KAP dengan biaya modal ekuitas. Artinya perusahaan yang menggunakan jasa KAP berukuran besar ( dalam konteks di Iran) memiliki biaya modal ekuitas yang lebih rendah dibanding yang tidak, sebab KAP besar menginginkan lebih lagi kepercayaan di masyarakat.
Ada pengaruh signifikan antara spesialisasi industri audit dengan biaya modal ekuitas. Artinya perusahaan yang menggunakan jasa auditor yang ahli pada suatu industri tertentu akan memiliki biaya modal ekuitas yang lebih kecil. Mereka memiliki kualitas audit yang lebih baik sebab memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam suatu industri dan dapat mengaudit secara lebih efisien.
Ada pengaruh signifikan antara audit tenur dengan biaya modal ekuitas. 2. Accounting Information, Disclosure, and the Cost of Capital (Richard
Lambert, Christian Leuz, Robert E. Verrecchia (2005))
Hasil : informasi akuntansi dapat membuat biaya modal ekuitas lebih rendah.
3. Audit Firm Industry Specialization as a Differentiation Strategy: Evidence from Fees
(36)
Charged to Firms Going Public (Brian W. Mayhew, Michael Wilkins (2002)).
4. Audit Quality, Accounting Attributes and the Cost of Equity Capital (Yang Li, Donald Stokes, Stephen Taylor, Leon Wong (2009)).
Hasil penelitian mengindikasikan kualitas auditing yang lebih tinggi, pendapatan yang terbentuk dari akrual lebih besar dipercaya memiliki resiko yang lebih rendah akan menghasilkan arus kas masa depan yang lebih tinggi, yang membuat biaya modal ekuitas lebih rendah.
5. Disclosure and The Cost of Capital: What Do We Know? (Christine A. Botosan). Hasilnya menunjukkan lingkungan informasi dan pilihan laporan keuamngan manajer mempengaruhi biaya modal ekuitas.
2.9 Hipotesis
Hipotesis yang dikemukan atas penelitian adalah sebagai berikut:
1. Ada hubungan signifikan ukuran Kantor Akuntan Publik dengan biaya modal ekuitas.
2. Ada hubungan signifikan spesifikasi industri audit dengan biaya modal ekuitas.
3. Ada hubungan signifikan audit tenur dengan biaya modal ekuitas. 4. Ukuran Kantor Akuntan Publik, spesifikasi industri audit, audit tenur
secara simultan memiliki hubungan yang signifikan terhadap biaya modal ekuitas.
(37)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris. Menurut Uma Sekaran, penelitian empiris berfokus pada tujuan untuk penyelesaian masalah dan memiliki tahap-tahap logika, metodenya kuat dan terorganisasi untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisanya dan membentuk suatu kesimpulan. Peneltian ini juga merupakan penelitian korelasi yaitu melihat adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data yang diperlukan dari
website Bursa Efek Indonesia
Market Directory (ICMD). Data yang diteliti adalah data perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2009. Penelitian dilakukan dari bulan September- Nopember 2012.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penelitian ini, penulis menetapkan batasan operasional penelitian yaitu:
(38)
1. Data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Variabel bebasnya adalah ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, masa jabatan audit (tenur)
b. Variabel terikatnya adalah Earning Price Ratio
c. Variabel kontrol penelitian ini adalah ukuran perusahaan dan leverage ratio.
3.4 Defenisi Operasional Variabel 3.4.1 Ukuran KAP
Ukuran KAP menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap independen dan melaksanakan audit secara profesional, sebab KAP menjadi kurang tergantung secara ekonomi kepada klien.
Diukur dengan menggunakan variable dummy = 1 jika perusahaan diaudit oleh Organisasi Audit (The Big 4) dan = 0 jika tidak
3.4.2 Spesialisasi industri auditor
Spesialisasi industri KAP menggambarkan keahlian dan pengetahuan audit seorang auditor yang merupakan proses yang ekstensif dalam mengaudit industri tertentu (Fernando,2007 dalam Hajiha dan Neda, 2012). Spesialisasi audit diukur dengan melihat market share suatu auditor (Kantor Akuntan Publik) dalam mengaudit perusahaan- perusahaan dalam suatu industri.
(39)
Dikategorikan sebagai spesialis industri jika memiliki market share minimal 20%.
Diukur dengan menggunakan variable dummy = 1 jika perusahaan diaudit oleh auditor spesialis dan = 0 jika tidak.
3.4.3 Masa jabatan audit (audit tenur)
Tenur adalah jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama.
Diukur dengan menggunakan variable dummy = 1 jika kerja sama antara auditor dan klien berlangsung selama 0-1 tahun, 2 jika kerja sama antara auditor dengan klien belangsung 1-2 tahun, dan 3 jika kerja sama antara auditor dengan klien berlangsung 2-3 tahun.
