Variabel Dependen Variabel Independen

3.3. Batasan Operasional

Dengan dasar pertimbangan efisiensi, waktu, serta pengetahuan peneliti, maka peneliti melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yang diantaranya: 1. Penelitian dilakukan terbatas hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian dibatasi hanya selama 3 tahun yaitu dari tahun 2009-2011.

3.4. Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

3.4.1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain variabel independen.Variabel dependen dalam penelitian ini diukur dengan dividend payout ratio DPR. Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earnings per share. DPR menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Rumus dividend payout ratio sebagai berikut Erich A. Helfert,1995:70: DPR = �������� ��� ����� ������� ��� �����

3.4.2. Variabel Independen

Variabel bebas independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Free Cash Flow, Return on Assets ROA, Debt to Equity Ratio DER, Firm Size, dan Growth Potential yang dijelaskan di bawah ini: 1. Free Cash Flow FCF Menurut Kieso et al, 2002 : 219, free cash flow adalah: “free cash flow sebagai jumlah arus kas diskresioner perusahaan untuk membeli investasi tambahan, melunasi utang, membeli saham treasury,atau hanya untuk menambah likuiditas perusahaan.” Konsep free cash flow merupakan perluasan dari konsep biaya keagenan di dalam struktur modal. Menurut Nurwahyudi dan Mardiyah 2004 konsep free cash flow memberikan kontribusi penting bagi literatur keuangan dan teori organisasi dengan mengajukan free cash flow hypothesis yaitu ketika manajer tidak ingin mendistribusikan kas yang dimiliki perusahaan kepada pemegang saham. Rasio untuk menghitung Free Cash Flow berdasarkan International Financial Reporting Standards IFRS 2005: 47 adalah sebagai berikut: FCF = Cash Flow from Operation – Capital Expenditure 2. Return on Assets ROA Return On Total Assets ROA adalah angka yang menunjukkan berapa besar relative laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva Mandala , 2004:152. Return on Assets diukur dari laba bersih setelah pajak earnings after tax terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. ROA merupakan salah satu ukuran profitabilitas perusahaan yang mana merupakan ukuran efektivitas perusahan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakanmemanfaatkan aktiva tetap untuk kegiatan operasi. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus Sartono, 2001 : 122 ROA = �������� ����� ��� ����� ������ 3. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan, rasio ini dihitung dengan rumus Sartono, 2001: 66 : DER = ����� ���� ������ 4. Firm Size Ukuran perusahaan firm size dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya equity, nilai perusahaan, ataupun total aktiva total assets dari suatu perusahaan Bambang Riyanto, 2001. Variabel firm size menjelaskan bahwa suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru atau yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses kepasar modal. Kemudahan akses perusahaan besar yang mapan ke pasar modal berarti perusahaan tersebut memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu miliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Firm size ukuran perusahaan diwakili oleh log natural dari total assets Ali et al, 1993 dalam Sutrisno, 2001. 5. Growth Potential Growth potential potensi pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh. Tingkat pertumbuhan perusahaan yang semakin cepat, maka makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan perusahaan tersebut. Indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat pertumbuhan yang diatur pada setiap tahun dalam total asset Chang dan Rhee, 1990 dalam Sutrisno, 2001 : 5 yaitu : GP = �� � −�� �−� �� �−� Dimana : GP : Growth Potential TA : Total Assets tahun t TA : Total Assets tahun t-1

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian