Latar Belakang Masalah Strategi dakwah lingkungan perkantoran; analisa perencanaan strategi ikatan Da'i Indonesia (IKADI) DKI Jakarta
2 Dari beberapa referensi, masyarakat lebih dikenal terbagi menjadi dua
macam, yaitu masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Penulis berpendapat bahwa masyarakat yang berakfitas di perkantoran termasuk dari
masyarakat perkotaan. Memang agak sulit merumuskan siapa sebenarnya masyarakat perkotaan itu secara tepat. Makna kota akan lebih mudah dipahami
bila melalui karakter dan mental penduduknya sebagai masyarakat kota bukan dari tempat lokasinya. Atau lebih mudahnya, melihat masyarakat kota melalui
karakteristik-karakteristiknya sebagai masyarakat kota.
1
Bagi masyarakat perkotaan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kehidupan beragama cukup terarahkan dan ditekankan pada pelaksanaan
ibadah, acara-acara keagamaan sudah berkurang. Hal ini disebabkan masyarakat perkotaan sudah menekankan pada rasional berpikir dan bukan pada
emosionalnya. Semua kegiatan beragama sudah berlandaskan pada pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
2
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi saat ini, yang membuat kendala ruang dan waktu terpecahkan dan membuat dunia ini seakan-
akan menjadi sempit. Tidak terbayangkan setelah berkembanganya teknologi komunikasi dan informasi, kejadian yang sedang terjadi di berbagai belahan bumi
bisa disaksikan di belahan bumi lainnya dalam waktu yang cepat, bahkan bersamaan. Ini membuat seluruh pengetahuan dan budaya di seluruh dunia dapat
dikonsumsi dan diketahui dengan mudah oleh masyarakat Indonesia tanpa adanya saringan atau sensor informasi melalui berbagai media.
1
Acep Aripudin, Syukriadi Sambas, Dakwah Damai Pengantar Dakwah Antarbudaya, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 151
2
Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Pustaka Setia, 1997, h. 197
3 Masyarakat DKI Jakarta adalah contoh kehidupan masyarakat perkotaan
di Indonesia. Kota Jakarta juga merupakan kota yang sudah berkembang dalam berbagai hal jika dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia,
termasuk berkembang dalam hal teknologi. Masyarakat Jakarta juga dikenal sebagai masyarakat urban yang terdiri dari berbagai daerah di seluruh Indonesia,
masyarakat heterogen. Heterogenitas masyarakat Jakarta pada satu sisi memberi peluang terciptanya kompetisi dan kreasi-kreasi baru, namun bagi yang tidak siap
akan menjadi hantu yang sesekali akan menerkam masa depan jiwanya. Pluralisme keyakinan dalam beragama juga sangat nyata sebagai ciri
kehidupan masyarakat kota, keberagaman tersebut kemudian mempengaruhi pola pikir dan interpretasi serta tindakan beragama yang beragam pula.
3
Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan dakwah, karena setiap budaya
memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang beragam, sehingga tidak bisa dilakukan dengan strategi yang sama dalam mengkomunikasikan pesan-pesan dakwah.
Ditengah kompleksitas dalam menghadapi gelombang dan tantangan globalisasi itulah Ikatan Da’i Indonesia IKADI lahir pada tahun 2002 dan
diresmikan pada tahun 2005. IKADI didirikan oleh para aktifis da’i atas dasar tujuan untuk memberdayakan dakwah dan da’i dalam usaha merekonstruksi dan
reformasi pandangan umat terhadap tugas-tugasnya sebagai pemikul panji moralitas yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah, baik moralitas sosial, politik,
budaya maupun peradaban.
4
3
Acep Aripudin, Syukriadi Sambas, Dakwah dan Damai Pengantar Dakwah Antarbudaya, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 152
4
Situs resmi IKADI, diakses pada 06 Januari 2010 dari http:www.ikadi.or.id
4 Setelah beberapa tahun IKADI pun terus mengalami perkembangan, dan
untuk mengembangkan sayapnya IKADI membentuk struktur organisasi untuk mengembangkan dakwah di seluruh nusantara. Membentuk PP Pengurus Pusat,
PW Pengurus Wilayah dan PD Pengurus Daerah. Dan salah satunya adalah PW IKADI DKI Jakarta. Di PW IKADI DKI Jakarta didalamnya terhimpun
kader-kader da’i-da’i professional yang tergabung dan sudah melalui proses kaderisasi di IKADI untuk mengembangkan dakwah di masyarakat Jakarta.
Berdasarkan pernyataan di atas, penulis kemudian memberi judul
penelitian skripsi ini dengan judul “Strategi Dakwah di Lingkungan Perkantoran Analisa Perencanaan Strategis Ikatan Da’i Indonesia IKADI
DKI Jakarta” B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk memudahkan proses penelitian dan kajian pada skripsi ini, maka pada penelitian ini penulis membatasih hanya pada perencanaan strategis yang
dalam IKADI DKI Jakarta untuk menunjang strategi dakwah di lingkungan perkantoran disekitar wilayah DKI Jakarta pada periode Januari-Mei tahun 2010.
Agar penelitian ini dapat menjelaskan secara mendalam berdasarkan judul dan pembatasan masalah, maka untuk itu penulis menyusun rumusan masalah
yang secara umum, yaitu : “Bagaimana strategi dakwah IKADI DKI Jakarta di lingkungan perkantoran?”
5