3.4.4 Earning price ratio (EPR)
Earning Price Ratio dipakai sebagai ukuran untuk biaya modal ekuitas
Biaya modal ekuitas adalah pengembalian yang diharapkan oleh investor ketika ia menginvestasikan uangnya pada perusahaan. Earning Price Ratio yang digunakan adalah yang bernilai positif.
Earning price ratio = �����������ℎ���
�������ℎ��
(40)
Size merupakan variabel kontrol yang didefenisikan sebagai ukuran perusahaan.
Size = Ln (total asset perusahaan).
3.4.6 Leverage
Leverage merupakan variabel kontrol terhadap model regresi. Leverage = �����ℎ�����
���������
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel adalah dilakukan dengan teknik random sampling yaitu dilakukan dengan mengambil secara langsung dari populasinya secara random (Jogiyanto,2004:72). Dari populasi yang dapat dijadikan sampel kemudian dipilih 20 sampel secara acak yang akan digunakan dalam pengolahan data.
Adapun populasi yang memiliki data yang lengkap dan dapat dijadikan sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kerangka Sampling
Nama Perusahaan Kode Sampel
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI √
PT Beton Jaya Manunggal Tbk BTON
PT Citra Turbindo Tbk CTBN
(41)
PT Jaya Pari Steel Tbk JPRS
PT Lion Metal Works Tbk LION
PT Lionmesh PrimaTbk LMSH √
PT Pelangi Indah Canindo Tbk PICO
PT Budi Acid Jaya Tbk BUDI
PT Eterindo Wahanatama Tbk ETWA
PT SMART Tbk SMAR √
PT Colorpak Indonesia Tbk. CLPI √
PT Indo Acidatama Tbk SRSN
PT Roda Vivatex Tbk RDTX √
PT Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI
PT Berlina Tbk BRNA
PT Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR √
PT Trias Sentosa Tbk TRST
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA
PT Malindo Feedmill Tbk MAIN
PT Sierad Produce Tbk SIPD
PT Fajar Surya Wisesa Tbk FASW
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM
PT Astra International Tbk ASII √
PT Astra Otoparts Tbk AUTO √
PT Indo Kordsa Tbk BRAM
(42)
PT Indomobil Sukses International Tbk IMAS
PT Indospring Tbk INDS
PT Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC √
PT Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN
PT Multistrada Arah Sarana Tbk MASA
PT Nipress Tbk NIPS
PT Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA √
PT Selamat Sempurna Tbk SMSM √
PT Indo Rama Synthetics Tbk INDR
PT Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT
PT United Tractor Tbk UNTR √
PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk AISA √
PT Cahaya Kabar Tbk CEKA
PT Intraco Penta Tbk INTA √
PT Delta Djakarta Tbk DLTA √
PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
PT Mayora Indah Tbk MYOR √
PT Sekar Laut Tbk SKLT √
PT Siantar Top Tbk
PT Fast Food Indonesia Tbk
STTP
FAST √
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
ULTJ
PT Gudang Garam Tbk GGRM
(43)
PT Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA
PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA √
PT Indofarma Tbk INAF
PT Kimia Farma Tbk KAEF
PT Kalbe Farma Tbk KLBF
PT Merck Tbk MERK
PT Pyridam Farma Tbk PYFA
PT Schering Plough Indonesia Tbk SCPI PT Taisho Pharmaeutical Indonesia Tbk SQBI
PT Tempo Scan Pasific Tbk TSPC
PT Mustika Ratu Tbk MRAT
PT Mandom Indonesia Tbk TCID
PT Unilever Indonesia Tbk UNVR
PT Kedaung Setia Industrial Tbk KDSI
PT AKR Corporindo Tbk AKRA √
PT Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI
3.6 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang didapat dari laporan keuangan perusahaan, website Bursa Efek Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
(44)
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan basis data. Pengambilan basis data dilakukan untuk mendapatkan data arsip sekunder (Jogiyanto,2004:79).
3.8 Teknis Analisis
Penelitian ini adalah penelitian empiris yaitu menggunakan fakta dan data yang objektif dan nyata kemudian diuji secara sistematis. Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut.
3.8.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterepretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
3.8.2 Pengujian asumsi klasik
Sebelum dilakukan teknik analisis regresi, dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik terhadap variabel-variabel yang digunakan agar pengujian tidak bias. Uji asumsi klasik tersebut meliputi pengujian-pengujian berikut.
3.8.2.1Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu pengujian untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel terikatnya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memilki distribusi
(45)
data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov dengan melihat nilai asymp.sig (2-tailed) diatas α = 0.05.
3.8.2.2Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah suatu pengujian untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang dioperasikan mempunyai lebih dari satu hubungan linear (pengaruh). Pengujian ini ditentukan oleh nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10, maka dikatakan tidak ada multikolinieritas.
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan. Varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan bila varians tidak konstan disebut heteroskedastisitas (Narchrowi, 2006). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat tidak terjadi heterokedasitas, digunakan scatterplot. Dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas jika plot data menyebar dengan pola yang tidak jelas.
