93 21:25
0,011 0,029
21:30 0,011
0,028 21:35
0,011 0,027
21:40 0,011
0,027 21:45
0,011 0,023
Gambar 4.12 Grafik Hubungan Waktu Terhadap Laju Aliran Massa Refrigeran Pengujian Malam Hari
Dari gambar 4.12 diatas dapat dilihat bahwa selama 60 menit,rata-rata laju aliran massa refrigeran pengujian yang diperoleh pada sistem pengkondisian udara
tanpa dimodifikasi adalah sebesar 0,011 kgs, sedangkan rata-rata laju aliran massa refrigeran dari sistem pengkondisian udara yang dimodifikasi dengan
penambahan alat penukar kalor adalah sebesar 0,029 kgs.
4.2.5 Analisa Biaya Ekonomis Penggunaan AC Setelah Dimodifikasi dan Tanpa Dimodifikasi
4.2.5.1 Biaya Pembelian Bahan Teknik
Biaya material teknik merupakan biaya bahan yang digunakan untuk pembuatan alat penukar kalor, baik bahan baku maupun bahan jadi.
0.011 0.011 0.011 0.011 0.012 0.011 0.012 0.012 0.011 0.011 0.011 0.011 0.011
0.034 0.032 0.031 0.031
0.029 0.031 0.032
0.027 0.029 0.028
0.027 0.027 0.023
0.005 0.01
0.015 0.02
0.025 0.03
0.035 0.04
La ju
A li
ra n
M a
ss a
R e
fr ig
e ra
n kJ
kg
Waktu
Tanpa Modifikasi Setelah Dimodifikasi
Universitas Sumatera Utara
94 Tabel 4.31 Biaya Pembelian Bahan Teknik.
No Nama Bahan
Jumlah Bahan
Harga Satuan Rp Jumlah Rp
1 Pipa Tembaga 14
1 meter 14.000,-
14.000,- 2
Pipa Tembaga 38 1 meter
40.000,- 40.000,-
3 Pipa Tembaga 34
1 meter 60.000,-
60.000,- 4
Neple+Nut 14 2 buah
8.500,- 17.000,-
5 Neple+Nut 38
2 buah 11.250,-
22.500,- 6
Armaflex 34 1 buah
12.000,- 12.000,-
Jumlah total 165.000,-
Jadi jumlah biaya pembelian bahan teknik = Rp 165.000,-
4.2.5.2 Biaya Pembuatan alat APK
Biaya pembuatan yang dimaksudkan adalah biaya untuk pembuatan pengelasan dan pemasangan alat penukar kalor ke sistem AC. Diperhitungkan
sebesar Rp. 300.000,-
4.2.5.3 Biaya Listrik AC Tanpa Dimodifikasi
Untuk menhitung penggunaan daya listrik yang diperlukan AC Tanpa dimodifikasi, diasumsikan AC dipergunakan selama 9 jamhari. Maka dapat
dihitung biaya untuk penggunaan AC Tanpa Dimodifikasi selama 9 jamhari adalah sebagai berikut:
Daya listrik selama 9 jam = Daya AC sebelum dimodifikasi x 9 jam = 0,708 kW x 9 jam
= 6,372 kW 9 jam Tarif dasar listrik PLN = Rp 1352,-kWh TDL PLN pada bulan maret
2015 untuk daya 1300 W Biaya Listik AC = Daya listrik selama 9 jam x Tarif Dasar Listrik
=6,372 kWhx Rp 1352,-kWh
Universitas Sumatera Utara
95 = Rp.8.614,944 9 jam
4.2.5.4 Biaya Listrik AC Setelah Dimodifikasi
Untuk menhitung penggunaan daya listrik yang diperlukan AC setelah dimodifikasi, diasumsikan AC dipergunakan selama 9 jamhari. Maka dapat
dihitung biaya untuk penggunaan AC setelah dimodifikasi selama 9 jamhari adalah sebagai berikut:
Daya listrik selama 9 jam = Daya AC setelah dimodifikasi x 9 jam = 0,644 kW x 9 jam
= 5,796 kW 9 jam Tarif dasar listrik PLN = Rp 1352,-kWh TDL PLN pada bulan maret
2015 untuk daya 1300 W
Biaya Listrik AC = Daya listrik selama 9 jam x Tarif Dasar Listrik =5,796 kWhx Rp 1352,-kWh
= Rp. 7.836,192 9 jam Maka selisih biaya atau keuntungan yang diperoleh dari penggunaan tarif
listrik dari AC modifikasi adalah biaya listrik tanpa dimodifikasi dikurang biaya listrik setelah dimodifikasi.
Selisih biaya = Rp. 8.614,944 9 jam- Rp. 7.836,192hari = Rp. 785,752 9 jam
Maka penghematan biaya ekonomisyang diperoleh apabila menggunakan alat penukar kalor tipe selongsong ini adalah sebesar Rp. 781,809 9 jam
Universitas Sumatera Utara
96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisa datayang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Kerja kompresor rata-rata dari sistem pengujian pengkondisian uadara yang
dimodifikasi dengan penambahan alat penukar kalor APK siang, sore dan malam hari lebih kecil dibandingkan dengan sistem pengujian refrigerasi
tanpa modifikasi hal ini disebabkan karena refrigeran yang keluar dari evaporator dipanaskan kembali oleh refrigeran yang keluar dari kondensor di
dalam APK sehingga tekanan awal isap kompresor pada sisem yang dimodifikasi lebih tinggi sehingga kerja kompresor lebih kecil.
2. Dampak refrigerasi rata-rata dari sistem pengujian pengkondisian udara yang
dimodifikasi siang, sore dan malam hari lebih besar dibandingkian dengan sistem pengujian pengkondisian uadara yang tanpa dimodifikasi. Hal ini
disebabkan oleh adanya proses pendinginan lanjut subcooling cairan refrigeran dari kondensor yang mencegah terbentuknya gelembung uap yang
mengganggu aliran refrigeran melewati katub ekspansi. 3.
Coefisien of prestasi COP rata-rata dari sistem pengujian pengkondisian udara yang dimodifikasi siang, sore dan malam hari lebih kecil dibandingkan
dengan sistem pengujian pengkondisian udara tanpa modifikasi. Hal ini di pengaruhi karena tekanan awal isap kompresor pada sisem yang
dimodifikasi lebih tinggi sehingga volume yang dapat dikompresikan lebih sedikit.
4. Daya kompresor rata-rata dari sistem pengujian pengkondisian uadara yang
dimodifikasi siang, sore dan malam hari lebih kecil dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara