TABEL 3.2 PT TASPEN Persero
Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2011, 2012, dan 2013
dalam miliyar rupiah
KETERANGAN TAHUN
2011 2012
2013
PENDAPATAN 15.079,88
16.803,13 17.623,86
Pengembalian hasil investasi dana pension
3.213,20  3.570,62 4.242,45
Laba kotor 11.866,68
13.232,51 13381,41
BEBAN
Beban klaim 11.154,28
12.631,39 11.874,82
Beban usaha 127,43
151,31 174,82
TOTAL BEBAN 11.281,71
12.782,71 12.049,64
Laba sebelum pajak 584,96
449,79 1.331,75
Pajak 5,88
6,15 7,46
Laba bersih setelah pajak 579,08
443,64 1.324,29
Sumber: PT Taspen Persero, 2015 Data Diolah
2. Analisis Pada Laporan Laba Rugi
Pendapatan usaha PT TASPEN Persero mengalami peningkatan yang cukup signifikan  dari  tahun  2011-2013.  Dimana  peningkatan  paling  besar  terjadi  pada
tahun 2013, yaitu sebesar Rp17.623,86.
Pendapatan  usaha  mempengaruhi  laba  bersih  perusahaan  karena  kinerja perusahaan PT TASPEN Persero dinilai dari laba bersih pada tahun 2011-2013
yang dapat dinilai sagat baik, karena terus mengalami peningkatan dari Rp 579,08 pada tahun 2011, Rp 443,64 pada tahun 2012, dan sebesar Rp 1.324,29 pada tahun
2013.
F. Analisis Ratio Keuangan PT TASPEN Persero
Berdasarkan  pengertian  dan  penggolongan  ratio  keuangan,  maka  dapat dianalisis  beberapa  ratio  keuangan  tersebut  untuk  melihat  tingkat  perkembangan
seluruh aktivitas perusahaan.
1 Ratio Likuiditas
a. Current Ratio
Tahun 2011 = x 100 = 399
Tahun 2012 = x 100 = 623
Tahun 2013 = x 100 = 587
Current  ratio  tahun2012  adalah  623,  artinya  setiap  Rp100,-  hutang  lancar dijamin  dengan  Rp  623,-    aktiva  lancar.  Sedangkan  tahun  2013    adalah  587,
artinya  setiap  Rp  100,-  hutang  lancar  dijamin  dengan  Rp  587,-  aktiva  lancar. Dengan  demikian  nilai  current  ratio  dari  tahun  2012  ke  tahun  2013  mengalami
penurunan sebesar 36. Hal ini disebabkan karena jumlah kewajiban lancar dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan.
b. Quick Ratio
Tahun 2011 = x 100 = 399
Tahun 2012 = x 100 = 623
Tahun 2013 = x 100 = 587
Quick  ratio  perusahaan  pada  tahun  2012  sebesar  623,  ini  berarti  setiap Rp100,-  hutang  lancar  dijamin  dengan  Rp  623,-  aktiva  lancar.    Sedangkan  pada
tahun  2013  sebesar  587,  berarti  setiap  Rp  100,-  hutang  lancar  dijamin  dengan Rp 587,- aktiva lancar.
Dengan demikian perusahaan mengalami  penurunan sebesar  36 dari tahun 2012-2013.  Quick  ratio  pada  tahun  2012  lebih  baik  jika  dibandingkan  dengan
tahun 2013. Pada tahun 2012 posisi total kewajiban lancar dapat ditutupi oleh aset yang lebih lancar sebesar 623, sedangkan di tahun 2013 kemampuan asset yang
lebih lancar hanya mampu memenuhi total kewajiban lancarnya sebesar 587.
c. Cash Ratio
Tahun 2011 = x 100 = 0,09
Tahun 2012 = x 100 = 0,13
Tahun 2013 = x 100 = 0.09