BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN
WADI’AH
a. Perencanaan dan Perumusan Strategi Pemasaran Tabungan Wadi‟ah Bank Mega
Syari’ah Pusat Setiap perusahaan selalu melakukan kegiatan pemasaran, yang merupakan ciri
dari aktivitas usahanya. Tidak ada satu badan usaha pun terlepas dari kegiatan pemasaran ini. Kegiatan pemasran yang dilakukan setiap perusahaan perlu
dikoordinasikan dan diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan umumnya dan tujuan bidang pemasaran khususnya. Alat koordinasi dan pengarahan kegiatan
pemasaran tersebut adalah rencana pemasaran.
45
Rendy M. Kurnia salah satu karyawan devisi Product Development BMS Bank Mega Syariah menyatakan bahwa pada bank Mega Syariah rencana
pemasaran produk yang ditawarkan sesuai kebutuhan setiap masing-masing produk, dalam PLC Product Life Cycle tergantung pada product tersebut berada pada masa
apa. Lihat gambar dibawah iniyang merupakan bagan PLC Product Life Cycle.
45
Sofjan Assauri, dasar, konsep, strategi Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada cet-7, h.297 Sofjan Assauri, dasar, konsep, strategi Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada cet-7, h.299.
Contohnya pada tabungan Investasya yang baru launching tahung 2010, maka strategi marketing yang dibutuhkan adalah pengenalan produk kepada nasabah.
Lamanya waktu tersebut pada satu masa juga tidak dapat ditentukan. Tergantung pada target dan hasil yang didapat.
Menurut penulis perencanaan dan perumusan produk-produk yang ditawarkan bank mega syariah sangat baik, bagus dan terstruktur, itu terlihat pada bank Mega
Syariah selalu berpegang teguh dan berpacuan utama pada penerapan secara konsisten prinsip Good Corporate Governance GCG yaitu: Transparancy,
Accountability, Responsibility, Independency, Fairness dan prinsip kehati-hatian Prudential Principle dalam setiap aktivitas usaha dan program-program yang
dijalani sehingga bank Mega Syariah benar-benar dikelola dengan baik dan professional.
Prinsip keterbukaan transparancy diwujudkan dengan selalu menyampaikan kepada nasabah dan stakehold lainnya tentang kondisi keuangan dan non keuangan
Bank Mega Syariah, antara lain dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1.
Menyusun menyampaikan Laporan Good Corporate Governance GCG Bank Mega Syariah kepada pihak yang berkepentingan sesuai dengan ketentu yang
diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Surat Edaran Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Umum PBI No. 84PBI2006;
PBI No. 814PBI2006; SEBI No. 912DPNP2007. 2.
Bank Mega Syariah telah mempublikasikan laporan keuangannya yang sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik pada media massa nasional
3. Bank Mega Syariah menerbitkan setiap tahun menerbitkan Annual Report yang
dapat diakses oleh siapa saja. 4.
Menyampaikan laporan secara berkala kepada institusi-institusi dan pihak berkepentingan lainnya seperti: Bank Indonesia; LPPI; YLKI; Lembaga
Pemeringkat; Lembaga Penelitian Bidang Ekonomi dan Keuangan; Majalah Ekonomi Keuangan.
5. Menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank.
6. Memberikan informasi yang cukup tentang semua produk Bank Mega Syariah,
baik melalui iklan di media elektronik dan media massa, internet, brosur-brosur serta penjelasan langsung dari kantor Bank Mega Syariah.
7. Menerapkan kebijakan dan prosedur penanganan pengaduan nasabah serta
memproses setiap masukan dan pengaduan nasabah sesuai dengan SLA Service Level Agreement yang ditetapkan.Sementara, Akuntabilitas dijabarkan dengan
pem-bagian tugas dan wewenang yang jelas pada setiap level organisasi yang besarannya tercermin pada struktur organisasi perusahaan.
Bank Mega Syariah juga sangat memperhatikan peningkatan dan dukungan sumber daya manusia SDM yang berkualitas. Seiring tuntutan nasabah yang
semakin kompleks, peningkatan kompetensi SDM menjadi Prioritas utama. Secara kuantitas, seiring dengan pesatnya pertumbuhan bisnis, hingga akhir
Desember 2009, jumlah SDM Bank Mega Syariah telah bertambah signifikan menjadi sebanyak 4.926 orang jumlah tersebut terdiri dari 3710.laki-laki dan 1216
orang perempuan komposisi SDM sarjana lebih dari 70.
Pada tahun 2010, Bank Mega Syariah lebih akan mengoptimalkan penghimpunan dana pihak ketiga dengan menempuh berbagai upaya yang
dititikberatkan pada beberapa hal berikut : a.
Meningkatkan retail funding dengan melakukan segmentasi target sales funding dan program gimmick yang menarik serta program talangan bagi hasil.
b. Untuk menjaring Corporate Funding, Bank Mega Syariah akan menjalin
kerjasama corporate aliansi dengan beberapa institusi. c.
Bank Mega Syariah akan terus melakukan ekspansi cabang melalui office channeling gallery.
d. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah, Bank Mega Syariah akan menerbitkan
produk-produ baru seperti Tabungan Rencana dan Tabungan Investasya. Dengan perencanaan pemasaran tersebut suatu perusahaan dapat memberikan
manfaat bagi: 1.
Usaha untuk mendorong cara berfikir jauh kedepan 2.
Usaha mengkoordinasi kegiatan pemasaran secara lebih baik 3.
Usaha mengawasi kegiatan pemasaran yang telah dilakukan yang berdasarkan atas standar prestasi kerja yang diterapkan dalam rencana.
4. Perumusan tentang tujuan yang ingin dicapai dan kebijakan operasional yang
dapat dilakukan secara lebih mantap 5.
Usaha untuk menggairahkan partisipasi dan mempertebal rasa tanggung jawab para pelaksana.
46
46
Sofjan Assauri, dasar, konsep, strategi Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada cet-7, h.299.
b. Implementasi Pemasaran Produk Tabungan Wadi’ah Bank Mega Syariah
Pusat
Akibat semakin ketatnya persaingan didunia perbankan syariah, maka akan berdampak pada pendapatan atau omset bank syariah itu sendiri. Untuk itu suatu bank
syariah dituntut memperluas market shared-nya agar tidak kalah dengan bank lain, dalam mengatasi hal ini maka pihak bank perlu menyusun strategi pemasaran yang
efisien dan sesuai dengan kondisi pasar bank pada saat ini. Dengan menggunakan metode marketing mix diharapkan akan dapat meningkatkan omset dan pendapatan
yang bersangkutan. Telah kita ketahui bahwa marketing mix itu dapat di implementasikan dalam system pemasaran. Dalam rangka memenangkan persaingan
antara bank dalam menjalankan bauran pemasarannya dapat dilakukan berbagai startegi.
Salah satu isi dari marketing mix adalah promosi yang merupakan kumpulan kiat insentif yang beraneka ragam. Kebanyakan berjangka pendek dirancang untuk
pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen ataupun nasabah. Lima jenis promosi yang biasa disebut bauran promosi
yaitu: iklan advertising, penjualan tatap muka personal selling, promosi penjualan sales Promotion, hubungan masyarakat dan publisitas publicity and public
relation, serta pemasaran langsung direct marketing untuk memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan.