(46)
Uji autokorelasi yaitu pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pengujian autokorelasi menggunakan pengujian Breusch-Godfrey / BG test.
3.8.3 Uji Hipotesis
3.8.3.1 Analisis regresi linier berganda
Uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu pengaruh ukuran KAP, spesialisasi industri audit, audit tenur pada biaya modal. Persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2+ β3X3+β4X4 + β5X5 + ε ……...…(1)
Keterangan:
Y : EPR (Earning-Price Ratio)
X1 : Size (Ukuran perusahaan) = Ln ( total asset perusahaan)
X2 : Leverage = total hutang/total aset
X3 : Ukuran KAP diukur menggunakan variable dummy = 1 jika
perusahaan diaudit oleh Organisasi Audit (The Big 4) dan = 0 jika tidak
X4 : Spesialisasi industri auditor diukur menggunakan variable
dummy =1 jika perusahaan diaudit oleh auditor spesialis dan = 0 jika tidak
X5 : audit tenur diukur menggunakan variable dummy =1 jika kerja
(47)
jika kerja sama antara auditor dan klien berlangsung selama 1-2 tahun, = 3 jika kerja sama antara auditor dan klien berlangsung selama 2-3 tahun.
3.8.3.2 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)
Uji- t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
�0:�� = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan
ukuran KAP terhadap biaya modal ekuitas.
�1:�� ≠0 artinya secara parsial ada hubungan signifikan ukuran
KAP terhadap biaya modal ekuitas.
�0:�� = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan
spesialisasi industri auditor terhadap biaya modal ekuitas.
�2:�� ≠0 artinya secara parsial ada hubungan signifikan
spesialisasi industri auditor terhadap biaya modal ekuitas.
�0:�� = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan
audit tenur terhadap biaya modal ekuitas.
�3:�� ≠0 artinya secara parsial ada hubungan signifikan audit
tenur terhadap biaya modal ekuitas.
Pengujian menggunakan uji- t dengan tingkat pengujian pada � = 5% derajat kebebasan ( degree of freedom ) atau df
= (n-k).
Kriteria pengambilan keputusan:
(48)
�1 diterima jika �ℎ����� > ������ dan �ℎ����� ≤ ������ pada �= 5 %
3.8.3.3 Uji Signifikasi Simultan (Uji- F)
Uji- F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
�0:�� = 0 artinya secara simultan tidak ada hubungan signifikan
dari ukuran KAP terhadap biaya modal ekuitas.
�1:�� ≠ 0 artinya secara simultan ada hubungan signifikan dari
ukuran KAP terhadap biaya modal ekuitas.
�0 diterima jika �ℎ����� ≤ ������ pada �= 5 %
(49)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data-data perusahaan yang diambil dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yaitu memakai sebanyak 20 sampel perusahaan. Penelitian dilakukan untuk tiga tahun pengamatan yaitu dari tahun 2007-2009 dan diolah dengan menggunakan program SPSS 18. Adapun nama-nama perusahaan yang menjadi sampel adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
Nama Perusahaan Kode
PT Fast Food Indonesia Tbk. FAST
PT Sekar Laut Tbk. SKLT
PT Sinar Mas Agro Resources And Technology (SMART) Tbk. SMAR
PT Roda Vivatex Tbk. RDTX
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI
PT Astra International Tbk. ASII
PT Hexindo Adiperkasa Tbk. HEXA
PT Intraco Penta Tbk. INTA
PT Selamat Sempurna Tbk. SMSM
PT Unggul Indah Cahaya Tbk. UNIC
PT Kageo Igar Jaya Tbk IGAR
PT AKR Corporindo Tbk. AKRA
PT Mayora Indah Tbk. MYOR
PT United Tractor Tbk. UNTR
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA
PT Astra Otoparts Tbk. AUTO
PT Lionmesh Prima Tbk. LMSH
PT Lionmesh Prima Tbk. AISA
PT Delta Djakarta Tbk. DLTA
(50)
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EPR 60 .0151 .4000 .119353 .0786823
Ukuran 60 0 1 .47 .503
Spesialisasi 60 0 1 .40 .494
Tenur 60 1 3 1.87 .812
Size 60 11.03 18.30 14.1509 1.62632
Leverage 60 .18 .73 .4623 .15376
Valid N (listwise) 60
Dari Tabel dapat dilihat bahwa untuk 60 pengamatan Earning Price ratio nilai minimumnya 0,0151 dan nilai maksimumnya adalah 0,4. Untuk ukuran KAP nilai minimumnya adalah 0 dan nilai maksimumnya adalah 1. Nilai rata-ratanya adalah 0,47 yang artinya 47% dari 60 pengamatan menggunakan jasa audit KAP yang berafiliasi dengan The Bigfour sedangkan sisanya yaitu sebesar 53% menggunakan jasa KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP The Bigfour.
