Analisis Implementasi Fungsi Manajemen Pada Majlis Ta’lim “Majlis

perencanaan kegiatan Majlis Rasulullah SAW dengan memperkirakan bagaimana keadaan bangsa kedepannya dan apa yang harus dilakukan Majlis Rasulullah SAW untuk meningkatkan kegiatan dakwah sehingga menjadi lebih baik untuk kedepannya. 2 Penentuan Maksud dan Tujuan Objectives Segala program yang telah ditentukan tentunya harus memiliki tujuan masing-masing. Tanpa adanya tujuan yang hendak dicapai maka apalah artinya sebuah program itu dilakukan. Penentuan tujuan ini tentu bersamaan dengan penentuan program yang akan dilakukan. Tujuan majlis ta’lim “Majlis Rasulullah SAW” adalah : a Menghasilkan masyarakat yang menjadikan Rasulullah sebagai idola. b Menciptakan masyarakat yang nabawiy. c Mengerakkan kelembagaan Islam secara efektif. d Membina umat Islam dalam menanamkan dan memupuk akidah Islamiyah. e Menjalankan syari’at demi terciptanya khairu ummah umat terbaik. Dalam penentuan maksud dan tujuan penulis menganalisis bahwa tujuan yang tersusun dalam program Majlis Rasulullah SAW sudah tercapai tetapi belum maksimal. Karena masyarakat pada umumnya belum tersentuh dakwah yang dilakukan Majlis Rasulullah SAW. Akan tetapi jika dibandingkan beberapa majlis ta’lim yang lain, Majlis Rasulullah sudah melakukan yang terbaik untuk bangsa Indonesia. 3 Penyusunan Program Kerja Programming Program adalah rancangan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi. Dalam penyusunan program ini, majlis ta’lim Majlis Rasulullah SAW menentukanya dalam jangka waktu harian, mingguan dan bulanan. a Jadwal kegiatan harian Majlis Rasulullah SAW Dilaksanakan setiap Selasa malam sampai Minggu malam, pukul 20.30-22.30, kegiatan ini dilaksanakan sesuai undangan. b Jadwal kegiatan mingguan Majlis Rasulullah SAW Dilaksanakan setiap Senin malam, Kamis malam, pukul 20.30.- 22.30 dan sabtu malam pukul 22.00-23.00 khusus untuk ziarah. c Jadwal kegiatan bulanan Majlis Rasulullah SAW Dilaksanakan setiap sebulan sekali sesuai dengan permintaan undangan, dan untuk program ini dikhususkan perwalikota di Jakarta. Dalam penyusunan program kerja Penulis menganalisis bahwa Majlis Rasulullah SAW merupakan majlis ta’lim yang terstruktur dengan baik. Dengan penyusunan yang baik ini maka jamaah pun merasa nyaman ketika mengikuti kegiatan majlis ta’lim tersebut. 