Asam Lemak Bebas ALB

3 Penghilangan Bau Minyak setelah dilakukan tahap penjernihan masih mengandung beberapa bahan yang menyebabkan bau, sehingga perlu dilakukan tahap deodorisasi. Minyak yang jernih dimasukkan ke dalam bejana silindris yang dinamakan “Deodoriser”. Deodoriser dijaga pada kondisi vakum yang tinggi kemudian dipanaskan pada suhu 200ºC dengan tekanan yang tinggi. Senyawa yang volatil akan menguap dengan beberapa pembawa. Minyak ini kemudian didinginkan dan dijernihkan melewati mesin penyaring untuk mendapatkan minyak yang bening.

2.8.2. Pemurnian Refining Fisika

Pemurnian secara fisika adalah metode alternatif dimana cara penghilangan asam lemak bebas dilakukan dengan destilasi pada temperatur yang tinggi dan vakum yang rendah. Cara ini menggantikan penambahan basa pada metode pemurnian kimia. Penjernihan secara fisika juga dapat dikatakan sebagai deasidifikasi dengan destilasi uap dimana asam lemak bebas dan senyawa volatil lainnya di pisahkan dari minyak menggunakan agen stripping yang efektif. Pada tahap pemurnian fisika, FFA di hilangkan pada tahap akhir. Kelebihan pemurnian fisika dibanding kimia adalah: a. Mendapatkan hasil yang baik b. Asam lemak yang dihasilkan sebagai produk samping memiliki kualitas yang tinggi c. Stabilitas minyak baik d. Peralatan yang digunakan murah e. Operasinya sederhana Hui, YH. 1996

2.9. Asam Lemak Bebas ALB

Asam lemak merupakan senyawa pembangun senyawa lipida sederhana, fosfogliserida, glikolipida, ester, kolesterol, lilin dan lain-lain. Semua asam lemak berupa rantai hidrokarbon dengan ujungnya berupa gugus karboksil. Rantai ini bisa jenuh atau bisa juga mengandung ikatan rangkap, bahkan ada beberapa asam lemak mempunyai dua ikatan rangkap seperti asam linoleat, tiga ikatan rangkap seperti asam linolenat, empat ikatan rangkap seperti asam arakidonat. Perbedaan sifat asam lemak terletak pada panjang rantai atom karbon serta jumlah dan posisi ikatan Universitas Sumatera Utara rangkapnya. Asam lemak yang terdapat pada hewan dan tumbuhan umumnya ialah asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, yaitu antara 14 sampai 22, sedangkan asam lemak yang banyak dijumpai memiliki jumlah atom karbon 16 dan 18 Aisjah.G, 1993 . Asam-asam lemak yang ditemukan di alam, biasanya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam-asam lemak yang ditemukan di alam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuhadalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. Pembentukan ALB pada umumnya banyak terjadi di lapangan, sebelum buah mulai diolah di pabrik. Faktor yang paling mempengaruhi adalah derajat kematangan buah. Kenaikan ALB mulai dari pengolahan di pabrik sampai di pelabuhan sebaiknya kurang dari 1 persen. Jadi kadar ALB sangat ditentukan oleh mutu panen yang masuk ke pabrik. Oleh karena itu, ALB merupakan parameter terhadap mutu produksi minyak kelapa sawit Naibaho.P, 1998 . Tabel 2.1. Asam lemak yang penting terdapat dalam minyak dan lemak Jenis asam Atom karbon Sumberasal Titik cair Asam lemak jenuh n-Butirat CH 3 CH 2 2 COOH lemak susu sapi -7.6 Isovalerat CH 3 2 CHCH 2 COOH minyak ikan lumba-lumba -37.6 n-Kaproat CH 3 CH 2 4 COOH minyak kelapa, -1.5 minyak kelapa sawit n-Kaprilat CH 3 CH 2 6 COOH minyak kelapa 1.6 minyak kelapa sawit Kaprat CH 3 CH 2 8 COOH susu sapi dan kambing, 31.5 minyak kelapa, minyak kelapa sawit 44 Laurat CH 3 CH 2 10 COOH minyak laural, minyak Inti sawit, minyak kelapa Miristat CH 3 CH 2 12 COOH minyak pala, susu ternak 58 Minyak ikan hiu Universitas Sumatera Utara Palmitat CH 3 CH 2 14 COOH lemak hewani, minyak 64 nabati Stearat CH 3 CH 2 16 COOH lemak hewani, minyak 69.4 nabati Arachidat CH 3 CH 2 18 COOH minyak kacang 76.3 Lignoserat CH 3 CH 2 22 COOH minyak kacang, spingo 81 myelin, minyak kacang tanah Jenis asam Atom karbon Sumberasal Titik cair Asam lemak tidak jenuh Oleat CH 3 CH 2 7 = CH – minyak dan lemak 14 CH 2 7 COOH Erukat CH 3 CH 2 7 = CH – minyak rapeseed, 31 - 32 CH 2 11 COOH mustard, minyak hati ikan hiu 2 Ikatan rangkap atau lebih Linoleat CH 3 CH 2 4 = CH – minyak biji kapas -11 CH 2 CH = CH – biji lin, biji poppy CH 2 7 COOH Linolenat CH 3 CH 2 CH = CH – minyak perilla -11 CH 2 CH = CHCH 2 – biji lin CH = CHCH 2 7 COOH Clupanodonat C 22 H 34 O 2 minyak ikan paus kurang Hati ikan hiu, heering dari -78 Arachidonat C 20 H 32 O 2 jaringan hati babi Krischenbeuer, 1960. Asam oleat merupakan asam lemak tak jenuh yang paling banyak dijumpai pada makanan. Sepertiga lemak daging ayam adalah asam oleat. Margarin merupakan bahan makanan dengan kandungan asam oleat yang tinggi, sekitar 47 total Universitas Sumatera Utara kandungan lemaknya adalah asam oleat Nursanyoto, 1993. Trigliserida adalah komponen lipid yang paling banyak terdapat di alam, dan karena sifatnya yang tidak menguap, trigliserida sukar sekali untuk dianalisis secara langsung dengan kromatografi gas. Meskipun demikian keterbatasan pemisahan ini diperbaiki dengan kemudahan pemisahan berbagai metal ester dari asam lemak dengan kromatografi gas. Karena itu, berbagai asam lemak trigliserida dapat dianalisis dengan kromatografi gas melalui pembentukan turunan seperti turunan metil ester. Berbagai asam lemak metil ester diperoleh dari reaksi esterifikasi. Pereaksi yang biasa digunakan untuk reaksi esterifikasi ini adalah boron trifluorida BF 3 dalam metanol 14 Fardiaz, 1989.

2.10. Desikan