Untuk variabel spesialisasi industri audit, nilai minimuo adalah 0 dan nilai maksimumnya adalah 1 dengan nilai rata-rata 0,40. Artinya sebanyak 40% dari 60 pengamatan menggunakan jasa auditor yang spesialis dalam industrinya dan sisanya sebesar 60% menggunakan jasa auditor yang tidak spesialis dalam industri tersebut.
Untuk variabel tenur dapat dilihat nilai minimum adalah 1 dan nilai maksimumnya adalah 3. Minimal perusahaan melakukan perikatan dengan auditor
(51)
dalam tahun pengamatan adalah 1 tahun dan maksimal lama perikatannya adalah 3 tahun dengan rata-rata masa perikatan adalah 1,87 tahun.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji normalitas
Uji normalitas dalam model regresi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Model regresi yang baik mengharuskan distribusi regresi residual normal atau mendekati normal (Priyatno,2012).
Normalitas dapat dilihat pada grafik normal probability plot. Kenormalan dideteksi dengan melihat apakah data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal tersebut.
(52)
Dari grafik dapat dilihat bahwa distribusi data tidak normal karena ada data yang menyebar cukup jauh dari garis diagonal. Hal ini juga diperkuat dengan uji Kolgomorov-Smirnov.
Tabel 4.3 Tabel Kolgomorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .07211958
Most Extreme Differences Absolute .183
Positive .183
Negative -.129
Kolmogorov-Smirnov Z 1.414
Asymp. Sig. (2-tailed) .037
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel uji Kolgomorov_Smirnov terlihat angka asymp sig. 0.037 angka ini berada di bawah 0.05 sehingga dapat disimpulkan distribusi data tidak normal. Syarat agar dapat dilakukan uji hipotesis dengan regresi adalah data harusberdistribusi normal. Untuk itu dilakukan penormalan terhadap data dengan tarnsformasi data menggunakan SQRT. Setelah dilakukan transformasi data maka didapat grafik normal propability plot sebagai berikut.
(53)
Gambar 4.2 Normal P-P plot setelah dinormalkan
Dari grafik dapat terlihat bahwa data menyebar di sekitar diagonal dan mengikuti arah diagonal sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi normal.
Selain itu uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolgomorov-Smirnov. Dari tabel terlihat nilai asymp. Sig. sebesar 0,176 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat simpulkan data berdistribusi normal.
(54)
Tabel 4.4 Uji Kolgomorov Smirnov setelah dinormalkan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .09725859
Most Extreme Differences Absolute .142
Positive .142
Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z 1.102
Asymp. Sig. (2-tailed) .176
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan keadaan di mana dua variable independen atau lebih pada model regresi memiliki hubungan yang linier sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak terjadi masalah multikolinearitas. Untuk mendeteksinya dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF.
(55)
Tabel 4.5 Collinearity Statistics
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Ukuran .410 2.437
Spesialisasi .415 2.412
Tenur .927 1.079
Size .620 1.612
Leverage .818 1.222
a. Dependent Variable: EPRsqrt
Dari tabel dapat dilihat nilai tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas adalah keadaan di mana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heterokedastisitas (Priyatno,2012).
(56)
Gambar 4.3 Scatterplot Uji Heterokedaskitas
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah heterokedastisitas.
(57)
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.013 .292 -.045 .965
Ukuran .015 .078 .084 .192 .851
Spesialisasi -.009 .077 -.051 -.119 .907
Tenur .002 .069 .008 .024 .981
Size -.001 .019 -.019 -.053 .959
Leverage .045 .187 .077 .239 .815
Res_2 -.159 .296 -.147 -.536 .601
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Dari tabel terlihat, bahwa nilai signifikansi RES_2 adalah sebesar 0.601. Angka ini berada di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
4.2.3 Model Regresi Linier Berganda
Dari hasil uji regresi linier berganda diperoleh persamaan regresi Y= 0,352 -0,049 X1 - 0,009 X2 + 0,027X3 + 0,005 X4 - 0,285X5 + e Keterangan :
Y : Biaya modal ekuitas X1 : Ukuran KAP
X2 : Spesialisasi industri audit X3 : Audit tenur
X4 : Ukuran perusahaan (size) X5 : Leverage
(58)
Artinya, jika variabel ukuran KAP, spesialisasi industri audit, audit tenur,serta variabel kontrol ukuran perusahaan dan leverage sama dengan nol maka biaya modal ekuitas akan naik sebesar 0,352.
