Strategi Dakwah Strategi dakwah lingkungan perkantoran; analisa perencanaan strategi ikatan Da'i Indonesia (IKADI) DKI Jakarta
12 tujuan yang ingin dicapai pada masa depan dan bagaimana tujuan tersebut
harus dicapai dan bagaimana pula keberhasilan akan di ukur.
11
Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu cara, siasat, akal yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dimana cara-cara yang
dipakai tersebut bersifat komprehensif.
12
Dalam manajemen management strategy strategi adalah suatu proses yang berkenaan dengan dengan penentuan arah masa depan suatu organisasi
dan pelaksanaan keputusan dalam rangka mencapai sasaran jangka pendek dan jangka panjang organisasi.
13
2. Proses tahapan strategi
Dalam prosesnya, pada dasarnya strategi meliputi tiga tahapan utama yang saling berkaitan, yaitu perumusan strategi, implementasi strategi dan
evaluasi strategi. a.
Perumusan Strategi Strategy Formulation Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-
langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan kemampuan
organisasi, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
14
11
Mulkanasir, Strategik Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia, Jurnal Dakwah dan Komunikasi, Edisi 2 Desember 2006, h. 276
12
Mulkanasir, Strategik Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia, Jurnal Dakwah dan Komunikasi, Edisi 2 Desember 2006, h. 287
13
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek, Jakarta: Murai Kencana, 2006, h. 84
14
Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisnis, Malang: Bayu Media Publishing, 2005,h. 5
13 Menyusun strategi berarti mencari jalan bagaimana mencapai hasil
yang ditargetkan sesuai dengan visi dan misi di dalam situasi organisasi dan prospek yang dihadapi. Strategi pada dasarnya
terdiri atas dua hal, yaitu tindakan manajemen yang terukur dan bertujuan, dan reaksi atas perkembangan yang tidak diantisipasi
sebelumnya.
15
b. Implementasi Strategi Strategy Implementation
Implementasi strategi adalah proses dimana strategi dan kebijaksanaan dijalankan melalui pembangunan struktur,
pengembangan program, budget, dan prosedur pelaksanaan. Implementasi strategi merupakan tahap yang paling sulit dalam
proses strategi mengingat banyaknya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan di lapangan dan mungkin tidak sesuai
dengan perkiraan semula.
16
c. Evaluasi dan pengendalian strategi Strategy Control
Evaluasi dan pengendalian adalah suatu proses dimana aktifitas dan hasil kerja di monitor sehingga kinerja sesungguhnya dapat
dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan. Adanya penyimpangan perlu diidentifikasi sebab-sebab terjadinya
penyimpangan tersebut dan kemudian diikuti dengan tindakan koreksi.
17
15
Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisnis,h. 8-9
16
Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisni, h. 13
17
Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisnis, h.14
14 3.
Pengertian Dakwah Ditinjau dari pengertian secara etimologi atau bahasa, kata dakwah
berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a- yad’u-da’watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil. Warson Munawir seperti yang dikutip oleh Samsul
Munir Amin menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil to call, mengundang to invite, Mengajak to summon, menyeru to
propose, mendorong to urge dan memohon to pray. Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan disebut da’i isim fail artinya orang
yang menyeru. Tetapi karena perintah memanggil atau menyeru adalah proses penyampaian tabligh atas pesan-pesan tertentu maka pelakunya
dikenal sebagai muballigh artinya penyampai atau penyeru. Secara etimologi dakwah atau tabligh merupakan suatu proses penyampaian atas pesan-pesan
tertentu yang berupa ajakan atau seruan denga tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.
18
Secara terminologi atau istilah definisi mengenai dakwah telah banyak dibuat oleh para ahli, dimana masing-masing definisi tersebut saling
melengkapi. Di bawah ini penulis kemukakan beberapa definisi dakwah yang dikemukakan oleh para ahli mengenai dakwah.
