Pemeriksaan Laboratorium Pasien melakukan pemeriksaan hematologi di laboratorium Instalasi

5.1.3.2 Pemeriksaan Laboratorium Pasien melakukan pemeriksaan hematologi di laboratorium Instalasi

Patologi Klinik pada tanggal 18 Agustus 2009. Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik sub bagian Hematologi Pemeriksaan Hematologi Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Leukosit WBC 9.00 H 10 3 mm 3 4.00 – 11.00 H 10 3 mm 3 Hemoglobin HGB 11.80 gdl 12.00 – 16.00 gdl Hb cyan 11.3 gdL 12 – 14 gdL Hematokrit HCT 37.50 L 36.00 – 48.00 L Trombosit PLT 133 x 10 3 mm 3 150 – 400 x 10 3 mm 3 Hasil pemeriksaan darah diatas menunjukkan bahwa leukosit dan hematokrit pasien normal, hemoglobin, Hb cyan dan trombosit pasien menurun tetapi mendekati normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa pasien tidak menderita infeksi maupun kelainan pada darah. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik sub bagian Kimia Klinik Hasil Pemeriksaan 18-08 20-08 24-08 26-08 Nilai Normal Fungsi Ginjal Ureum - 143 - 142 10-50 mgdl Creatinin - 4,51 - 2,96 0,6-1,20 mgdl Uric Acid - 5,4 - - 3,5-7,0 mgdl Metabolisme Glukosa Adrandom 205 - 274 108 140 mgdl Elektrolit Natrium 145 - - - 136-155 mmoldl Kalium 4,9 - - - 3,5-5,5 mmoldl Klorida 102 - - - 95-103 mmoldl Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium di atas dapat dilihat bahwa kadar elektrolit dalam tubuh pasien dalam keadaan baik, hal ini dapat dilihat dari hasilnya masih dalam batas normal. Tetapi, kadar glukosa darah adrandom pasien pada tanggal 18 dan 24 meningkat diatas normal dan pada tanggal 26 sudah normal kembali. Hasil pemeriksan fungsi ginjal menunjukkan kadar ureum dan kreatinin yang melewati batas normal. Klirens kreatinin paling banyak digunakan sebagai pengukur laju filtrasi glomerulus. Kreatinin merupakan suatu substansi endogen yang terbentuk dari kreatinin fosfat selama metabolisme otot. Produksi kreatinin bervariasi menurut umur, berat badan, dan jenis kelamin. Pada manusia kreatinin Universitas Sumatera Utara terutama difiltrasi pada glomerulus tanpa reabsorpsi dan sejumlah kecil disekresi secara aktif oleh tubulus ginjal. Dalam keadaan normal produksi kreatinin secara kasar sama dengan ekskresi kreatinin, sehingga kadar kreatinin serum konstan. Kreatinin serum merupakan indikator kuat bagi fungsi ginjal. Secara kasar, peningkatan dua kali lipat kadar kreatinin serum mengindikasikan penurunan fungsi ginjal sebesar 50. Demikian juga, peningkatan kreatinin tiga kali lipat mengisyaratkan penurunan fungsi ginjal sebesar 75 Shargel, 1988; Corwin, 2000. Urea adalah produk akhir metabolisme protein yang mengandung nitrogen. Ginjal berperan dalam mengeliminasi urea dari tubuh. Pada penurunan fungsi ginjal, kadar urea nitrogen darah blood urea nitrogen, BUN meningkat. BUN tidak hanya ditentukan oleh fungsi ginjal. BUN juga dapat dipengaruhi keadaan- keadaan yang tidak berkaitan dengan ginjal, misalnya peningkatan atau penurunan asupan protein dalam makanan, atau pada penyakit hati dapat menyebabkan penurunan BUN karena hati mengubah amonia menjadi urea. Oleh karena itu BUN merupakan indikator yang kurang tepat untuk penyakit ginjal Corwin, 2000. Universitas Sumatera Utara

5.1.3.3 Analisa Gas Darah Tabel 4. Hasil Analisa Gas Darah