Perumusan Masalah Sistematika Penulisan

lainnya, pemerintah pusat, provinsi, kabupaten kotamadya, kecamatan, kelurahandesa dan pihak swasta. Prinsip tersebut didasarkan atassebuah kesadaran bahwa perubahan sosial hanya bisa dicapai jika mampu membangun satu pemahaman utuh di tataran komunitas dan pemerintah akan pentingnya kolaborasi untuk tujuan bersama. Yayasan Pusaka Indonesia juga menerapkan prinsip keterbukaan dan kesadaran keterbatasan yang dimiliki. Kondisi tersebutlah yang membuat Yayasan Pusaka indonesia selalu merujuk kepada lembaga lain untuk penanganan selanjutnya jika tidak ada kapasitas di lembaga. Adapun beberapa kegiatan yang telah dilakukan sepanjang tahun 2013 diantaranya Penanganan Kasus anak dan perempuan, Sosialisasi Isu KDRT, Trafiking, Anak Berhadapan dengan Hukum ABH, Kawasan Tanpa Rokok KTR di lingkungan Sekolah, Ibu PKK di Kota Medan, Advokasi Perda KTR Kota Medan, Advokasi Kebijakan Penanganan Anak Berhadapan Dengan Hukum Dalam Mencapai Keadilan Restoratif Berdasarkan UU Sistem Peradilan Pidana Anak, Advokasi Penanganan Anak Pemakai dan Pengguna Narkotika dalam proses hukum. Berdasarkan alasan-alasan tersebutlah, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Advokasi Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga oleh Yayasan Pusaka Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang dapat dirumuskan oleh penulis dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hasil advokasi Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga KDRT yang didampingi oleh Yayasan Pusaka Indonesia?”. Universitas Sumatera Utara 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil advokasi Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga KDRT yang didampingi oleh Yayasan Pusaka Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam rangka: a. Pengembangan konsep dan teori-teori yang berkenaan dengan permasalahan Kekerasan dalam Rumah Tangga b. Pengembangan kebijakan dan model pelayanan pihak yang terkait.

1.4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah dan objek yang akan di teliti, kerangka penelitian, defenisi konsep dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. Universitas Sumatera Utara BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan sejarah singkat dan gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti. BAB V : ANALISIS DATA Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisisnya. BAB IV : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran penulis yang penulis berikan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kekerasan dalam Rumah Tangga 2.1.1 Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga Menurut Pasal 1 dari Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga PKDRT, kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berkaitan timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, danatau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Sedangkan rumah tangga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah sesuatu yang berkenaan dengan kehidupan keluarga dalam rumah. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu perlakuan yang dialami oleh sebuah keluarga sehingga menimbulkan potensi korban tidak berkembang. Menurut Hasbianto bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu bentuk penganiayaan secara fisik maupun emosional atau psikologis, yang merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah tangga Sugihastuti, 2007:173. Menurut Pasal 1 dari Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga PKDRT, penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah jaminan yang diberikan oleh negara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga dan melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga. Universitas Sumatera Utara