Rendy. M Kurnia menjelaskan bahwa pada bank Mega Syariah produk dibuat dan dianalisi oleh seorang product manager, dimana ia akan selalu melakukan
benchmarking terhadap bank competitor untuk memastikan keunggulan bersaing dari
produk tersebut bank Mega Syariah melakukan berbagai program menarik baik hadiah nasabah maupun insentif untuk marketing. Sedangkan Bellow The line yang
diantaranya: Brosur, Flyers, Presentasi merupakan media yang digunakan dalam mempromosikan produk-produk yang ditawarkan bank Mega Syariah dan juga
promosi dilakukan melalui media cetak, radio dan TV. Dengan media tersebut apa yang dirancang dan ditawarkan berbagai produk dan jasa keuangan yang unggul dan
inovatif guna memenuhi kebutuhan financial bank Mega Syariah dapat diketahui oleh masyarakat luas yang beragam.
Untuk menyesuaikan diri dengan berkembangan kebutuhan nasabah, bank Mega Syariah juga melakukan redesain benefit dari produk-produk yang sudah ada
bentuknya berupa program talangan bagi hasil dan pemberian hadiah langsung gimmick pada nasabah yang membuka rekening baru di beberapa produk funding.
Upaya ini terbukti mampu membuat nasabah lebih mempercayakan penempatan dananya pada bank Mega Syariah. Dengan desain benefit baru ini, produk tabungan
dan deposito banyak diminati masyarakat. Harga juga merupakan unsure bauran pemasaran yang memberikan
pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya
yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atas penggunaan suatu barang atau jasa. Bank Mega Syariah memprioritaskan untuk mendapatkan nasabah pada
CASA current acc dan saving acc dengan dana murah, dibandingkan deposito yang mempunyai biaya dana tinggi.
Selama tahun 2009, bank Mega syariah berhasil meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga sebesar Rp. 3.951 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 49
dibandingkan pencapaian tahun 2008. Pada akhir tahun 2008, dana pihak ketiga 2. 646 miliar. Pertumbuhan ini merupakan buah dari upaya maksimal seluruh SDM
bank Mega Syariah.
47
Produk giro sebesar Rp. 267.940 juta, disbanding tahun lalu sebesar RP. 130.355 juta mengalami kenaikan 105,5 atau sebesar Rp. 137.585 juta, Tabungan
Fleksi sebesar Rp. 743.753 juta, bertambah sebesar Rp. 206.226 juta naik 38,4 dari pada tahun 2008 sebesar Rp. 537.527 juta, Deposito sebesar RP. 1.978.570 juta
terjadi pertumbuhan sebesar RP. 957.109 juta atau 48,4 .
48
lihat tabel Pada tahun 2009 bank Mega Syariah mulai melayani setoran dana haji melalui
produk tabungan haji. Selain itu bank juga mendapat kepercayaan dari depaartemen agama untuk menerima setoran wakaf tunai. Kehadiran produk baru ini merupakan
47
Annual Report, PT. Bank Mega Syariah, h.66.
48
Ibid, h.5.
salah satu strategi bank Mega Syariah untuk mencari sumber-sumber dana murah CASA, sehingga diharapkan dapat mengurang cost of fund bank.
Untuk kegiatan penghimpunan dana, target pasar dibeberapa kota besar dimana terdapat jaringan kantor bank mega syariah. Pada segmen korporat
difokuskan dikota Jakarta sedangkan untuk segmen retail dan perorangan focus diluar Jakarta seperti bandung, semarang, makasar, padang dan Surabaya. Pada segmentasi
pasar pada bank mega syariah meliputi perusahaan, individu dan community lihat gambar dibawah ini
Peningkatan layanan kepada nasabah juga menjadi okus perhatian bank Mega Syariah. Untuk memudahkan transaksi nasabah, penambahan jaringan kantor dan
elektronik channel beserta fitur-fiturnya terus diperbanyak sampai akhir 2009 bank Mega Syariah memiliki 294 kantor meliputi kantor regular 20 kantor, gallery bank
mega syariah 43 kantor, dan mega mitra syariah 231 kantor. Wadi‟ah pada tabungan Utama IB memiliki berbagai fasilitas pelayanan,
diantaranya transaksi tunai, ATM dan E channel lainnya. Pengembangan lainnya adalah EDC Electronic Data Chapture sebagai Mini ATM dimana peningkatan
utilisasi dan optimalisasi EDC sebagai Mini ATM semakin penting dan dirasakan langsung oleh nasabah. konsep pengembangan one stop service juga menjadi bagian
dari rencana pengembangan operasional pada ATM. Kini, nasabah Bank Mega
Syariah sudah bisa melakukan berbagai macam transaksi melalui ATM Bank Mega Syariah.
