C. Tujuan Penelitian
Setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu. Demikian pula dengan penulis skripsi ini yang mempunyai
tuijuan-tujuan tertentu, antara lain: 1.
Membantu memberikan pemahaman al-Quran secara benar dan proporsional melalui pendekatan historis.
2. Sebagai tambahan literature ke-Islaman terutama tentang kajian al-Quran dari
segi historis. 3.
Sebagai tugas akhir, guna memperoleh gelar sarjana S.1 pada universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terakhir semoga pembahasan sederhana ini dapat bermamfaat bagi kaum muslimin secara umum, sekaligus sebagai ilmu yang bermamfaat serta menambah
wawasan pengetahuan keIslaman.
D. Studi Kepustakaan
Dalam penelusuran pustaka yang penulis lakukan, penulis menemukan adanya kajian yang membahas tema ibadah haji yaitu skripsi karya:
1. Abas 1933410403 dengan judul Konsep Istitho’ah dalam
Pelaksanaan Ibadah Haji. 2.
Kustiana Arisanti 0034019054 dengan judul Reinterpretasi Haji: Kajian Historis Terhadap Perintah Haji dalam al-Quran.
Pada karya Abbas lebih menitik beratkan pada konsep istithoah, yakni makna mampu untuk melaksanakan ibadah haji, yang tentunya dengan
memaparkan kereteria mampu untuk menunaikan ibadah haji. Sedangkan karya Kustiana membahas masalah pengaruh masyarakat pra Islam terhadap printah
haji, dan objek perintah haji pada ayat 97 suarat ali Imaran dan ayat 27 pada surat al Hajj.
Kedua kajian tersebut masih memungkinkan penulis untuk mengkaji lebih dalam tentang manfaat dari pelaksanaan ibadah haji yang terinspirasi firman
Allah dalam surat al-Hajj {22] ayat 28. Oleh Karena itu, penulis menemukan adanya ruang kosong dalam khazanah kepustakaan Islam yang belum dibahas
secara khusus.
E. Metodologi Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini cara yang ditempuh penulis dalam penyusunan skripsi ini ada tiga aspek metodologi penelitian yang digunakan:
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengerjakan karya tulis ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan library research. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh data dan referensi yang akurat dan memadai dalam rangka menjawab permasalahan yang telah dirumuskan di atas. Dengan demikian,
penulis berusaha menjelaskan masalah yang tersebut dengan mencari data dan referensi dari sumber-sumber kepustakaan, baik primer, yaitu referensi yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam hal ini adalah Al-Quran dan tafsir, maupun skunder yaitu buku-buku penunjang yang berkenaan
dengan masalah yang dibahas.
2. Metode Pemabahasan
Sebagaimana yang dikatakan oleh al-Farmawi, hingga kini sedikitnya ada empat macam metode dalam penafsiran al-Quran, yaitu tahlily, ijmaly,
muqaran, dan maudhu’i.
10
Adapun metode yang digunakan adalah metode maudhu’i, karena metode maudhu’ilah yang penulis anggap relevan dengan
pembahasan ini karena metode maudhu’i merupakan suatu metode tafsir yang berusaha mencari jawaban dalam al-Quran tentang suatu masalah tertentu
dengan jalan menghimpun seluruh ayat yang dimaksud, lalu menganalisanya lewat ilmu-ilmu bantu yang relevan dengan masalah yang di bahas, untuk
melahirkan konsep yang utuh dari al-Quran tentang masalah tersebut.
3. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini mengacu pada pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi yang dikeluarkan oleh Universitas Islam Negeri
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2004.
10
Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar, terj. Suryana Jamrah,
Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 1996, , cet. II, h..11
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan skripsi ini, maka masalah yang akan dibahas secara garis besar dibagi menjadi lima bab. Adapun kelima bab itu jika dirinci adalah
sebagai berikut :
Pertama, Berupa Pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan hal-hal yang menyangkut latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan
Kedua, menggambarkan secara umum tentang deskripsi ibadah haji, yang
meliputi pengertian haji, sejarah haji, dan tolok ukur keabsahan ibadah haji.
Ketiga, membahas analisa tentang manfaat ibadah haji, dan yang menjadi
kajian bab ini adalah sejauh mana manfaat ibadah haji dilihat sebagai motivasi spiritualitas, serta bagaimana manfaat ibadah haji bagi kehidupan manusia yang
dilihat dari berbagai aspeknya. Kempat, dalam bab ini merupakan inti dari pembahasan yakni pemaparan
tentang interpretasi surat al-Hajj ayat 28 dari beberapa pakar tafsir yaaitu; M. Quraish Shihab Tafsir al-Misbah, Sayyid Quthb Tafsir fi Dzilal al-Quran, dan
Interpretasi Q.S: al-Hajj ayat 28 menurut M. Hamka Tafsir al-Azhar. Kelima, adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
12
BAB II DESKRIPSI IBADAH HAJI
A. Pengertian Haji
Haji merupakan ibadah tahunan ke Makkah selama minggu kedua Dzulhijjah, bulan terakhir kalender Islam yang berdasarkan peredaran bulan. Setiap orang
muslim dewasa diwajibkan berhaji paling tidak sekali dalam hidupnya. Bagi yang mampu dan tidak menyebabkan kesulitan bagi keluarga yang ditinggalkan.
1
Sedangkan untuk menganalisa pengertian haji, di sini penulis memaparkan pengertian terminology ulama empat madzhab tentang haji:
1. Imam Hanafi : haji adalah berkunjung ke Baitullah Kabah untuk
mengerjakan ibadah dengan cara, tempat dan dalam waktu tertentu. Maksud tertentu ialah Tawaf, Sai, Wukuf. Tempat tertentu ialah Kabah dan Arafah.
Waktu tertentu ialah tanggal 10 Dzulhijjah, dan orang yang berhaji harus berniat ketika berihram.
2. Imam Maliki : haji menurut syara ialah wukuf di padang Arafah pada malam
ke sepuluh dari bulan Dzulhijjah, tawaf di Kabah tujuh kali, sai tujuh kali, yang semuanya harus dikerjakan menurut cara-cara tertentu.
3. Imam Syafii : haji menurut syara adalah sengaja mengunjungi Kabah untuk
melaksanakan manasik haji.
1
Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Moderen, Mizan, jilid 2, cet. II, 2002, hal 132