29 Gambar 2.22. Sistem Refrigerasi Absorbsi
2.5 Beban Pendingin
2.5.1 Defenisi Beban Pndingin
Beban pendingin adalah aliran energi dalam bentuk panas. Perlu diulang kembali bahwa tugas pendingin adalah menjaaga kondisi suatu ruangan agar
berada pada suhu dan kelembapan tertentu yang umumnya lebih rendah dari temperatur dan kelembapan lingkungan luar. Jenis beban pendingin, dapat dibagi
menjadi dua, yaitu panas sensibel dan panas laten.Panas sensibel adalah panas yang menyebabkan terjadinya kenaikan atau penurunan temperatur,tetapi phasa
tidak berubah.Panas laten adalah panas yang diperlukan untuk merubah phasa benda tanpa mengalami perubahan temperatur temperatur tetap.
Universitas Sumatera Utara
30 Gambar 2.23 Jenis Beban Pendingin Pada Udara Luar [11]
2.5.2 Sumber-sumber Beban Pendingin
Beban pendingin bagi suaturuangan yang dikondisikan bisa berasal dari bebrapa sumber.sumber-sumber ini umumnya dibagi 2 bagian besar, yaitu beban
yang berasal dari dalam ruangan. Panas yang berasal dari luar ruangan antara lain : panas yang berpindah secara konduksi dari dinding, dari kaca, dari atap, dan dari
jendela. Panas radiasi sinar matahari yang masuk dari material yang tembus pandang seperti kaca dan plastik. Panas dari masuknya udara luar, yaitu ventilasi
dan undaara infiltrasi. Sementara sumber panas yang berasal dari dalam dapat berupa panass dari lampu penerangan, panas dari mesin yang ada di ruangan,
panas akibat peralatan memasak yang ada di ruangan, komputer, dll. Dan juga panas dari mahluk hidup yang ada di ruangan. Sumber-sumber panas ini akan
dihitung beban yang diakibatkannya pada unit pendingin.
2.5.3 Analisa Beban Pendingin
Menghitung beban pendingin pada prinsipnya adalah menghitung laju perpindahan panas yang melibatkan semua jenis perpindahan panas, yaitu :
konduksi, koneksi, radiasi, penguapan, dan pengembunan. Adalah sangat sulit jika harus menghitungnya satu persatu pada waktu tertentu. Oleh karena itu dikenal
banyak metode perhitungan beban pendingin. Metose yang umum digunakan
Universitas Sumatera Utara
31 antara lain Transfer fungsion TFM, Cooling Load Temperatur CLTD, dan
Time-avaranging TETDTA. Dari ketiga cara ini, hanya CLTD yang
menggunakan perhitungaan sederhana sehingga dapat dilakukan secara manual. SementaRa TFM dan TETTA adala perhitungan yang dirancang untuk
diseslesaikan dengan menggunakan komputer. Sebelum melakukan perhitungan beban pendinginan pada suatu ruangan
yang akan dikondisikan, data-data pendukung harus dikumpulkan. Data yang harus dimiliki adalah sebagai berikut :
1. Lokasi bangunan dan arahnya
2. Konstruksi dari bangunan, informasi ini dibutuhkan untuk mendapatkan
koefisien pepindahan panas menyeluruh dari konstruksi bangunan. 3.
Kondisi diluar gedung, misalnya apakah terlindung oleh pohon atau bangunan tinggi yang menghalangi sinar matahari.
4. Kondisi design didalam gedung, misalnya temperatur dan RH berapa
gedung akan di kondisikan. 5.
Jadwal penghuni di dalam gedung 6.
Jumlah lampu dan peralatan listrik yang dipasang di dalam gedung 7.
Jadwal operasi peralatan-peralataqn dalam gedung. 8.
Kebocoran udara infiltrasi dan penambahan udara ventilasi. Informasi-informasi ini akan digunakan sebagai parameter-parameter pada
perhitungan dan untuk mencari parameter-parameter tambahan yang akan digunakan dalam perhitungan beban pendingin [11].
Universitas Sumatera Utara
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan dan Alat