Tabel 4.6 Uji Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .352 .132 2.667 .010
Ukuran -.049 .041 -.224 -1.191 .239
Spesialisasi .009 .042 .041 .218 .828
Tenur .027 .017 .197 1.572 .122
Size .005 .010 .081 .529 .599
Leverage -.285 .095 -.398 -2.990 .004
a. Dependent Variable: EPRsqrt
Tabel 4.7 Adjusted R Square Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .467a .218 .145 .1016616
a. Predictors: (Constant), Leverage, Spesialisasi, Tenur, Size, Ukuran b. Dependent Variable: EPRsqrt
(59)
Dari tabel terlihat nilai adjusted R square sebesar 0,145. Artinya variabel-variable dependen tersebut dapat menjelaskan variabel biaya modal ekuitas sebesar 14,5 %.
4.2.4 Uji Signifikansi Parsial (uji-t)
Uji- t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
4.2.4.1 Uji Hipotesis 1
Tabel 4.8 Uji-t hipotesis 1
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .377 .127 2.974 .004
Ukuran -.047 .032 -.217 -1.501 .139
Size .009 .010 .126 .863 .392
Leverage -.319 .093 -.446 -3.440 .001
a. Dependent Variable: EPRsqrt
Hipotesis pertama adalah bahwa ada hubungan signifikan antara ukuran KAP dengan biaya modal ekuitas. Dari persamaan regresi dengan ukuran
perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol maka terlihat koefisien ukuran KAP adalah sebesar -0,047 Artinya ukuran KAP memiliki hubungan yang negatif dengan biaya modal ekuitas. Jika ukuran KAP semakin besar (BigFour) maka biaya modal ekuitas semakin kecil.
(60)
Nilai t-hitung sebesar -1,501 berada di bawah negatif t-tabel (-2,003) dengan tingkat signifikansi sebesar 0.139 berada di atas 0,05 maka hipotesis pertama dapat ditolak. Kesimpulan yang didapat adalahtidak ada hubungan signifikan antara ukuran KAP dengan biaya modal ekuitas.
4.2.4.2 Uji Hipotesis 2
Tabel 4.9 Uji-t hipotesis 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .396 .132 2.993 .004
Spesialisasi -.029 .032 -.131 -.901 .371
Size .005 .010 .081 .544 .588
Leverage -.289 .090 -.404 -3.191 .002
a. Dependent Variable: EPRsqrt
Hipotesis kedua adalah bahwa ada hubungan signifikan antara spesialisasi industri audit dengan biaya modal ekuitas. Dari persamaan regresi dengan ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol maka terlihat koefisien spesialisasi industri audit adalah sebesar -0,029. Artinya spesialisasi industri audit memiliki hubungan yang negatif dengan biaya modal ekuitas. Jika auditor semakin spesialis dalam bidang industri tertentu maka biaya modal ekuitas dapat diturunkan.
(61)
Nilai t-hitung sebesar -0,901 berada di atas negatif t-tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,371 berada di atas 0,05 maka hipotesis kedua ditolak, yaitu tidak ada hubungan signifikan antara ukuran KAP dengan biaya modal ekuitas.
4.2.4.3 Uji Hipotesis 3
Tabel 4.10 Uji-t Hipotesis 3 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .406 .119 3.400 .001
Tenur .028 .017 .209 1.684 .098
Size -.001 .008 -.019 -.156 .877
Leverage -.243 .090 -.340 -2.694 .009
a. Dependent Variable: EPRsqrt
Hipotesis ketiga adalah bahwa ada hubungan signifikan lama hubungan audit (tenur) dengan biaya modal ekuitas. Dari persamaan regresi dengan ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol maka terlihat koefisien adalah sebesar 0,028. Artinya lama hubungan audit (tenur) memiliki hubungan yang positif dengan biaya modal ekuitas. Jika lama hubungan audit (tenur) maka biaya modal ekuitas semakin besar.
Nilai t-hitung sebesar 1,684 berada di bawah nilai t-tabel (2,003) dengan tingkat signifikansi sebesar 0.098 berada di atas 0,05 maka hipotesis kedua ditolak, yaitu tidak ada hubungan signifikan antara ukuran KAP dengan biaya modal ekuitas.
(62)
4.2.5 Uji Signfikansi Simultan (Uji-F)
Tabel 4.11 Uji-F ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .155 5 .031 3.007 .018a
Residual .558 54 .010
Total .713 59
a. Predictors: (Constant), Leverage, Spesialisasi, Tenur, Size, Ukuran b. Dependent Variable: EPRsqrt
Hipotesis 4 menyatakan ukuran KAP, spesialisasi industri audit, dan audit tenur secara simultan mempengaruhi biaya modal ekuitas.Untuk menguji hal tersebut maka dilakukan uji F.
Ketiga variabel independen ini dengan variabel kontrol ukuran perusahaan dan leverage memiliki nilai f hitung sebesar 3,007. Angka f hitung ini berada di atas nilai f tabel sebesar 2,3860. Tingkat signifikansi sebesar 0,018 jauh di bawah angka 0,05 berarti dapat disimpulkan ukuran KAP, spesialisasi industri audit, dan audit tenur secara simultan mempengaruhi biaya modal ekuitas.
