4.2.1.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi berganda terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2001. Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin – Watson Statistic. Model
regresi yang baik adalah tidak mengandung autokorelasi.
Tabel 4.4 Nilai Statistik Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
.546
a
.298 .257
25.36606 1.953
a. Predictors: Constant, GP, ROA, FCF, DER, FS b. Dependent Variable: DPR
Nilai statistik Durbin Watson D-W sebesar 1,953. Tabel D-W menunjukkan DW
U
untuk k = 5 dan n = 93 , α = 0,05 adalah 1,611 dan 1,702.
Berarti DW
U
DW 2 1,77 1,953 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
4.2.2. Analisis Regresi
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang
Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis.
4.2.2.1. Persamaan Regresi
Tabel 4.5. Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 4.547
10.773 .422
.674 FCF
1.812E-7 .000
.114 1.267
.208 ROA
.669 .170
.371 3.924
.000 DER
3.296 1.637
.182 2.013
.047 FS
1.583 .746
.210 2.124
.037 GP
-.607 .258
-.222 -2.349
.021 a. Dependent Variable: DPR
Sumber : Data yang diolah penulis, 2013
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dituliskan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 4,547 + 1,812 X
1
+ 0,669 X
2
+ 3,296 X
3
+ 1,583 X
4
+ -0,607 X
5
+ e Keterangan:
1. Konstanta sebesar 4,547 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel
independen FCF, ROA, DER, FS, dan GP maka tingkat Dividend Payout Ratio sebesar 4,547.
2. �1 sebesar 1,812 menunjukkan bahwa setiap penambahan Free Cash Flow
sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan Dividend Payout Ratio sebesar 1,812 dengan asumsi variabel lain tetap.
3. �2 sebesar 0,669 menunjukkan bahwa setiap penambahan Return on
Assets sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan Dividend Payout Ratio sebesar 0,669 dengan asumsi variabel lain tetap.
4. �3 sebesar 3,296 menunjukkan bahwa setiap penambahan Debt to Equity
Ratio sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan Dividend Payout Ratio sebesar 3,296 dengan asumsi variabel lain tetap.
5. �4 sebesar 1,583 menunjukkan bahwa setiap penambahan Firm Size
sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan Dividend Payout Ratio sebesar 1,583 dengan asumsi variabel lain tetap.
6. �5 sebesar -0,607 menunjukkan bahwa setiap penambahan Growth
Potential sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan Dividend Payout Ratio sebesar 0,607 dengan asumsi variabel lain tetap.
4.2.3. Pengujian Hipotesis 4.2.3.1. Uji f dan R
2
Untuk menguji pengaruh FCF Free Cash Flow, ROA Return on Assets, DER Debt to Equity Ratio, firm size, GP Growth Potential
terhadap Dividend Payout Ratio digunakan Uji statistic Uji F. Dalam uji F digunakan hipotesis yang dibawah ini.
Ha : FCF Free Cash Flow, ROA Return on Assets, DER Debt to Equity Ratio, firm size, GP Growth Potential mempunyai pengaruh
terhadap Dividend Payout Ratio DPR secara simultan.
Kriterianya yaitu sebagai berikut. H
diterima dan Ha ditolak jika F hitung F tabel untuk α = 5.
Ha diterima dan H ditolak jika F hitung F tabel untuk α = 5.
Hasil uji secara simultan dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
23716.693 5
4743.339 7.372
.000
a
Residual 55979.010
87 643.437
Total 79695.703
92 a. Predictors: Constant, GP, ROA, FCF, DER, FS
b. Dependent Variable: DPR
Dari Tabel 4.5 diperoleh nilai F
hitung
sebesar 7,372. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 atau
α = 0,05 maka diperoleh nilai F
tabel
sebesar 2,31. Dengan membandingkan nilai F
hitung
dengan F
tabel,
maka F
hitung
7,372 F
tabel
2,31. Keputusannya adalah H ditolak dan Ha
diterima, artinya secara simultan variabel FCF Free Cash Flow, ROA Return on Assets, DER Debt to Equity Ratio, firm size, GP Growth
Potential berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2011.
Kemampuan variabel FCF Free Cash Flow, ROA Return on Assets, DER Debt to Equity Ratio, firm size, GP Growth Potential
menjelaskan pengaruhnya terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2011 ditunjukkan pada
Tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7
Nilai Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.546
a
.298 .257
25.36606 a. Predictors: Constant, GP, ROA, FCF, DER, FS
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Dari Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0,298 atau 29,8. Hal ini berarti bahwa kemampuan variabel independen yaitu FCF Free Cash Flow, ROA Return on Assets, DER
Debt to Equity Ratio, firm size, GP Growth Potential menjelaskan pengaruhnya terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2011 sebesar 29,8. Sedangkan sisanya sebesar 70,2 1 – 0,298 merupakan variabel yang tidak
terungkap.
4.2.3.2. Uji t
Untuk menguji pengaruh FCF Free Cash Flow, ROA Return on Assets, DER Debt to Equity Ratio, firm size, GP Growth Potential
terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2011 digunakan uji Statistik t uji t. Apabila
probabilitas kesalahan dari t hitung lebih kecil daripada tingkat signifikansi α= 5, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil pengujian
hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 4.547
10.773 .422
.674 FCF
1.812E-7 .000
.114 1.267
.208 ROA
.669 .170
.371 3.924
.000 DER
3.296 1.637
.182 2.013
.047 FS
1.583 .746
.210 2.124
.037 GP
-.607 .258
-.222 -2.349
.021 a. Dependent Variable: DPR
Hasil pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa variabel FCF Free Cash Flow X
1
memiliki nilai t
hitung
1,267 dengan signifikan 0,208 p 0,05, maka keputusannya adalah menerima H
dan H
a
ditolak. Hal ini berarti variabel FCF Free Cash Flow berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2011. Variabel ROA Return on Assets X
2
memiliki nilai t
hitung
3,924 dengan signifikan 0,000 p0,05, maka keputusannya adalah menerima
H
a
dan H ditolak. Hal ini berarti variabel ROA Return on Assets
berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2011.
Variabel DER Debt to Equity Ratio X
3
memiliki nilai t
hitung
2,013 dengan signifikan 0,047 p0,05, maka keputusannya adalah menerima H
a
dan H ditolak. Hal ini berarti variabel DER Debt to Equity
Ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2011.
Variabel firm size X
4
memiliki nilai t
hitung
2,124 dengan signifikan 0,037 p0,05, maka keputusannya adalah menerima H
a
dan H ditolak. Hal ini berarti variabel firm size berpengaruh signifikan terhadap
dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2011.
Variabel GP Growth Potential X
5
memiliki nilai t
hitung
-2,349 dengan signifikan 0,021 p0,05, maka keputusannya adalah menerima
H
a
dan H ditolak. Hal ini berarti variabel GP Growth Potential
berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2011.
4.3. Pembahasan Penelitian