4 Penentuan Jadwal Pelaksanaan Program Kegiatan Dalam penyusunan jadwal kegiatan atau tata waktu disesuaikan dengan program yang dilakukan dan sesuai dengan situasi kondisi masyarakat. Jadwal adalah penetapan waktu untuk melaksanakan program-program yang sudah ditentukan dan waktu sebuah program harus dijala nkan. Berikut jadwal kegiatan majlis ta’lim “Majlis Rasulullah SAW”, sesuai dengan lampiran. Dalam penyusunan jadwal pelaksanaan program kegiatan penulis menganalisis bahwa penyusunan jadwal kegiatan yang disusun oleh Organisasi Majlis Rasulullah SAW sudah tersusun dengan baik dan program yang dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat. 5 Penentuan Prosedur untuk Pelaksanaan Kegiatan Prosedur adalah metode atau cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Tanpa adanya prosedur maka dapat dikhawatirkan pelaksanaan jalannya lembaga akan kacau. Setiap semua kegiatan jika ingin tecapai maka memerlukan sebuah metode atau cara yang efektif dan efisien. Pada umumnya seluruh kegiatan yang dilaku kan majlis ta’lim “Majlis Rasulullah SAW” disesuaikan dengan sasaran yaitu menjadikan masyarakat yang nabawiy, yaitu dengan menjadikan Rasulullah SAW sebagai idola dengan menggunakan metode ceramah dan mengkaji Al- Qur’an, hadits dan fiqh. Dalam penentuan prosedur pelaksanaan kegiatan Penulis menganalisis bahwa metode yang dilakukan oleh Majlis Rasulullah SAW dengan menggunakan metode ceramah. Dengan metode ini adalah metode yang tepat. Dengan jumlah jamaah yang begitu banyak maka metode ceramahlah yang bisa diterima oleh para jamaah. 6 Penentuan Anggaran Kegiatan Setelah dirumuskan program kegiatan, jadwal kegiatan dan tujuan kegiatan maka langkah selanjutnya adalah menentukan anggaran untuk kegiatan. Anggaran adalah merupakan ongkos biaya yang dikeluarkan dalam proses pelaksanaan organisasi. Anggaran juga adalah hal yang sangat penting untuk keberhasilan sebuah organisasi dalam melakasanakan kegiatannya maka dalam penyusunan anggaran harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang harus dikeluarkan oleh sebuah organisasi dan jika tidak memperdulikan anggaran yang proporsional maka kemungkinan dalam pelaksanaan akan mengalami kegagalan. Contoh anggaran majlis ta ’lim “Majlis Rasulullah SAW”, yaitu: Pemasukan anggaran dari sumbangan jamaah berkisar Rp.5.000.000. setiap 2 pertemuan, yaitu senin malam dan kamis malam. Anggaran yang dikeluarkan berkisar Rp.5.000.000. Hadiah untuk undangan Rp 2.000.000 Perlengkapan kegiatan dakwah Rp 1.500.000 Keamanan Rp 1.000.000 Konsumsi Rp 500.000 Jumlah Rp 5.000.000 Dengan adanya penentuan anggaran kegiatan ini Penulis menganalisis bahwa majlis Rasulullah SAW merupakan majlis yang sungguh bertujuan menjadikan Rasulullah SAW sebagai idola bagi masyarakat tanpa mengharapkan keuntungan dari masyarakat itu sendiri. Data yang penulis dapatkan bahwa anggaran yang Majlis Rasulullah SAW dapatkan dari jamaah itu diberikan lagi kepada jamaah yaitu berupa terla ksananya kegiatan majlis ta’lim.

