1. Tax Audit, Investigation dan Disclosure.
E. Mempromosikan Transparansi dan disclosure.
2. Meningkatkan Pengetahuan masyarakat mengenai Pajak.
KETENAGAKERJAAN
1. Mengubah UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
A. Menciptakan Iklim Hubungan Industrial yang Mendukung
perluasan lapangan kerja. 2.
Mengubah peraturan Pelaksanaan UU Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
B. Perlindungan Dan penempatan TKI di luar negeri.
Mengubah UU Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri
C. Penyelesaian Berbagai perselisihan hubungan industrial secara cepat,
murah dan berkeadilan. Implementasi UU Nomor 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial.
D. Mempercepat Menkum HAM.
Proses penerbitan perizinan ketenagakerjaan.
Mengubah UU PeraturanSurat KeputusanSurat Edaran terkait. E. Penciptaan pasar tenaga kerja
fleksibel dan produktif. Pengembangan Bursa Kerja dan Informasi Pasar Kerja.
F. Terobosan Paradigma pembangunan transmigrasi dalam
rangka perluasan lapangan kerja. Mengubah UU Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian.
USAHA KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI
1. Penyempurnaan peraturan yang terkait dengan perijinan bagi
UKMK. 2.
Pengembangan Jasa Konsultasi Bagi Industri Kecil dan Menengah IKM.
3. Peningkatan akses UKMK kepada sumber daya financial dan
sumber daya produktif lainnya. Pemberdayaan Usaha Kecil, Menengah
dan KoperasiUKMK
4. Penguatan Kemitraan Usaha Besar dan UKMK.
Sumber : INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006
Keluarnya paket kebijakan investasi tersebut diharapkan mampu mendongkrak kinerja investasi di Indonesia. Sebab, pemerintah menyadari bahwa
investasi dapat diharapkan memberikan nilai bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kisaran angka 6-7 merupakan target pertumbuhan ekonomi di era
pemerintahan Kabinet Persatuan.
26
Hal ini wajar, karena sebelum dilanda krisis pada 1997, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada 7,8.
27
Untuk mendongrak pertumbuhan ekonomi, tak pelak bahwa investasi harus menjadi
program yang dikelola secara serius. Berdasarkan sumber di Bappenas dan BKPM untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 4,8 di tahun 2004 dibutuhkan
nilai investasi Rp 479,9 triliun, pertumbuhan ekonomi 5,0 di tahun 2005 dibutuhkan investasi Rp 379,8 triliun, dan pada tahun 2006 untuk pertumbuhan
ekonomi 5,5 dibutuhkan investasi Rp 471,4 triliun.
28
a. Beberapa Permasalahan dalam Kebijakan Investasi Dalam Kaitannya Dengan Daerah
Ada sejumlah faktor yang sangat berpengaruh pada baik-tidaknya iklim berinvestasi di Indonesia. Faktor-faktor tersebut tidak hanya menyangkut
stabilitas politik dan sosial, tetapi juga stabilitas ekonomi, kondisi infrastruktur dasar listrik, telekomunikasi dan prasarana jalan dan pelabuhan, berfungsinya
sektor pembiayaan dan pasar tenaga kerja termasuk isu-isu perburuhan, regulasi dan perpajakan, birokrasi dalam waktu dan biaya yang diciptakan, masalah
good governance termasuk korupsi, konsistensi dan kepastian dalam kebijakan
26
Pikiran Rakyat, terbit tanggal 20 Maret 2006
27
Ibid.
28
Ibid.
Evalina Barbara Meliala: Pemberian Hak Atas Tanah Dalam Rangka Penanaman Modal Setelah Diundangkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.
USU e-Repository © 2008
pemerintah yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keuntungan neto atas biaya resiko jangka panjang dari kegiatan investasi, dan hak milik mulai
dari tanah sampai kontrak. Dalam hal ini permasalahan tersebut dilihat dalam konteksnya dengan daerah.
Dalam Laporan WEF The World Economic Forum tahun 2005 terlihat ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya investasi ke dalam negeri.
Tabel 2. Problem Utama dalam Investasi
29
Problem Th
M S
ID F
V In
Kondisi infrastruktur buruk Kebijakan tidak jelas tidak pasti
Perpajakan sulit dan rumit Kesulitan rumitnya prosedur perdagangan
Upah makin mahal Isu tenaga kerjaburuh seperti demonstrasi, dll.
15,6 9,5
46,3 62,8
41,6 7,1
23,6 16,5
11,0 33,9
52,1
6,6 3,1
6,3 12,5
21,4 54,0
1,1 54,7
67,7 72,0
67,6 86,4
37,0 75,5
47,9 20,9
37,1 36,5
25,7 63,8
61,3 40,0
56,8 29,5
11,5 72,2
14,8 55,6
58,5 55,7
26,6
Keterangan: Th: Thailand, M: Malaysia, S: Singapura, ID: India, F: Filipina, V: Vietnam, I: Indonesia
WEF dalam laporannya menyajikan bahwa salah satu indiakator penilaian suatu negara dianggap menarik adalah lama hari pelayanan izin. Dari hasil
tersebut dapat dilihat bahwa dibandingkan dengan sejumlah negara lain Indonesia belum memberikan ‘pemikat’ maksimal. Jumlah prosedur yang harus dilewati
sekitar 11-12 prosedur dengan lama hari 151 hari + 5 bulan. Selain itu ada beberapa ijin yang harus dilengkapi terlebih dahulu, antara lain : ijin keselamatan
kerja, ijin prinsip, ijin gangguan, ijin lokasi, IMB, dan ijin lingkungan hidup. b. Penguatan Kelembagaan Publik Pemerintah Pusat dan Daerah
Ada tiga alasan mengatakan bahwa sebuah kebijakan dikatakan berhasil, pertama memang kebijakannya efektif baik secara substantive maupun teknis,
kedua ‘operating board’ nya yang bagus, artinya kinerja mereka dilaksanakan secara efisien, efektif, terencana, dan berhasil. Ketiga, kebijakan dan badan
pelaksananya memang bagus.
30
Dari hal di atas setidaknya minimal ada dua bagian penting dalam menjalankan sebuah kebijakan yaitu kebijakan itu sendiri
dan lembaga yang menjalankannya. berdasarkan hal tersebut, paling tidak ketiga kondisi tersebut secara sederhana menggambarkan faktor-faktor apa yang
sebenarnya mendasari sebuah kebijakan bisa berhasil.
c. Tingkat Pemerintah Pusat