(63)
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan Ukuran KAP dengan Biaya Modal Ekuitas
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan biaya modal ekuitas. Tetapi dapat dilihat adanya hubungan yang negatif artinya ukuran KAP dapat mengurangi biaya modal ekuitas. Hal ini dikarenakan KAP yang besar umumnya memiliki akses yang lebih luas ke berbagai sumber saat melakukan audit. KAP besar juga memiliki reputasi yang harus dijaganya, sehingga berupaya lebih keras dalam memberikan kualitas audit yang lebih memadai. Hal ini berdampak positif terhadap penilaian investor akan suatu perusahaan sehingga resiko potensial saat investasi semakin kecil maka turut mempengaruhi biaya modal ekuitas atau pengembalian yang diharapkan oleh investor semakin menurun. Hal ini sesuai dengan penelitian Hajiha et Sobhani (2012) yang menyimpulkan ukuran KAP memiliki hubungan negatif terhadap biaya modal ekuitas. Tetapi berbeda karena mereka menyimpulkan bahwa ukuran KAP berhubungan signifikan dengan biaya modal ekuitas.
4.3.2 Hubungan Spesialisasi Industri Audit dengan Biaya Modal Ekuitas
Hasil yang kedua yaitu ditemukan bahwa spesialisasi industri auditor tidak berhubungan signifikan dengan biaya modal ekuitas. Namun, di sisi lain ditemukan adanya korelasi yang negatif antara spesialisasi industri dengan biaya modal ekuitas. Hal ini mengindikasikan adanya kemungkinan penurunan biaya modal ekuitas seiring dengan penggunaan jasa auditor yang spesialis pada suatu
(64)
industri tertentu. Auditor yang spesialis pada industri tertentu berarti sudah serinhg kali mengaudit perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama sehingg memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik mengenai seluk beluk industri tersebut. Dengan kata lain hal ini dapat pula mempengaruhi penilaian investor atas investasinya dan membawa investor pada penilaian resiko semakin berkurang sehingga tingkat pengembalian yang diharapkan investor dapat menurun. Hal ini sesuai dengan penilitian Hajiha et Sobhani (2012) yang menyimpulkan spesialisasi industri audit memiliki hubungan negatif terhadap biaya modal ekuitas. Tetapi berbeda karena mereka menyimpulkan bahwa spesialisasi industri audit berhubungan signifikan dengan biaya modal ekuitas.
4.3.3 Hubungan Tenur dengan Biaya Modal Ekuitas
Hasil ketiga yaitu ditemukan audit tenur tidak berhubungan signifikan dengan biaya modal ekuitas. Ada indikasi hubungan yang positif antara audit tenur dengan biaya modal ekuitas. Berdasarkan hasil penelitian, audit tenur dapat memperbesar biaya modal ekuitas. Lama perikatan auditor dapat menyebabkan penilaian auditor semakin bias terhadap suatau perusahaan sehingga resiko potensial dapat diniliai investor lebih meningkat maka tingkat pengembalian yang diharapkan bertambah. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Hajiha et Sobhani (2012) yang menyimpulkan audit tenur memiliki hubungan signifikan terhadap biaya modal ekuitas dan memiliki korelasi yang negatif.
(65)
4.3.4 Hubungan Ukuran KAP, Spesialisasi Industri Audit, Tenur dengan biaya Modal Ekuitas
Dari hasil regresi didapat bahwa ketiganya secara simultan memiliki hubungan yang signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Artinya ketiganya secara bersama- sama mampu memberikan pengaruh terdahap biaya modal ekuitas. Dengan kata lain kulitas audit memiliki hubungan dengan biaya modal ekuitas.
(66)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan biaya modal ekuitas. Tetapi dapat dilihat adanya hubungan yang negatif artinya ukuran KAP dapat mengurangi biaya modal ekuitas. Hal ini dikarenakan KAP yang besar umumnya memiliki akses yang lebih luas ke berbagai sumber saat melakukan audit. KAP besar juga memiliki reputasi yang harus dijaganya, sehingga berupaya lebih keras dalam memberikan kualitas audit yang lebih memadai.
Hasil yang kedua yaitu ditemukan bahwa spesialisasi industri auditor tidak berhubungan signifikan dengan biaya modal ekuitas. Namun, di sisi lain ditemukan adanya korelasi yang negatif antara spesialisasi industri dengan biya modal ekuitas. Hal ini mengindikasikan adanya kemungkinan penurunan biaya modal ekuitas seiring dengan penggunaan jada auditor yang spesialis pada suatu industri tertentu.
Hasi ketiga yaitu ditemukan audit tenut tidak berhubungan signifikan dengan biaya modal ekuitas. Ada indikasi hubungan yang positif antara audit tenur dengan biaya modal ekuitas. Berdasarkan hasil penelitian, audit tenur dapat memperbesar biaya modal ekuitas.