b. Fungsi Pengorganisasian Organizing

Setelah rencana tersusun dengan rapi maka langkah selanjutnya adalah mendelegasikan kegiatan-kegiatan itu atau penugasan tanggung jawab. Pembagian kewenangan-kewenangan dan tanggung jawab dalam suatu organisasi tercermin pada pembentukan bagan berupa unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi. Pada tahap penerapan fungsi organisasi ini, Majlis Rasulullah SAW menentukan tempat beserta para pelaksanaanya yang diatur dalam kerangka struktur sekaligus pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawabnya dengan memperhatikan potensi yang dimiliki oleh para anggota organisasi sebagai pelaksana dakwah pada Majlis Rasulullah SAW. Pelaksana adalah semua personal crew yang telibat langsung akan terselenggaranya pelaksanaan proses kegiatan majlis ta’lim. Tugas dan wewenang tersebut adalah sebagai berikut. a. PimpinanPembina 1 Memimpin langsung Majlis Rasulullah SAW di bawah kewenangannya dan memegang kebijaksanaan luar dan dalam. 2 Sebagai motivator serta tanggung jawab terhadap pelaksanaan Majlis Rasulullah SAW b. Wakil 1 Memimpin para anggotaa organisasi di bawah koordinasinya dalam pelaksanaan kegiatan majlis ta’lim agar menjadi efektif dan efisien. 2 Memiliki kewenangan dalam memegang kebijaksanaan dari pimpinan. c. Bendahara keuangan 1 Mengupayakan pemasukan keuangan agar lancar dan teratur. 2 Menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang atas persetujuan pimpinan. 3 Membuat laporan pertanggungjawaban kepada Majlis Rasulullah SAW. d. Sekretaris 1 Memimpin dan mengendalikan fungsi sekretariat secara keseluruhan. 2 Mengatur dan menyimpan dokumen-dokumen Majlis Rasulullah SAW. e. Ketua Divisi Dakwah 1 Memimpin kegiatan dakwah Majlis Rasulullah SAW dalam setiap pelaksanaan. 2 Memiliki kewenangan dalam melayani kemasyarakatan mengenai Majlis Rasulullah SAW. f. Ketua Divisi Tijariyah perdagangan 1 Memimpin kegiatan perdagangan, agar tidak menganggu pelaksanaan kegiatan Majlis Rasulullah SAW. 2 Mengawasi barang-barang yang dijual, sehingga sesuai dengan prosedur dan kebutuhan jamaah Majlis Rasulullah SAW. g. Ketua Divisi Nasyidah Dakwah 1 Memimpin kegiatan nasyid 2 Membawakan lagu nasyid yang berbeda-beda dalam setiap acara majlis, sehingga jamaah bisa mengetahui beberapa syair dakwah lainnya. h. Ketua Divisi Tekhnologi 1 Memimpin siaran dakwah melalui alat tekhnologi, seperti website, radio dan televisi. 2 Mengatur program-program dakwah Majlis Rasululullah SAW melalui alat-alat tekhnologi. Dalam fungsi pengorganisasian Penulis menganalisis bahwa Majlis Rasulullah SAW sudah menjadi organisasi yang baik. Majlis Rasulullah SAW menempatkan para pengurus kegiatan majlis ta’lim yaitu pada keahlianbidangnya masing-masing. Bahwasanya suatu pekerjaan jika dikerjakan oleh ahlinya maka pekerjaan itu memiliki hasil yang baik.

c. Fungsi PenggerakkanPelaksanaan

Setelah perencanaan dakwah telah ditetapkan, begitu pula pembagian tugas dan wewenang telah dilaksanakan maka tindakan berikutnya adalah menggerakkan seluruh pelaksana untuk menjalankan tugas yang telah didelegasikan, yaitu merupakan suatu kegiatan untuk menggabungkan usaha- usaha dari suatu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi tujuan-tujuan pribadi dan kelompok. Penulis menganalisis bahwa penggerakkan Majlis Rasulullah SAW ini adalah pelaksanaan program kegiatan majlis ta’lim yang disesuaikan dengan ketetapan dari pimpinan. Dalam menjalankan program ini pimpinan Majlis Rasulullah SAW selalu memberikan motivasi kepada seluruh staf dan anggota organisasi. Tidak hanya itu pimpinan juga membimbing dan menjalin pengertian di antara mereka serta selalu meningkatkan kemampuan dan keahlian para anggota organisasi. Dalam rangka memberikan motivasi, membimbing dan menjalin pengertian serta meningkatkan kemampuan para staf dan anggota organisasi maka pimpinan Majlis Rasulullah SAW melakukan pertemuan rutin setiap bulannya yang pada dasarnya berintikan: 1 Arahan, bimbingan, motivasi dan pembinaan terhadap pelaksana administrasi kegiatan Majlis Rasulullah SAW. 2 Pembuatan program bulanan. 3 Forum tukar pendapat dan diskusi.

