1. Latar Belakang Masalah Wisata Sejarah” (Studi Deskriptif Perkembangan Tjong A Fie Mansion Sebagai Objek Wisata Sejarah Kota Medan)

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang Masalah

Daerah secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebentuk wilayah yang memiliki bangunan tertentu yang memiliki nama, ciri dan khas tersendiri yang dijadikan tempat tinggal oleh suatu kelompok masyarakat atau komunitas secara terus-menerus dalam waktu yang lama, sehingga dapat dikatakan memiliki sejarah tertentu, baik itu berupa peristiwa, nama seseorang ataupun cerita-cerita lainnya. Sejarah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia dan bahkan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju atau modern http:www.wikipedia.comsejarah_kota. Riwayat masa lampau sebagai obyek studi sejarah, berkenaan dengan peristiwa-peristiwa pada kehidupan manusia yang menyangkut segala aspeknya. Dalam penuturan sejarah, peristiwa-peristiwa tadi diurutkan kurun-kurun waktu secara kronologis. Dari analisis sejarah tentang suatu peristiwa atau suatu masalah, kita dapat mengadakan prediksi terhadap hal-hal tersebut pada masa yang akan datang. Penelaahan suatu gejala atau suatu masalah dengan menggunakan pendekatan sejarah, ini termasuk penelaahan yang dinamis, karena memperhatikan urutan prosesnya dari waktu kewaktu. Sejarah, dalam bahasa Indonesia dapat berarti riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan terutama untuk raja-raja yang memerintah. Umumnya sejarah dikenal sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau. Sejarah juga sebagai riwayat tentang masa Universitas Sumatera Utara lampau yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau tersebut sesuai dengan apa yang terjadi tanpa dapat melepaskan diri dari kejadian dan serta kenyataan masa sekarang yang sedang kita alami bersama dan tidak pula kita lepaskan dari perspefktif masa depan. Sebagai sebuah kisah, sejarah menyajikan sesuatu yang benar-benar terjadi. Cerita sejarah disusun berdasarkan sumber-sumber, fakta-fakta dan bukti- bukti berupa peninggalan-peninggalan sejarah. Setiap individu, masyarakat maupun setiap bangsa memiliki sejarah sendiri-sendiri. Proses sejarah dapat memberikan pengalaman, pelajaran dan pemantapan kepribadian bagi seorang individu, masyarakat dan bangsa. Pada masa dimana cerita atau peristiwa sejarah tersebut sudah berlalu, peninggalan sejarahlah yang hanya tersisa. Peninggalan ini dapat berbentuk bangunan, dokumentasi dan cerita turun-temurun. Dimana peninggalan sejarah ini sangat berguna dan dapat dijadikan sumber utama dalam menelaah masalah atas peristiwa yang terjadi di saat itu. Kota Medan merupakan salah satu kota yang mempunyai peninggalan sejarah. Salah satunya yang dapat terlihat dengan jelas adalah banguna-bangunan bersejarah yang masih tampak hingga saat ini. Bangunan-bangunan ini telah mengukir sejarahnya masing-masing sehingga dapat mendukung perkembangan Kota Medan sendiri. Ikatan Arsitek Indonesia IAI Sumatera Utara mengatakan, tanpa bangunan bersejarah, kota Medan tidak akan menjadi kotamadya. Artinya, atas keberadaan warisan budaya cultural heritage, maka kota Medan dikenal di dunia luar http:www.waspada.co.idindex.phpbangunan-sejarah-tentukan- kota-medan. Universitas Sumatera Utara Berikut ini merupakan daftar bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Kota Medan, yang tentunya membantu perkembangan dan kemajuan Kota Medan itu sendiri: Tabel 1 Daftar Bangunan Bersejarah Kota Medan No Bangunan Lokasi 1 Mesjid Raya Al’Mashun Jl. Sisingamangaraja 2 Mesjid Raya Labuhan Jl. Yos Sudarso 3 Gereja Roma Katholik Jl. Pemuda 4 Gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP Jl. Sudirman 5 Gedung Palang Merah Indonesia Jl. Palang Merah 7 Tjong A Fie Mansion Jl. Ahmad Yani 8 RS Elizabeth, Jl. Sudirman 9 RS Pirngadi Jl. HM Yamin 10 RS Tembakau Deli Jl. Putri Hijau 11 Sekolah dan TK Roma Katholik Jl. Pemuda, 12 Sekolah Immanuel Jl. Sudirman 14 Kantor Walikota Medan Jl. Balai Kota 15 Kantor Pos Besar Jl. Balai Kota 16 Kantor Bank Mandiri Jl. Balai Kota 17 Kantor Hotel Natour Darma Deli Jl. Balai Kota 18 Bekas Kantor Dinas Tenaga Kerja Jl. Hindu 19 Kantor Bank Danamon Jl. Pemuda 20 Bekas Kantor Sospol Jl. Pemuda 21 Istana Maimun Jl. Sultan Makmun Al Rasyid 22 Kantor Dinas Pekerjaan Umum Jl. Kolonel Sugiono, 23 Rumah Dinas Walikota Medan Jl. Sudirman 24 Kantor Pengadilan Negeri Medan Jl. Pengadilan 25 Kantor Gubernur Sumatera Utara Jl. Diponegoro 26 Kantor Dinas Penerangan Kodam I Bukit Barisan Jl. Listrik 27 Bangunan lama di samping Hotel Danau Toba Jl. Imam Bonjol Medan 28 Gerja Kristen Indonesia Jl. Zainul Arifin, 30 Kantor Rispa Jl. Brigjen Katamso 31 Bank Bukopin Jl. Kolonel Sugiono 32 Bekas Kantor Polda Sumatera Utara Jl. Sudirman 33 Bekas Kantor Perkebunan HVA Jl. Sudirman 34 Bank Koperasi Jl. Kolonel Sugiono 35 Laboratorium USU Jl. HM Yamin sebelah kantor PT KAI 36 Toapekong Jl. Hangtuah Universitas Sumatera Utara 37 Kantor Telkom Jl. HM Yamin 38 Bangunan toko-toko di Pusat Pasar Tidak diperkenankan direhabilitasi tanpa izin tertulis Walikota 39 Museum Kodam I Bukit Barisan Jl. Zainul Arifin 40 Kantor Bupati Deli Serdang di Jl. Brigjen Katamso sudah dihancurkan. 