Upaya mendukung pengembangan layanan terhadap nasabah dalam produk- produk yang ditawarkan, bank mega syariah mengembangkan infrastruktur dan
teknologi informasi. Model operasional yang dikembangkan adalah sentralisasi. Tentunya
sentralisasi yang bertujuan lebih mengefisiensikan proses serta optimalisasi sumber daya manusia akan berjalan baik bilamana dukungan infrastruktur, SDM, serta IT
berjalan optimal.
49
Bagian yang intens dikembangkan adalah delivery channel, salah satunya adalah pengembangan ATM yang diarahkan pada peningkatan utilisasi sehingga
pelayanan yang diberikan semakin dirasakan langsung oleh nasabah. Bank Mega Syariah juga akan mengembangkan koneksi teknologi dengan
teknologi Bank Mega house to house. Dengan demikian transaksi nasabah melalui ATM dapat langsung masuk ke jaringan Bank Mega Syariah tanpa melalui jaringan
ATM Prima maupun ATM Bersama. Dengan demikian, cost eficiensi untuk elektronik channel semakin meningkat. Jumlah ATM Prima saat ini mencapai 17.000
lebih dan ATM Prima mencapai 7.000 lebih yang tersebar di berbagai tempat di tanah air. Melalui pengembangan yang dilakukan secara berkelanjutan volume transaksi
ATM meningkat drastis.
50
49
Ibid, h.47.
50
Ibid,.h.49.
c. Pengawasan Pemasaran di Bank Mega Syariah Pusat
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai.
Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efesien. Bahkan,
melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauh mana pelaksanaan kerja dilaksanakan. Menurut Basu
Swastha pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil yang diinginikan.
Setiap tahun bank mega syariah melakukan pemantauan dan pengevaluasikan perencanaan pedoman audit dan program-program termasuk dalam produk-produk
simpanan maupun pembiayaan serta melakukan redesain benefit dari produk-produk yang sudah ada, guna meningkatan layanan dan fasilitas pada nasabah bank Mega
Syariah. Kelengkapan organ perusahaan dewan komisaris dan direksi merupakan hal
penting sebagai fungsi pelaksanaan dan pengawasan usaha. Bank Mega Syariah telah memiliki organ yang menjadi syarat untuk mutlak penerapan GCG, Bank Mega
Syariah telah menerapkan 3 orang komisaris berikut pembentukan komite-komite yaitu komite audit, komite pemantau risiko, serta komite Nominasi dan Renumerasi
dan juga menetapkan 4 orang direksi terdiri dari direktur utama, direktur pembiayaan, direktur retail banking, direktur kepatuhan.
Pola Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi Hubungan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi adalah hubungan pengawasan yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja bank. Dalam hal ini Dewan Komisaris melakukan pengawasan denga mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis
Bank. Bank Mega Syariah juga menerapkan Manajemen Risiko, dimana Penerapan
manajemen risiko diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: 1.
Perhitungan pemenuhan modal yang lebih baik dimana pengukuran didasarkan atas besar kecilnya risiko yang diambil oleh Bank.
2. Peningkatan kualitas manajemen dalam pengambilan keputusan.
3. Penilaian kinerja unit bisnis yang lebih baik melalui implementasi risk control
yang melekat pada unit bisnis. 4.
Peningkatan keterbukaan terhadap stakeholder dalam bentuk penyediaan informasi risiko yang lebih baik.
BAB V PENUTUP