Analisa Gas Darah Tabel 4. Hasil Analisa Gas Darah

5.1.3.3 Analisa Gas Darah Tabel 4. Hasil Analisa Gas Darah

Hasil Normal Tes Unit 1808 2408 2608 Arterial Venous pH 7.478 7.268 7,158 7.35 – 7.45 7.31 – 7.41 pCO 2 mmHg 28.1 40.2 48,9 35 – 45 41 – 51 pO 2 mmHg 76.6 55.6 51,7 80 – 105 TCO 2 mmolL 21.8 19.8 19,0 23 – 27 24 – 29 HCO 3 mmolL 21.0 8.6 17,5 22 – 26 23 – 28 Base Excess mmolL -2.8 -8.6 -11,4 -2 – +3 -2 – +3 O 2 Saturasi mmolL 96.1 81.5 73,7 95 – 98 95 – 98 Berdasarkan hasil pemeriksaan analisa gas darah pH pasien pada tanggal 18 Agustus meningkat sedikit diatas normal tetapi pada tanggal 24 dan 26 Agustus menurun dibawah normal, pCO 2 pada tanggal 18 menurun tetapi tetap pada tanggal 24 Agustus sudah normal kembali dan tanggal 26 Agustus meningkat, pO 2, TCO 2, HCO3, dan base excess menurun dibawah normal, O 2 Saturasi pada tanggal 18 agustus normal tetapi pada tanggal 24 dan 26 Agustus menurun. Maka pasien diindikasikan mengalami asidosis metabolik. Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH dan juga keseimbangan asam basa, oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan Universitas Sumatera Utara penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya http:elearning.unej.ac.idAGD. Ginjal berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa. Pada penderita gagal ginjal terjadi pengurangan pembentukan amonia dan ion hidrogen didalam tubulus serta kehilangan natrium yang mana disertai retensi asam-asam yang terikat fosfat dan sulfat dan asam-asam organik oleh glomerulus yang menyebabkan asidosis berat Baron, 1995. Adanya diabetes mellitus yang diderita pasien juga menyebabkan asidosis metabolik. Dalam keadaan ini, kekurangan sekresi insulin oleh pankreas menghalangi penggunaan normal glukosa untuk metabolisme. Malahan, lemak dipecah menjadi asam asetoasetat, dan ini sebaliknya dimetabolisme oleh jaringan untuk mendapatkan energi sebagai pengganti glukosa. Pada saat bersamaan, konsentrasi asam asetoasetat di dalam cairan ekstrasel meningkat sangat tinggi dan sejumlah besar asam ini diekskresikan kedalam urin Guyton, 1990.

5.1.4 Riwayat Penyakit Pasien