Perencanaan Strategis Strategi dakwah lingkungan perkantoran; analisa perencanaan strategi ikatan Da'i Indonesia (IKADI) DKI Jakarta
22 digunakan untuk mempertajam fokus organisasi, agar semua sumber
organisasi digunakan secara optimal untuk melayani misi organisasi.
34
Perencanaan strategis bersifat interdisipliner dan mencakup konsep dari strategi militer, sejarah, kebiasaan bisnis dan teori organisasi.
Perencanaan strategis muncul sebagai disiplin tersendiri sekitar tahun 1950- an 1960-an, disebabkan popularitasnya dari banyak perusahaan yang
berkantor pusat di Amerika Serikat.
35
Perencanaan strategis mengembangkan metode penyusunan yang menitikberkatkan pada penyesuaian lingkungan dan belajar dari
pengalaman, yang orientasi perencanaan menekankan kearah memperhatikan dan memahami perubahan lingkungan sekitar, berbagai
ragam kebutuhan yang berbeda serta kekuatan dan kelemahan para mitra kerja dan pesaing. Kekuatan dan kelemahan organisasi dakwah dihadapkan
kepada peluang dan tantangan guna menentukan posisi dari organisasi. Pendekatan ini disebut pendekatan analisa SWOT strength, weakness,
opportunity, and threat.
36
2. Proses Perencanaan Strategis
Tahapan dasar perencanaan strategis disajikan sebagai serangkaian tahapan dan langkah-langkah terkait yang memungkinkan keluwesan dan
kreatifitas, tahapan-tahapan tersebut diantaraya adalah:
37
34
Michael Allison dan Jude Kaye. Perencanaan Strategis: Bagi Orgnisasi Nirlaba, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, h. 1-2
35
Michael Allison dan Jude Kaye. Perencanaan Strategis: Bagi Orgnisasi Nirlaba, h. 1-7
36
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah Yogyakarta: Al-Iman Press, 1996, h.70
37
Michael Allison dan Jude Kaye. Perencanaan Strategis: Bagi Orgnisasi Nirlaba, h. 13
23 a.
Persiapan b.
Mempertegas Misi dan Visi c.
Menilai Lingkungan d.
Menyepakati Prioritas-prioritas e.
Penulisan Rencana Strategis f.
Melaksanakan Rencana Strategis g.
Memantau dan Mengevaluasi Sedangkan Langkah-langkah perencanaan strategis menurut Zaini
Muchtarom meliputi lima hal, yaitu:
38
a. Menentukan usaha yang sesuai dengan keadaan, artinya menetapkan
bentuk kegiatan dakwah atau jenis materi dakwah sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat
b. Mengadakan segmentasi mad’u, artinya mad’u dikelompokan dengan
jelas agar dapat dipahami perbedaan dan kebutuhan masing-masing lapisan, sehingga dapat diciptakan rumusan yang memenuhi kebutuhan
seraya meningkatkan dan memanfaatkan kekuatan yang ada. c.
Menentukan strategi persaingan, artinya dakwah yang menggunakan semangat persaingan dengan kebaikan dapat diwujudkan dalam bentuk
yang menarik dan khas yang menandai keistimewaan dan keunggulan dakwah.
38
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, h. 70-72
24 d.
Menentukan alokasi sumber daya, artinya alokasi sumber daya sesuai dengan kebutuhan dan berpotensi memberikan sumbangan kepada
organisasi secara keseluruhan. e.
Menghadapi ketidaktentuan, artinya dalam menghadapi keadaan yang tidak menentu dalam kegiatan dakwah harus menggunakan pendekatan
mengembangkan beberapa skenario altrenatif untuk menghadapi berbagai kemungkinan masa depan dan ketidakpastian.