lxxii
BAB III MUHAMMADIYAH JAKARTA TIMUR
B. Berdirinya Muhammadiyah Jakarta Timur
1. Muhammadiyah di Jakarta Timur
Berdirinya Muhammadiyah di Jakarta Timur tidak terlepas dari para tokoh perintisnya, yang antara lain adalah Muhammad Basuni, Muhammad Ali dan
Nandi Rahman sebagai pelopor awal tersiarnya paham-paham Muhammadiyah di wilayah tersebut yang mayoritas berasal dari golongan Pedagang dan Pegawai..
Pada saat itu belum ditemukan kegiatan atau aktifitas Muhammadiyah, sehingga membuat para Pelopor Muhammadiyah berkewajiban mengawali
berdirinya Persyarikatan ini di wilayah tersebut. Muhammad Basuni dalam mengembangkan Muhammadiyah dibantu oleh
Nandi Rahman yang berasal dari Padang, Sumatra Barat yang berdomisili di daerah Jakarta Timur. Selain itu dibantu dengan Muhammad Ali yang
sebelumnya aktif pada kegiatan-kegiatan Muhammadiyah di daerahnya juga turut berjuang dalam menyebarkan ide-ide Muhammadiyah di wilaah ini. Pada
perkembangan selanjutnya ketiga orang tokoh tersebut dibantu oleh para warga
29
lxxiii Jakarta Timur yang merespon baik kegiatan Persyarikatan dan juga turut
menumbuhkembangkan Muhammadiyah di Jakarta Timur.
29
Muhammadiyah Jakarta Timur bermula dari Ranting Kramat, yang mayoritasnya dari kecamatan Duren Sawit, Kramatjati, Pulogadung dan
Matraman. Wilayah tersebut merupakan penduduk yang berasal dari kaum pendatang dari Sumatra dan Jawa dan NTB yang bermatapencarian sebagai
pedagang dan pegawai sekarang. Sebelum Muhammadiyah resmi didirikan, pengajian dari rumah ke rumah
telah ada, namun pengajian tersebut tidak dinyatakan pengajian Muhammadiyah, hanya saja materi-materinya sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis yang merupakan
ciri khas dari Muhammadiyah. Pengajian ini diadakan di rumah para anggota dan simpatisan Muhammadiyah.
30
Pada awalnya Muhammadiyah Jakarta Timur berbentuk Ranting Kramat, yang berdiri sekitar tahun 1963 dengan ketua Muhammad Basuni, kemudian pada
perkembangannya para perintis Muhammadiyah dari status ranting menjadi Cabang Muhammadiyah Kramat. Upaya mereka adalah mendirikan Ranting
Jatinegara, Pondok bambu dan Duren Sawit. Setelah tiga ranting ini berdiri, maka Ranting Kramat menjadi calon Cabang Kramat, dan untuk mengubah calon
cabang menjadi cabang, mereka harus mendirikan amal usaha nyata.
29
Drs. H. Nandi Rahman, MAg, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Timur 2000-2005, Wawancara pribadi
, Jakarta, 21 Mei 2007.
30
H. Sandi Irawan SH, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Timur 2000 – 2005, Wawancara pribadi, Jakarta, 27 Maret 2007.
lxxiv Amal usaha yang dilakukan para Perintis pada awalnya adalah mengadakan
pengajian secara bergilir dari rumah ke rumah masyarakat Muhammadiyah dan simpatisan, mengadakan pendekatan dengan para tokoh agama dan juga
masyarakat, membagikan zakat fitrah dan hewan qurban bagi yang berhak mendapatkannya, dan mengimbau masyarakat melaksanakan sholat hari Raya
Idul Fitri di Lapangan., dan syarat berdirinya Ranting adalah mendirikan Masjid atau Musholah.
Selain kegiatan nyata tadi, para Perintis memiliki masjid binaan, yaitu masjid Nurul Islam dan mendirikan sarana pendidikan, seperti: SDM. 4 di
Cawang, SDM. 23 di Utan Kayu, dan SDM. 24 di Rawamangun. Pembangunannya dilakukan secara bergotong-royong oleh masyarakat dan
simpatisan Muhammadiyah. Bangunannya amat sederhana, lantai beralas tanah dan beratap genteng dan jumlah murid 8 orang.
Setelah tiga Ranting tadi terbentuk dan berbagai amal usahanya diselenggarakan, maka calon Cabang Muhammadiyah Kramat Raya berstatus
Cabang Kramat Raya tahun 1965. Adapun kepengurusan Pimpinan Cabang pada saat itu adalah Ketua: Muhammad Basuni, dengan wakil Muhammad Sulaeman.
Sedangkan pada masa kepemimpinan tahun 2000-2005, dengan struktur organisasi Drs. H. Nandi Rahaman, M.Ag sebagai Ketua, wakil Ketua I :Dr. H.
Rizalsyah Fahlevie, MBA, wakil Ketua II : H. Syahrial Sain, Sekretaris: H. Sandi Irawan, SH, dan Bendahara Drs. H. Firman, M. Ag, dan mereka adalah orang-
lxxv orang yang diberi amanat untuk mengembangkan Muhammadiyah Jakarta
Timur.
31
2. Faktor- faktor Berdirinya