yang dipakai bersama oleh reaktan-reaktan dan sistem dengan fase tunggal pun terbentuk. Dampak pengadukan ini sangat signifikan selama reaksi sebagaimana
sistem tunggal terbentuk, maka pengadukan menjadi tidak lagi mempunyai pengaruh yang signifikan. Pengadukan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan campuran
reaksi yang bagus. Pengadukan yang tepat akan mengurangi hambatan antar massa. Untuk reaksi heterogen, ini akan menyebabkan lebih banyak reaktan mencapai tahap
reaksi. Sofiyah 1995 menggunakan pengadukan 1425 rpm rotation per minutes, 500 rpm Setyawardhani, 2003, 1500 rpm Purwono, 2003, 200-250 rpm Rahayu,
2003, 1000 rpm Kusmiyati, 1999, serta 800 rpm Azis,2003.
5. Perbandingan Reaktan
Variabel penting lain yang mempengaruhi hasil ester adalah rasio molar antara alkohol dan minyak nabati. Stoikiometri reaksi transesterifikasi memerlukan 3 mol
alkohol untuk setiap mol trigliserida untuk menghasilkan 3 mol ester asam dan 1 mol gliserol. Untuk mendorong reaksi transestrifikasi ke arah kanan, perlu untuk
menggunakan alkohol berlebihan atau dengan memindahkan salah satu produk dari campuran reaksi. Lebih banyak metanol yang digunakan, maka semakin
memungkinkan reaktan untuk bereaksi lebih cepat. Secara umum, proses alkoholisis menggunakan alkohol berlebih sekitar 1,2-1,75 dari kebutuhan stoikiometrisnya.
Perbandingan volume antara minyak dan metanol yang dianjurkan adalah 1 : 4. httpwww.journeytoforever.orgbioidesel.
Terlalu banyak alkohol yang dipakai menyebabkan biodiesel mempunyai viskositas yang terlalu rendah dibandingkan dengan minyak solar, juga akan
menurunkan titik nyala biodiesel, karena pengaruh sifat alkohol yang mudah terbakar. Purwono, 2003 menggunakan perbandingan pereaksi sebesar 1:2,2 etanol:minyak,
Ardiyanti, 2003 dan Kusmiyati, 1999 menggunakan rasio molar alkohol-minyak 1:6, dan Azis, 2005 menggunakan rasio volume 1:4 metanol-minyak.
2.7. PFAD Palm Fatty Acid Destillate
Tujuan utama dari proses pemurnian minyak adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik dan memperpanjang masa
simpan minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri. Pada umumnya minyak untuk tujuan bahan pangan dimurnikan melalui tahap
proses sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Pemisahan bahan berupa suspensi dan dispersi koloid dengan cara penguapan,
degumming dan pencucian dengan asam. 2.
Dekolorisasi dengan pemucatan. 3.
Deodorisasi dengan suhu dan tekanan tinggi sehingga menghasilkan produk samping asam lemak bebas.
Pemucatan ialah suatu proses pemurnian untuk menghasilkan zat warna yang tidak disukai dalam minyak. Pemucatan ini dilakukan dengan mencampurkan minyak
dengan absorben, seperti tanah pemucat bleaching earth, lempung aktif activated clay dan arang aktif atau juga menggunakan bahan kimia. Proses deodorisasi untuk
CPO menjadi RBDPO dilakukan dengan cara memompakan minyak ke dalam ketel deodorisasi. Kemudian minyak tersebut dipanaskan pada suhu 200-250°C pada
tekanan 1 atmosfer dan selanjutnya pada tekanan rendah kurang lebih 10 mm Hg sambil dialiri uap panas selama 4-6 jam untuk mengangkut senyawa yang dapat
menguap. Jika masih ada uap air yang tertinggal dalam minyak setelah penguapan aliran selesai maka minyak tersebut perlu divakumkan pada tekanan yang lebih rendah.
Palm Fatty Acid Distillate PFAD merupakan hasil samping pemurnian CPO secara fisika, yaitu setelah tahap deguming, deasidifikasi, dan pengeringan sistem
vakum. Komponen terbesar dalam PFAD adalah asam lemak bebas, komponen karotenoid dan senyawa volatil lainnya. Secara umum proses pengolahan pemurnian
minyak sawit dapat menghasilkan 73 olein, 21 stearin, 5 Palm Fatty Acid Distillate PFAD, dan 0,5 bahan lainnya. Pada umumnya PFAD digunakan
industri sebagai bahan baku sabun ataupun pakan ternak. PFAD memiliki kandungan Free Fatty Acid FFA sekitar 81,7, gliserol 14,4, squalane 0,8, Vitamin E 0,5,
sterol 0,4 dan lain-lain 2,2. Pada suhu yang lebih tinggi, asam lemak bebas yang menimbulkan bau dalam
minyak akan lebih mudah menguap, sehingga komponen tersebut diangkut bersama- sama uap panas dan terpisah dari minyak RBDPO, asam lemak bebas dari produk
samping dari pemurnian RBDPO inilah yang disebut PFAD Palm Fatty Acid Destillate ataupun metil ester asam lemak MEAL yang sering digunakan sebagai
bahan pembuatan sabun batangan. Penurunan tekanan uap selama proses deodorisasi akan menguragi jumlah uap yang digunakan dan mencegah hidrolisa minyak oleh uap
air. Ketaren, 1986
Universitas Sumatera Utara
2.8. Pemurnian Minyak