Analisis hubungan Nilai Tukar dengan Resiko Kebangkrutan Altman Z-Score

N 272 272 272 272 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2010 Hipotesis dari pengujian statistik adalah: H : b 1 =0, tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. H : b 1 ≠0, ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Tingkat signifikasi 1 dengan derajat kebebasan df = 272-2=270, maka diperoleh t tabel = 2,59. kriteria pengambilan keputusan yaitu H diterima jika - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, dan H 1 diterima jika - t tabel t hitung t tabel

1. Analisis hubungan Nilai Tukar dengan Resiko Kebangkrutan Altman Z-Score

Pada tabel 4.5 diperoleh koefisien atau r= 0,216 dengan signifikansinya sebesar 0,000 dengan taraf nyata α sebesar 1. Nilai positif pada koefisien korelasi menjelaskan apabila nilai tukar naik maka resiko kebangkrutan akan naik dan sebaliknya apabila nilai tukar turun maka resiko kebangkrutan turun. Nilai koefisien korelasi r = 0,216 menjelaskan tingkat hubungan antara nilai tukar dan resiko kebangkrutan tidak seberapa kuat. Berdasarkan nilai r tersebut maka t hitung dapat dicari sebagai berikut: . 2 r - 1 2 - n r t  Universitas Sumatera Utara 2 0,216 - 1 2 - 272 0,216 t  = 3,635 Pengujian hipotesis: H : b 1 =0, nilai tukar tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan resiko kebangkrutan. H : b 1 ≠0, nilai tukar mempunyai hubungan yang signifikan dengan resiko kebangkrutan. Dengan demikian karena t hitung t tabe l 3,6352,59 maka hipotesis H ditolah dan hipotesis H 1 diterima. Artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel nilai tukar dan resiko kebangkrutan pada perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Apabila nilai tukar mengalami kenaikan maka resiko Perusahaan untuk bangkrut juga mengalami kenaikan dan sebaliknya. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis dan penelitian Kurniawati 2008:2 bahwa, fluktuasi nilai tukar sangat mempengaruhi nilai dan kinerja operasional perusahaan secara keseluruhan karena adanya perdagangan ekspor dan impor. Ketidakpastian fluktuasi nilai tukar akan berimbas pada berbagai bidang, tidak terkecuali kinerja internal perusahaan secara individual. Hal ini diakibatkan karena aliran dana masuk ataupun keluar perusahaan yang didominasi dalam mata uang domestik akan terpengaruh. Depresiasi nilai tukar juga akan mengakibatkan turunnya repayment capacity perusahaan-perusahaan dan bank-bank yang memiliki kewajiban dalam valuta perusahaan-perusahaan dan bank-bank yang memiliki kewajiban dalam valuta asing yang cukup tinggi Hadad, Santoso dan Harianto 2003:15. Universitas Sumatera Utara

2. Analisis Hubungan Suku Bunga dengan Resiko Kebangkrutan Altman Z-Score