(67)
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan penelitian ini antara lain:
1. Jumlah sampel penelitian yang relatif sedikit dirasa belum mewakili keseluruhan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Kurangnya referensi penelitian terdahulu, cukup menyulitkan dalam penelitian.
5.3 Saran
Penelitian selanjutnya dapat mencoba meneliti hubungan kualitas audit dan biaya modal ekuitas dengan menambah variabel kontrol untuk melihat bagaimana hubungan keduanya dengan model regresi yang lebih kaya.
Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan proksi lain dari kualitas audit untuk diteliti hubungannya dengan biaya ,modal ekuitas.
(68)
DAFTAR PUSTAKA
Ardi Murdoko Sudarmadji dan Lana Sularto, 2007. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”, Proceeding PESAT, Volume 2.
Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley, Mark S. 2003. Auditing and Assurance Service An Integrated Approach. Edisi 9, Printice Hall, New Jersey. Botosan, Christine A. 2006. “Disclosure and The Cost Of Capital : What Do We
Know”, Acunting and Bussiness Research, International Accounting Policy Forum, hal. 31-40.
Dermawan Sjahrial, 2009. Manajemen Keuangan, Edisi 3, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Duwi Priyatno, 2012. Belajar Praktis Analisis Parametrik dan NonParametrik dengan SPSS, Penerbit Gava Media, Yogyakarta.
Easley, David, dan Maureen O’Hara, 2003. Accounting Information, Disclosure, and Cost of Capital.
Efraim Ferdinan Giri, 2010. “Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit : Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi 13.
Emerson, David J. dan Ling Yang, 2012. “Perception of Auditor Conscientiousness and Fraud Detection”, Jurnal of Forensic & Investigative Accounting, Volume 4 issue 2, halaman 110-141.
Hajiha, Zohreh dan Neda Sobhani, 2012. “Audit Quality and Cost of Equty Capital : Evidence of Iran”, International Research Journal of Finance and Economics, Issue 94, hal. 159-171.
I Putu Nuratama, 2011. Pengarauh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik pada Kualitas Audit dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi.
Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Lambert, Richard A. 2006. “Accounting Information, Disclosure, and The Cost of Capital”. http:// ssrn.com id=823504.
(69)
Martin, John P. et al., 1997. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 5, PT Raga Grafindo Persada, Jakarta.
Mayhew, Brian W. dan Michael Wilkins, 2002. “Audit Firm Industry Spesialization as A Differentiatio Strategy : Evidence from Fees Charged to Firm Going Public”, http:// ssrn.com id=319147.
Mulyadi, 2002. Auditing, Edisi 6 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
Narchrowi D. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Elkonometrika : Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lmbaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Sekar Mayangsari, 2004. Bukti Empiris Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor Terhadap Earning Pesponse Coefficient”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 7 Nomor 2, halaman 154-178.
Uma Sekaran, 2007. Research Methods for Bussiness, Edisi 3 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, 2007. Fundamentals of Finacial Manajemen, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.
Weston, Fred J. dan Thomas E. Copeland, 1999. Manajemen Keuangan. Edisi 8, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Wiwik Utami, 2006. “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur)”, Jurnal Riset Akuntansi.
Yang Li, et al. 2009. “Audit Quality, Accounting Attributes and The Cost of Equity Capital”, http:// srn.com id=1481823.
(70)
Lampiran 1
DATA PERUSAHAAN SAMPEL
Earning Price Ratio Nama
Perusahaan 2007 2008 2009
FAST 0.0938 0.0906 0.0784
