B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara nilai tukar dengan resiko
kebangkrutan Altman Z-Score pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara suku bunga dengan resiko
kebangkrutan Altman Z-Score pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara inflasi dengan resiko
kebangkrutan Altman Z-Score pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia?
C. Kerangka Konseptual
Faktor-faktor makro ekonomi dapat menyebabkan kesulitan ekonomi bahkan krisis ekonomi baik secara langsung. Selain itu maupun tidak langsung
yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan lingkungan perusahaan dipengaruhi oleh lingkungan makro ekonomi. Hadad, Santoso dan
Harianto 2003:3 mengatakan bahwa kajian mengenai indikator-indikator makro yang dapat digunakan sebagai informasi awal adanya potensi krisis perbankan
perlu dilakukan sehingga tindakan-tindakan preventif dapat segera dilakukan sebelum permasalahan yang ada pada perekonomian secara umum berubah
menjadi krisis perbankan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Utami dan Rahayu 2003 tingginya inflasi dan suku bunga bank akan menyebabkan beban operasional perusahaan semakin berat serta akan
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan; melemahnya nilai rupiah memungkinkan beban hutang badan usaha semakin besar jika dinilai dengan
Rupiah; dan akhirnya akan berujung pada menurunnya profitabilitas perusahaan. Ketika profitabilitas suatu perusahaan menurun, hal tersebut memungkinkan
munculnya peluang kebangkrutan. Disisi lain bank sebagai lembaga kepercayaan tidak hanya dibutuhkan atau
bermanfaat bagi inidvidu dan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara. Selain itu, bank
juga dapat membantu memperlancar kegiatan transaksi, produksi serta konsumsi melalui fungsinya sebagai lembaga yang melaksanakan lalu lintas pembayaran.
Demikian pula, bank juga berperan dalam melaksanakan kebijakan moneter, dan efektivitas kebijakan moneter dapat berjalan dengan baik dipengaruhi oleh
kesehatan dan stabilitas bisnis perbankan Rivai, Veithzal dan Idrus, 2007:108. Melihat peranan perbankan yang sangat strategis, kesehatan dan stabilitas
perbankan menjadi suatu sistem yang merupakan kebutuhan suatu perekonomian yang ingin tumbuh dan berkembang dengan baik Rivai, Veithzal dan Idrus,
2007:108. Dan menurut Bank Dunia 2001 dalam Nugroho dan Soekarni 2003:44: makin stabil dan efektif sektor perbankan sebagai intermediasi dana,
perbankan makin dapat memberikan kontribusi besar bagi stabilitas ekonomi makro sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu parameter yang dapat mengukur kestabilan perekonomian yakni dengan melihat kinerja dari stabilitas makro ekonomi. Stabillitas makro ekonomi
dapat dilihat berdasarkan beberapa indikator dasar makro ekonominya, diantaranya suku bunga, jumlah uang yang beredar, inflasi, nilai tukar, dan
pengangguran. Berdasarkan latar belakang dan teori yang telah dikemukakan, maka
model kerangka konseptual yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1: Kerangka Konseptual
Inflasi Suku Bunga
Nilai Tukar
Resiko Kebangkrutan
Sumber : Hadad 2003; Utami 2003; Rivai 2007 diolah
D. Hipotesis