d. Fungsi Pengawasan dan Evaluasi

Pimpinan Majlis Rasulullah SAW melakukan pengendalian sekaligus evaluasi agar dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan. Begitu pula dengan menghentikan kekeliruan dan penyimpangan yang sedang berlangsung. Dengan tindakan preventif dan refresif itu dapatlah dihindarkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan proses dakwah dapat diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan. Penggerakkan dan pengendalian dalam rangka penilaian ini selain untuk pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyimpangan, juga sebagai peningkatan dan penyempurnaan terhadap proses dakwah untuk masa-masa mendatang. Dalam pengawasan dan evaluasi Penulis menganalisis bahwa fungsi manajemen ini sudah diterapkan oleh Majlis Rasulullah SAW. pimpinan Majlis Rasulullah SAW selalu mengawasi kinerja para pengurus majlis ta’lim tersebut dengan cara mendiskusikan kepada para ketua divisi masing-masing. Jika terdapat pengurus yang membutuhkan motivasi maka secara khusus Pimpinan Majlis Rasulullah SAW memberikannya dengan harapan para pengurus menjadi lebih semangat dalam melaksanakan program kegiatan dakwah.

B. Faktor pendukung dan penghambat

1. Faktor Pendukung Faktor pendukung majlis ta’lim Majlis Rasulullah SAW adalah sebagai berikut: a. Respon yang baik dari jamaah terhadap aktivitas Majlis Rasulullah SAW. b. Adanya kerjasama dengan media cetak dan elektronik, sehingga dakwah dapat berjalan dengan baik. c. Didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dibidangnya, sehingga pelaksanaan dakwah berjalan dengan efisien. d. Bekerjasama dengan aparat pemerintah setempat dalam menyelenggarakan aktivitas dakwah. 2. Faktor Penghambat Merupakan hal yang wajar dan lumrah apabila dalam pelaksanaan manajemen terdapat berbagai hambatan dan itu merupakan salah satu bagian yang senantiasa bergulir di tengah-tengah proses berlangsungnya sebuah kegiatan. Demikian juga halnya dengan dakwah yang dilakukan Majlis Rasulullah SAW ada saja hambatan-hambatan yang menghadang untuk menuju kesuksesan. Walaupun ada hambatan pihak majlis ta’lim tersebut berusaha menghadapi dengan kepala dingin. Faktor Dana, faktor i ni membuat majlis ta’lim tidak hanya sulit mengembangkan kegiatan, untuk pelaksanaan acara dibutuhkan sarana yang nyaman bagi para jamaah dalam melakukan kegiatan majlis ta’lim. Dari hambatan di atas maka para pengurus dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diharapkan di masa depan. Hambatan yang muncul sebaiknya diatasi sesegera mungkin. Namun, kesemuanya itu terpulang kembali kepada faktor manusianya, yakni para pengurus Majlis Rasulullah SAW dan jamaahnya, mampukah mereka mengatasi kesemuanya itu dengan baik atau tidak. Dalam hal ini penulis memberikan solusinya dalam mengatasi problema tika majlis ta’lim yaitu dengan kerjasama. Hubungan kerjasama pimpinan dengan pengurus dalam mengelola majlis ta’lim, jamaah sangat diperlukan rasa solidaritas guna mengatasi berbagai problematika majlis ta’lim. Tanpa kerja sama, masalah tetap tinggal masalah. Kerja sama juga dapat meringankan pengurus dalam menjalankan berbagai kegiatan majlis ta’lim.

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan implementasi fungsi manajemen di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Implementasi fungsi manajemen pada Majlis Rasulullah SAW sudah berjalan dengan baik dalam upaya pengembangan dakwah yang terdiri dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan sebagai proses yang berkelanjutan dapat dikatakan sudah cukup maksimal, seperti: a. Memiliki perencanaan yang matang sebelum melakukan kegiatan. Seperti bagaimana menentukan program, tujuan dan metode dengan baik. b. Dalam pengorganisasian Majlis Rasulullah SAW sudah meningkatkan kinerja yang baik. c. Pimpinan Majlis Rasulullah SAW sudah menjadi penggerak yang baik akan kegiatan dakwah ini terlihat dari proses pelaksanaan fungsi manajemen yang sesuai dengan prinsip manajemen. d. Evaluasi dalam organisasi sangatlah penting guna untuk menjadikan organisai lebih baik dari sebelumnya.