SKLT 0.1109 0.0687 0.1236
SMAR 0.0574 0.2141 0.1021
RDTX 0.0989 0.1634 0.2725
ALMI 0.1085 0.0151 0.1443
ASII 0.059 0.2151 0.0715
HEXA 0.0911 0.0382 0.0465
INTA 0.04 0.2268 0.1258
SMSM 0.1297 0.0978 0.123
UNIC 0.0309 0.038 0.4
IGAR 0.1235 0.1206 0.1695
AKRA 0.0444 0.0934 0.0748
MYOR 0.1056 0.2247 0.1079
UNTR 0.048 0.1818 0.074
DVLA 0.0557 0.1318 0.0843
AUTO 0.1773 0.2096 0.1733
LMSH 0.295 0.2674 0.1042
AISA 0.0201 0.0405 0.063
DLTA 0.1848 0.2618 0.1274
(71)
Ukuran KAP Nama
Perusahaan 2007 2008 2009
FAST 1 1 1
SKLT 0 0 0
SMAR 0 0 0
RDTX 0 0 0
ALMI 0 1 0
ASII 1 1 1
HEXA 1 1 1
INTA 0 0 0
SMSM 0 0 0
UNIC 1 1 1
IGAR 0 0 0
AKRA 1 1 1
MYOR 0 0 0
UNTR 1 1 1
DVLA 1 1 1
AUTO 1 1 1
LMSH 0 0 0
AISA 0 0 0
DLTA 1 1 1
(72)
Spesialisasi Industri Audit Nama
Perusahaan 2007 2008 2009
FAST 1 1 1
SKLT 0 0 0
SMAR 0 0 0
RDTX 0 0 0
ALMI 1 1 1
ASII 1 1 1
HEXA 0 0 0
INTA 0 0 0
SMSM 0 0 0
UNIC 1 1 1
IGAR 0 0 0
AKRA 1 1 1
MYOR 0 0 0
UNTR 1 1 1
DVLA 1 1 1
AUTO 1 1 1
LMSH 0 0 0
AISA 0 0 0
DLTA 0 0 0
(73)
Tenur
Nama Perusahaan 2007 2008 2009
FAST 1 2 3
SKLT 1 2 3
SMAR 1 2 3
RDTX 1 2 3
ALMI 1 1 2
ASII 1 2 3
HEXA 1 2 3
INTA 1 2 3
SMSM 1 1 2
UNIC 1 2 3
IGAR 1 2 3
AKRA 1 1 2
MYOR 1 2 3
UNTR 1 2 3
DVLA 1 2 3
AUTO 1 2 3
LMSH 1 2 3
AISA 1 2 3
DLTA 1 2 3
(74)
Ukuran Perusahaan ( Size) Nama
Perusahaan 2007 2008 2009
FAST 13.35 13.57 13.86
SKLT 12.12 12.21 12.19
SMAR 15.9 16.12 16.14
RDTX 13.28 13.27 13.39
ALMI 14.13 14.31 14.21
ASII 17.97 18.21 18.3
HEXA 14.14 14.49 14.53
INTA 13.67 13.94 13.85
SMSM 13.63 13.74 13.76
UNIC 14.78 14.95 14.62
IGAR 12.71 12.63 12.67
AKRA 15.07 15.4 15.62
MYOR 14.45 14.89 14.99
UNTR 16.38 16.94 17.01
DVLA 13.24 13.37 13.57
AUTO 15.06 15.20 15.35
LMSH 11.05 11.03 11.2
AISA 13.58 13.83 14.11
DLTA 13.29 13.46 13.54
(75)
Leverage
Nama Perusahaan 2007 2008 2009
FAST 0.4 0.39 0.39
SKLT 0.47 0.5 0.42
SMAR 0.56 0.54 0.53
RDTX 0.36 0.26 0.18
ALMI 0.67 0.73 0.69
ASII 0.5 0.5 0.45
HEXA 0.73 0.58 0.54
INTA 0.65 0.71 0.66
SMSM 0.38 0.37 0.42
UNIC 0.52 0.55 0.44
IGAR 0.3 0.24 0.19
AKRA 0.57 0.6 0.63
MYOR 0.41 0.56 0.5
UNTR 0.55 0.51 0.43
DVLA 0.18 0.2 0.29
AUTO 0.32 0.30 0.27
LMSH 0.54 0.39 0.45
AISA 0.56 0.62 0.68
DLTA 0.22 0.25 0.21
(76)
Lampiran 2 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EPR 60 .0151 .4000 .119353 .0786823
Ukuran 60 0 1 .47 .503
Spesialisasi 60 0 1 .40 .494
Tenur 60 1 3 1.87 .812
Size 60 11.03 18.30 14.1509 1.62632
Leverage 60 .18 .73 .4623 .15376
(77)
Lampiran 3 Uji Normalitas
(1)
Uji Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .352 .132 2.667 .010
Ukuran -.049 .041 -.224 -1.191 .239
Spesialisasi .009 .042 .041 .218 .828
Tenur .027 .017 .197 1.572 .122
Size .005 .010 .081 .529 .599
Leverage -.285 .095 -.398 -2.990 .004
(2)
Adjusted R-Square
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .467a .218 .145 .1016616
a. Predictors: (Constant), Leverage, Spesialisasi, Tenur, Size, Ukuran b. Dependent Variable: EPRsqrt
(3)
Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji Hipotesis 1
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .377 .127 2.974 .004
Ukuran -.047 .032 -.217 -1.501 .139
Size .009 .010 .126 .863 .392
Leverage -.319 .093 -.446 -3.440 .001
(4)
Uji Hipotesis 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .396 .132 2.993 .004
Spesialisasi -.029 .032 -.131 -.901 .371
Size .005 .010 .081 .544 .588
Leverage -.289 .090 -.404 -3.191 .002
a. Dependent Variable: EPRsqrt
(5)
Uji Hipotesis 3
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .406 .119 3.400 .001
Tenur .028 .017 .209 1.684 .098
Size -.001 .008 -.019 -.156 .877
Leverage -.243 .090 -.340 -2.694 .009
(6)
Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .155 5 .031 3.007 .018a
Residual .558 54 .010
Total .713 59
a. Predictors: (Constant), Leverage, Spesialisasi, Tenur, Size, Ukuran b. Dependent Variable: EPRsqrt