lvii
C. Respon masyarakat Islam Jakarta Timur
Pada awal diperkenalkannya Muhammadiyah di Jakarta Timur, ada kalangan yang menyambut secara positif dan ada pula yang negatif. Sambutan secara
positif dari kalangan yang sefaham dengan Muhammadiyah, yaitu mereka yang telah mengenal apa itu Muhammadiyah, mereka berasal dari Sumatera dan Jawa,
sedangkan sambutan yang negatif dari mereka yang belum mengenal Muhammadiyah lebih dekat, mayoritas pada saat itu masyarakat Banten yang
menganggap aneh Syiar yang dilakukan lembaga dakwah ini, mulai dari cemoohan hingga intimidasi terdengar pada awal pendiriannya.
Reaksi positif datang dari kalangan masyarakat Jakarta Timur yang biasanya mereka sempat mengenyam pendidikan tinggi, jadi dengan mudah mereka
menerima Pembaharuan. Sementara reaksi negatif datang dari kalangan masyarakat pinggiran Jakarta Timur, dimana mayoritas diantara mereka sedikit
sekali yang dapat mengenyam pendidikan tinggi dan masyarakat kelas bawah. Reaksi negatif ini terus berlanjut sampai pertengahan abad ke-20, akan tetapi
dapat diredakan dengan diadakannya berbagai dialog keagamaan antara Muhammadiyah dengan masyarakat setempat.
Reaksi terhadap Muhammadiyah oleh sebagian golongan Islam Indonesia, pada umumnya disebabkan karena perbedaan pendapat terhadap cara-cara pemahaman
lviii ajaran Islam, praktek-praktek ibadah dan perbedaan sikap dan pandangan-
pandangan masalah sosial ataupun budaya.
Mayoritas masyarakat Jakarta Timur, dalam mempraktekan ritual-ritual keagamaan adalah mengikuti tradisi dari generasi-genarasi sebelumnya yang
belum tercerahkan oleh ide-ide pembaharuan, semuanya mengikuti apa yang telah difatwakan oleh imam mazhab, ulama, sepenuhnya tanpa adanya keinginan untuk
mengkaji lebih dalam lagi, sehingga terbukti kebenarannya.
Walau demikian kondisi itu tidak membuat gentar kegigihan para perintis dalam mendirikan Muhammadiyah. Namun kemudian masyarakat Jakarta Timur
merespon baik kegiatan Muhammadiyah dan turut bergabung dalam menghidup suburkan dengan menebar nilai-nilai kemuhammadiyaahn bagi masyarakat.
Selain pendekatan yang dilakukan pada masyarakat dengan sabar dan terus tekun melaksanakan amal kegiatan, pengurus juga melakukan pendekatan dengan
jajaran pemerintah, sehingga secara berangsur-angsur lembaga ini mulai dikenal dan berkenan di hati masyarakat Jakarta Timur.
Reaksi positif datang dari kalangan masyarakat.
D. Hambatan Yang Dihadapi