Keaslian Penelitian Kerangka Teori Dan Konsepsi

2. Bagaimanakah pengaturan hak atas tanah dalam rangka penanaman modal sebelum lahirnya Undang-Undang nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal? 3. Bagaimanakah pengaturan hak atas tanah dalam rangka penanaman modal setelah lahirnya Undang-Undang nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan tesis ini dimaksudkan untuk : 1. Untuk mengetahui hubungan investasi dengan hukum pertanahan. 2. Untuk mengetahui pengaturan hak atas tanah dalam rangka penanaman modal sebelum lahirnya Undang-Undang nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal. 3. Untuk mengetahui pengaturan hak atas tanah dalam rangka penanaman modal setelah lahirnya Undang-Undang nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal.

C. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalah dan tujuan tersebut, kegunaan penelitian diharapkan sebagai berikut: 1. Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian terhadap perkembangan yang terjadi berkaitan dengan pemberian hak dalam rangka penanaman modal. 2. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dalam praktek perjanjian-perjanjian mengenai pemberian hak atas tanah dalam rangka penanaman modal. Disamping itu juga diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada praktisi, pelaku usaha, dan masyarakat di bidang penanaman modal.

D. Keaslian Penelitian

Berdasarkan informasi yang tersedia dan dengan menelusuri kepustakaan di lingkungan Universitas Sumatera Utara, maka penelitian dengan judul ”Pemberian Hak Atas Tanah Dalam Rangka Penanaman Modal Setelah DiUndangkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal” belum pernah ada yang meneliti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian ini adalah asli.

E. Kerangka Teori Dan Konsepsi

Dasar hukum ketentuan hak-hak atas tanah diatur dalam Pasal 4 ayat 1 UUPA, yaitu ”Atas dasar hak menguasai dari negara atas tanah sebagai yng Evalina Barbara Meliala: Pemberian Hak Atas Tanah Dalam Rangka Penanaman Modal Setelah Diundangkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008. USU e-Repository © 2008 dimaksud dalam Pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang- orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan- badan hukum”. 5 Keterangan lebih lanjut dapat kita lihat Pasal 16 ayat 1 dan ayat 2 UUPA. Menurut ayat 1 bahwa hak-hak atas tanah sebagai mana dalam Pasal 4 adalah Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pakai, Hak Sewa, Hak Membuka Tanah, Hak Memungut Hasil Bumi dan Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tesebut diatas yang akan ditetapkan lebih lanjut, dengan UU serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagaimana yang disebut dalam Pasal 53. 6 Menurut UU Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 21 ada disebutkan pemberian fasilitas yaitu hak atas tanah. Hak atas tanah yang diberikan dalam rangka penanaman modal ialah Hak Guna Usaha HGU, Hak Guna Bangunan HGB, dan Hak Pakai. Pengertian Hak Guna Usaha, menurut Pasal 28 ayat 1 UUPA, yang dimaksud dengan Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu sebagaimana tersebut dalam Pasal 29, guna perusahaan pertanian, perikanan, atau peternakan. PP No. 40 Tahun 1996 menambahkan guna perusahaan perkebunan. 7 Luas Hak guna Usaha adalah untuk perseorangan luas minimalnya 5 Hektar dan luas maksimalnya 25 hektar. Sedangkan untuk badan hukum luas minimalnya 5 hektar dan luas maksimalnya ditetapkan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Pasal 28 ayat 2 UUPA jo. Pasal 5 PP No. 40 Tahun 1996. Yang dapat mempunyai subjek hukum Hak Guna Usaha menurut Pasal 30 UUPA jo. Pasal 2 PP No. 40 Tahun1996, adalah Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia berkedudukan di Indonesia badan hukum Indonesia. Pasal 35 UUPA memberikan pengertian Hak Guna Bangunan, yaitu hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 Tahun dan dapat diperpanjang lagi untuk jangka waktu paling lama 20 tahun. Pasal 37 UUPA menegaskan bahwa Hak Guna Bangunan terjadi pada tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain. Sedangkan Pasal 21 PP No. 40 Tahun 1996 menegaskan bahwa tanah yang dapat diberikan dengan Hak Guna Bangunan adalah tanah negara, tanah hak pengelolaan, atau tanah Hak Milik. Menurut Pasal 41 ayat 1 UUPA, yang dimaksud dengan Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain, yang memberi 5 Urip Santoso, ”Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah ”, Jakarta, Prenada Media, 2005, hal. 87. 6 Affan Mukti, ”UUPA Dalam Rangka Penanaman Modal Asing”, op.cit, hal.4. 7 Urip Santoso, ”Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah ”, op.cit., hal. 99. Evalina Barbara Meliala: Pemberian Hak Atas Tanah Dalam Rangka Penanaman Modal Setelah Diundangkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008. USU e-Repository © 2008 wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan UUPA. Ketiga hak diatas inilah yang diberikan dalam Penanaman modal di negara kita. Sekarang mari kita lihat pengertian penanaman modal itu sendiri. Istilah penanaman modal sebenarnya adalah terjemahan dari bahasa Inggris yaitu investment. Penanaman modal atau investasi sering kali dipergunakan dalam artian yang berbeda-beda. Perbedaan penggunaan istilah investasi terletak pada cakupan dari makna yang dimaksud. 8 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 memberi pengertian tentang penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Angka 2 memuat pengertian “Penanaman modal dalam negeri” adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Menurut Pasal 1 angka 3 yang dimaksud dengan “Penanaman modal asing” adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Penanaman modal ini tentunya memiliki tujuan. Adapun tujuannya menurut Pasal 3 ayat 3 UU No. 25 tahun 2007 antara lain meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan, mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi rill dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

F. Metode Penelitian