Operasional Variabel Pengukuran. METODOLOGI PENELITIAN

antara kategori berdasarkan persamaan diskriminan, maka persamaan diskriminan semakin baik. C pro = p2 +1-p2 C max = n max :N x 100 Hit ratio = n benar : N x 100 dimana: n benar = Jumlah sampel dengan alokasi rediksi yang benar p = Proporsi jumlah sampel dikelompok 1 1-p = Proporsi jumlah sampel dikelompok 2 n max = Jumlah sampel tebesar padasalah sau kelompok N = Jumlah samel secar keseluruhan.

J. Operasional Variabel Pengukuran.

Penentuan pedoman kondisi ekonomi financial distress dan non financial distress pada perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada penelitian ini adalah untuk perusahaan yang finacial distress tidak sehat memiliki laba negatif selama 2 tahun beturut- turut diproyeksikan dengan kondisi 0 untuk LabaRugi dibawah 5 Triliyun sebelum dan sesudah terpilihnya Susilo Bambang Yodhoyono 2004-2007, sedangkan untuk non financial distress sehat yang memiliki laba positif selama 2 tahun berturut-turut memiliki proyeksi kondisi 1 untuk LabaRugi diatas 5 Triliyun sebelum terpilihnya Susilo Bambang Yodhoyono 2004 serta kondisi 2 untuk LabaRugi diatas 5 Triliyun sesudah terpilihnya Susilo Bambang Yodhoyono 2005-2007. 70 Rasio-rasio yang dipakai antara lain: 1. Rasio Likuiditas. Rasio modal kerja dibandingakn dengan total aktiva Rasio ini merupakan rasio yang mendeteksi likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja neto. Dimana modal kerja diperoleh dari selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan adalah indikator-indikator internal seperti, ketidak cukupan kas, utang dagang membengkak, utilisasi modal harta kekayaan menurun, penambahan utang yang tak terkendali dan beberapa indikator lainnya. Umumnya, bila perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja akan turun lebih cepat dari pada modal aktiva menyebabkan rasio ini turun. 2. Rasio Profitabilitas Rasio prifitabilitas dalam model Altman Z-score ada dua yaitu : a Rasio laba ditahan dibandingkan dengan total aktiva Rasio ini mengukur kemampuan laba kumulatif dari perusahaan. Pada beberapa tingkat, rasio ini juga mencerminkan umur perusahaan, karena semakin muda perusahaan semakin X 1 = Working Capital Total Assets X 2 = Retarned Earning Total Assets. 71 sedikit waktu yang dimilikinya untuk membangun laba kumulatif. Bias yang menguntungkan perusahaan-perusahaan yang lebih berumur ini tidak mengherankan, karena pemberian tingkat kegagalan yang tinggi kepada perusahaan yuang lebih muda merupakan hal yang wajar. Bila perausahaan mulai merugi, tentu saja nilai dari total laba ditahan mulai turun. Bagi banyk perusahaan, nilai laba ditahan dan radio X 2 akan menjadi negatif. b. Rasio laba sebelum bunnga dan paajak dibandingkan dengan total aktiva Rasio ini mengukur kemamapuan laba, yaitu tingkat pengembalian dari aktiva, yang dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak EBIT tahunan perusahaan dengan total aktiva pada neraca akhir tahun. Rasio ini juga dapat digunakan sebagai ukuran seberapa besar produktivitas penggunaan dana yang dipinjam. Bila rasio ini lebih besar dari rata-rata tingkat bunga yang dibayar, maka berarti perusahaan menghasilkan uang yang lebih banyak daripada bunga pinjaman. 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas yang digunakan dalam model Altamn ada dua yaitu: a. Nilai pasar ekuitas diabnadingkan dengan total hutang X 3 = Earning before Interest and Tax Total Assets. X 4 = Market Value of Equity Book Value of Debts. 72 Rasio ini sering juga digunakan dalam bentuk prsamaan net worthtotal debt untuk perusahaan yang tidak terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap utangnya melalui modalnya sendiri. Rasio ini merupakan kebalikan dari rasio utang permodal sendiri DER. Nilai pasar ekuitas yang dimaksud adalah nilai pasar modal sendiri, yaitu jumlah saham perusahaan dikalikan dengan harga perlembar sahamnya. Umumnya perusahaan- perusahaan yang gagal mengakumulasi lebih banyak utang dibandingkan modal sendiri. b.Penjualan dibandingkan dengan total aktiva Rasio ini disebut juga rasio perputaran total aktiva. Rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Kalau perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingakan dengan kemampuan perusahaan untuk menjual. X 5 = Sales Total Assets. 73 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian