Pengertian Manajemen Majlis Ta’lim Fungsi Manajemen Majlis Ta’lim

Metode dakwah menyangkut masalah bagaimana caranya dakwah tersebut dilaksanakan. e. Penetapan dan penjadwalan waktu. Penetapan waktu menyangkut urutan pelaksanaan dari masing-masing tindakan atau kegiatan dakwah yang telah ditentukan serta waktu yang dipergunakan untuk menyelenggarakan masing-masing tindakan atau kegiatan. f. Penetapan lokasi. Lokasi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan dakwah harus ditentukan, lokasi pun harus disesuaikan dengan keadaan yang ada. g. Penetapan biaya, fasilitas dan faktor lain yang diperlukan. Dalam hal ini setiap kegiatan akan berjalan dengan lancar jika adanya penetapan biaya, fasilitas dan alat-alat perlengkapan yang dapat disesuaikan dengan keperluan kegiatan-kegiatan yang ada. 2. Pengorganisasian Dakwah Pengorganisasian dakwah yaitu mengelompokkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan tersebut serta memberikan wewenang dan jalinan hubungan di antara mereka. 3. Penggerakan Dakwah Penggerakkan dakwah yaitu menggerakkan para pelaksana dakwah untuk segera melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan. Terdapat langkah-langkah dalam penggerakkan dakwah yaitu: a. Pemberian motivasi Pemberian motivasi ini adalah bagaimana para pelaku atau pelaksana dakwah dengan secara tulus ikhlas dan senang hati bersedia melaksanakan segala tugas dakwah. b. Pembimbing Dalam pengerakkan ini perlu adanya pembimbing dan dijuruskan kearah pencapaian sasaran dakwah yang telah ditentukan. c. Perjalinan hubungan Adanya perjalinan hubungan guna mencegah terjadinya kekecewaan, kekembaran, kekosongan dan sebagainya diantara satu bagian dengan bagian lainnya. d. Penyelenggaraan komunikasi Komunikasi timbal balik antara pelaksanaan dakwah dengan pimpinan dakwah merupakan hal terpenting bagi kelancaran proses dakwah. e. Pengembanganpeningkatan pelaksana Dalam pengembanganpeningkatan pelaksana ini adalah dengan adanya kesadaran, kemampuan, keahlian dan keterampilan para pelaku dakwah selalu ditingkatkan hingga dakwah dapat berjalan secara efektif dan efisien. f. Pengawasan Dakwah Pengawasan dakwah yaitu mengusahakan agar tindakan yang dilakukan dan hasilnya senantiasa sesuai dengan rencana, instruksi, petunjuk, pedoman dan ketentuan-ketentuan lain yang telah diberikan sebelumnya. Terdapat langkah-langkah dalam pengendalian dakwah ini yaitu: a. Menetapkan standar Alat Ukur Dengan alat ukur ini barulah dapat dikatakan apakah tugas dakwah yang telah ditentukan dapat berjalan dengan baik, atau dapat berjalan tetapi kurang berhasil atau sama sekali mengalami kegagalan total. b. Mengadakan pemeriksaan dan penelitian terhadap pelaksanaan tugas dakwah yang telah ditetapkan. Dalam pemeriksaan dan penelitian ini untuk menilai bagaimana dan sampai sejauh mana rencana telah ditetapkan itu berhasil dapat dilaksanakan. c. Membandingkan antara pelaksanaan tugas dengan standard. Dalam membandingkan antara pelaksanaan tugas dengan standard ini dapat menilai apakah hasil yang ada dengan hasil yang seharusnya dicapai dalam proses dakwah berjalan dengan baik atau sebaliknya telah terjadi penyimpangan-penyimpangan. d. Mengadakan tindakan-tindakan perbaikan dan pembentulan. e. Dari langkah-langkah sebelumnya akan terlihat hasil penilaian yang ada, pada tahap terakhir ini akan terlihat apakah perlu dilakukannya perbaikan dan pembetulan. 26

BAB III GAMBARAN UMUM MAJLIS RASULULLAH SAW

1. Sejarah Berdirinya Majlis Rasulullah SAW

Sebagai umat Islam, kita diperintahkan untuk berdakwah menyebarkan agama Islam dan menyampaikan kebenaran untuk mewujudkan kesungguhankeyakinan akan satu-satunya agama yang benar dan diridhoi Allah SWT. Di dalam Al- Qur’an, Allah SWT berfirman:      Artinya: “Sesungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah hanyalah Islam”. QS.Ali Imran:19. Ketika kita menghadapkan wajah untuk melihat realita perkembangan Islam di Indonesian dewasa ini telah menunjukkan peningkatan kemajuan yang cukup menggembirakan. Banyak dari umat Islam ini memberi andil dalam kehidupan sosial, politik ekonomi dan budaya atau mengambil peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, sepanjang sejarah umat Islam, setiap perkembangan yang dicapai selalu dicurigai akan membawa dampak bagi umat lain, meskipun tanpa bukti yang kuat maupun bagi umat Islam itu sendiri yang kurang memahami konsep kehidupan beragama menurut ajaran Islam yang benar. Hal ini ditandai oleh sikap sementara umat Islam yang cenderung ingin memaksakan kehendak dengan dalih memperjuangkan Islam dan jihad. Sikap seperti ini yang mengakibatkan munculnya opini yang salah di luar Islam, sehingga mencemarkan Islam itu sendiri. Adalah benar bahwa Islam merupakan agama yang harus disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia, namun dalam upaya tersebut Islam memiliki konsep yang arif dan bijaksana serta harus dimengerti dan dipatuhi.              Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik ”. QS. An- Nahl:125 Hikmah dan pelajaran yang baik tersebut tidaklah dapat terwujud tanpa mengagungkan syiar-syiar Allah SWT dan syiar-syiar tersebut ada di dalam setiap perintah-perintah Allah SWT.           Artinya: “Demikianlah perintah-perintah Allah SWT dan barang siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah SWT, maka sesungguhnya hal itu merupakan ketakwaan dalam hati ”. QS. Al-Hajj:32. Dakwah adalah salah satu dari perintah-perintah Allah SWT, sementara dakwah tersebut haruslah memiliki wadah untuk menyebarluaskan hikmah dan pelajaran yang baik dari ajaran-ajaran dalam agama Islam sehingga latar belakang atau landasan tersebut maka Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa mendirikan “Majlis Rasulullah SAW”. Nama “Majlis Rasulullah SAW” dalam aktifitas dakwah ini berawal ketika Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa lulus dari studynya di Darul Mustafa pimpinan Al Allamah Al Hafidh Al-Musnid Al Habib Umar bin Hafidh, Tharim Hadramaut, Yaman. Al hafidh adalah gelar bagi ulama hadits yang telah hafal 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya. Al musnid adalah pakar hadits yang banyak menyimpan sanad hadits. Ia kembali ke Jakarta dan memulai berdakwah pada tahun 1998 dengan mengajak orang bertaubat dan mencintai Nabi Muhammad SAW yang dengan kecintaan itu ummat akan mencintai sunnahnya dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai idola. Habib Munzir bin Fuad Al Musawa mulai berdakwah siang dan malam dari rumah ke rumah. Setelah berjalan kurang lebih enam bulan, Habib Munzir Al Musawa mulai membuka majlis setiap Senin malam sebagaimana gurunya Al Habib Umar bin Hafidh yang membuka majlis mingguan setiap Senin malam dan ia pun sempat memimpin Ma’had Assa’adah, yang diwakafkan oleh Habib Umar bin Hud Al Attas di Cipayung Bogor, namun setelah setahun, Habib Munzir Al Musawa tidak lagi meneruskan memimpin Ma’had tersebut dan melanjutkan dakwahnya dengan menggalang majlis- majlis di seputar Jakarta. Pada awalnya dakwah Habib Munzir membuka majlis Senin malam dari rumah ke rumah mengajarkan fiqh dasar, namun tampaknya jamaah saat itu yang mayoritas para pemuda kurang bersemangat menerima bimbingannya,