Menurut Prof. Toha Yahya Omar, MA, Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
18
Samsul Munir Amin, MA. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009, h. 1-2
15 perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan
akhirata.
19
Menurut Dr. M. Quraish Shihab, Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan
sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekadar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan
pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas.
20
Menurut Prof. H.M. Arifin, M.Ed, dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku
dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok
supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai massage yang disampaikan
kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.
21
Menurut Drs. Samsul Munir, MA, dakwah adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar dalam rangka menyampaikan pesan-pesan agama
Islam kepada orang lain agar mereka menerima ajaran Islam tersebut dan menjalankannya dengan baik dalam kehidupan individual maupun
masyarakat untuk mencapai kebahagiaan manusia baik di dunia ataupun diakhirat, dengan menggunakan media dan cara-cara tertentu.
22
19
Toha Yahya Omar, MA, Islam dan Dakwah, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2004, h. 67
20
Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan, 2001, h. 194
21
Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, h. 6
22
Samsul Munir Amin, MA, Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009, h. 4
16 4.
Macam-macam Dakwah Secara umum dakwah Islam itu dapat dikategorikan ke dalam tiga
macam, yaitu:
23
a. Da’wah bil lisan
Da’wah bil lisan yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan ceramah-ceramah. Khutbah,
diskusi, nasihat, dan lain-lain. b.
Da’wah bil hal Da’wah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata dimana
aktifitas dakwah dilakukan dengan melalui keteladanan dan tindakan nyata.
c. Da’wah bil qalam
Da’wah bil qalam yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan dengan keahlian menulis di surat kabar, majalah, buku, maupun
internet. 5.
Pengertian Strategi Dakwah Strategi dakwah diartikan metode, siasat, taktik, atau manuver yang
dipergunakan dalam aktifitas kegiatan dakwah.
24
Al-Bayuni mendefinisikan strategi dakwah manahij al-da’wah adalah ketentuan-ketentuan dakwah dan rencana-rencana yang dirumuskan
untuk kegiatan dakwah.
25
23
Samsul Munir Amin, MA, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amzah, 2008, h. 11-12
24
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, h. 107
25
Moh Ali Aziz, MAg, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004, h. 351
17 Meminjam pendapat Onong Ucjhana Effendy berkaitan dengan strategi
komunikasi, maka strategi dakwah bisa diartikan merupakan perpaduan dari perencanaan dan manajemen dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Dan
untuk mencapai tujuan itu pendekatan strateginya bisa berbeda sewaktu- waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
26
Strategi adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu:
27
a. Strategi merupakan rencana atau tindakan rangkaian kegiatan
dakwah termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan. Dengan demikian, strategi merupakan
proses penyusunan kerja. b.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, karena itu sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan terlebih dahulu
tujuan yang jelas serta dapat diukur keberhasilannya. Strategi yang digunakan dalam usaha dakwah haruslah memperhatikan
beberapa asas dakwah, yaitu
28
: a.
Asas filosofis: Asas ini membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam
proses atau aktifitas dakwah.
26
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, cet. 21, h. 32
27
Moh Ali Aziz, MAg, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004, h. 349-350
28
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h. 107-108
18 b.
Asas kemampuan dan keahlian da’i achievement and profesionalitas : Asas ini menyangkut pembahasan mengenai
kemampuan dan profesionalisme da’i sebagai subjek dakwah. c.
Asas sosiologis: Asas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya
politik pemerintah setempat, mayoritas agama disuatu daerah, filosofis sasaran dakwah, sosiokultural sasaran dakwah dan
sebagainya. d.
Asas psikologis: Asas ini membahas masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seorang da’i adalah
manusia, begitu pula sasaran dakwahnya yang memiliki karakter unik dan berbeda satu sama lain. Pertimbangan-pertimbangan
masalah psikologis harus diperhatikan dalam proses pelaksanaan dakwah.
e. Asas efektifitas dan efesiensi: aktifitas dakwah harus diusahakan
keseimbangan antara biaya, waktu, maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya. Sehingga hasilnya dapat
maksimal. Strategi dakwah memerlukan beberapa faktor yang harus benar-benar
diperhatikan dan dipertimbangkan, diantaranya adalah:
29
a. Umat Islam harus mengembangkan pola pikir dan wawasan
keilmuan
29
Rafi’udin dan Maman, Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: Pustaka Setia, 1997, h. 79-80
19 b.
Pola pikir dan wawasan yang luas tersebut akan mempengaruhi umat islam dalam hal kepribadian, sehingga persaudaran Islam
selalu terwujud. c.
Memiliki khazanah ilmu IPTEK, sehingga mampu membawakan materi yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Tantangan dakwah di masa depan semakin semakin kompleks, karena itu penerapan strategi harus sesuai dengan kondisi mad’u sebagai objek
dakwah sehingga akan menghasilkan dakwah yang tetap. Dalam era globalisasi dan era informasi seperti sekarang ini, diperlukan penerapan
dakwah yang mengimbangi kemajuan-kemajuan tersebut. Menurut Dr. Samsul Munir, MA ada tiga hal utama yang harus dilakukan untuk
menghadapi era dakwah di masa depan, yaitu:
30
a. Pembinaan kader da’i harus dilakukan dengan baik, harus
ditanamkan keimanan yang mendalam, pemahaman yang juga baik dan cermat tentang keislaman, lingkungan, konsep-konsep apa saja
yang perlu diketahui dan sebagainya. Pembinaan kader ini tidak bisa ditawar-tawar, karena da’i memiliki tugas qiyadah al-ummah
memimpin umat, menerapi dan mengobati penyakit masyarakat. b.
Pemerataan dakwah ke masyarakat dan penumbuhan basis-basis sosial, basis sosial akan menopang para da’i dengan simpati,
dukungan dan pengorbanannya. Tidak adanya basis-basis sosial
30
Samsul Munir Amin, MA, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, h.
20 bisa menyebabkan banyak gagasan-gagasan da’i tidak di pahami
masyarakat. c.
Berjalannya proses pencetakan dan penyebaran opini umum yang disebut siyarah ial al-amal al-Islami. Dakwah harus diarahkan
pada bagaimana mengenal dakwah dan dakwah memahami umat. Al-Bayuni membagi strategi dakwah dalam tiga bentuk seperti yang di
kutip oleh Moh. Ali Aziz di dalam buku Ilmu Dakwah, yaitu:
31
a. Strategi sentimentil al-manhaj al-‘athifi adalah dakwah yang
menfokuskan pada aspek hati dan menggerakan perasaan dan batin mitra dakwah. Memberi mitra dakwah nasihat yang mengesankan,
memanggil dengan kelembutan atau memberikan pelayanan yang memuaskan merupakan beberapa metode yang dikembangkan dari
strategi ini. Metode ini sesuai untuk mitra dakwah yang terpinggirkan marginal dan dianggap lemah seperti kaum
perempuan, anak-anak, orang awam, mualaf, fakir miskin, anak yatim dan sebagainya.
b. Strategi rasional al-manhaj al-‘aqli adalah dakwah dengan
beberapa metode yang menfokuskan pada aspek akal pikiran. Strategi ini mendorong mitra dakwah untuk berpikir,
merenungkan, dan mengambil pelajaran. c.
Strategi indrawi al-manhaj al-hissi juga disebut strategi eksperimen atau strategi ilmiah, dan didefinisikan sebagai sistem
31
Moh Ali Aziz, MAg, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004, h. 351-352
21 dakwah atau kumpulan metode dakwah yang berorientasi pada
pancaindera dan berpegang teguh pada hasil penelitian dan percobaan. Diantaranya metode praktik keagamaan, keteladanan
dan pentas drama.