41 Gedung South East Asia Bank Jl. Ahmad Yani sudah dihancurkan 42 Kantor Dinas Pekerjaan Umum Jl. Listrik Medan sudah dihancurkan. Sumber : http:dedypunya.wordpress.com20070227si-tua-yang-merana-2 , diakses tahun 2010 Diantara bangunan-bangunan bersejarah ini penulis akan melakukan penelitian pada salah satu bangunan yang berada di Kota Medan ini. Adapun bangunan yang dimaksud adalah Tjong A Fie Mansion yang berada di Jalan Ahmad Yani Medan. Penulis mengangkat judul penelitian tentang Tjong A Fie Mansion karena bangunan ini merupakan tempat bersejarah yang juga merupakan peninggalan budaya yang ada di Kota Medan yang dapat dijadikan salah satu objek wisata yang dalam hal ini wisata sejarah. Menurut Fon Prawira pengelola Tjong A Fie Mansion yang juga cucu Tjong A Fie, di Tjong A Fie Mansion selain bangunan arsitektur Cina, juga akan ditemui banyak barang-barang bersejarah. “Oleh karena itu, Tjong A Fie Mansion ini merupakan tempat pendidikan sejarah dan budaya. Melalui foto-foto yang dikoleksi dari Belanda, dapat kita saksikan kesan dan pesan tentang keberadaan sejarah Kota Medan pada masa lalu,” ujarnya. Tjong A Fie Mansion juga dilengkapi dengan budaya Cina-Melayu yang terkenal di zaman abad ke-16. “Budaya peranakan merupakan budaya asli yang tercipta pada masa itu. Orang Cina pendatang berasimilasi dengan penduduk asli,” paparnya Dalam KOMPAS, 15 September 2009. Universitas Sumatera Utara Sebelum berbicara mengenai rumahnya, hendaklah kita mengenali sosok pemilik rumah tersebut terlebih dahulu. Seorang yang bernama Tjong A Fie adalah pendiri bangunan ini. Hal ini terjadi akibat proses panjang atas perjalanan tokoh multikulturalisme yang bersejarah ini di Sumatera Utara http:beritasore.com20090618istana-tjong-a-fie-dibuka-untuk-umum. Selain itu juga memperlihatkan kepada masyarakat umum akan sumbangan dan kepedulian Tjong A Fie terhadap kepentingan religi, budaya dan ekonomi di Medan pada zamannya serta melesatarikan budaya Melayu-Cina Tjong A Fie memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap Kota Medan, misalnya dia turut andil dalam pembangunan Masjid Raya Al-Mashum, Istana Maimoon, Kereta Api Deli DSM, Masjid Gang Bengkok, Gereja di Jalan Uskup Agung Sugiopranoto, Balai Kota Lama, Kuil Budha China di Brayan, Kuil Hindu, dan Jembatan Kebajikan di Jalan Zainul Arifin. Ia juga tercatat sebagai pendiri Rumah Sakit Cina pertama di Medan daerah Marelan, pendiri Batavia Bank dan Deli Bank. Perkebunan yang dipimpinnya memiliki lebih dari 10.000 tenaga kerja dan luas kebunnya mengalahkan luas perkebunan milik Deli Matschapaij yang dirintis oleh Jacobus Nienhuys yang dikenal dengan Peletak Dasar Budaya Perkebunan di Sumatra Utara http: wisatasumatera.comindex.php. Menurut situs “Tjong A Fie Memorial Institute”, pria ini lahir di provinsi Guangdong di Tiongkok pada tahun 1860. Tjong A Fie datang ke Medan dari Meixian, bersama dengan saudaranya Tjong Yong Hian 1850-1911, dia berhasil membangun usaha dalam bidang perkebunan. Perusahaannya mempekerjakan lebih dari 10.000 karyawan. Keberhasilannya tersebut membuat dia mempunyai hubungan yang dekat dengan para petinggi Medan pada saat itu, di antaranya Universitas Sumatera Utara Sultan Deli Makmun Al Rasjid dan pejabat-pejabat kolonial Belanda. Tjong A Fie pun lalu dilantik sebagai Kapitan China ”Majoor der Chineezen”, pemimpin komunitas Tionghoa di Medan, menggantikan Yong Hian yang wafat. Salah satu peninggalannya yang masih terkenal hingga saat ini adalah istananya di kawasan Kesawan Ahmad Yani Medan. Diselesaikan pada tahun 1900, rumahnya yang menunjukkan pengaruh campuran Art Deco-Tionghoa- Barat kini menjadi salah satu ikon kota Medan. Tjong A Fie Mansion merupakan gedung bergaya Tiongkok kuno yang sangat fantastis. Dipintu gerbang dapat kita lihat dua patung singa yang menghadap ke jalan, setelah masuk kita bisa melihat taman yang ditata rapi menuju pintu masuk rumah. Bahan bangunan terbuat dari batu bata dan kayu jati yang kokoh, didalam rumah masih tersimpan peralatan rumah tangga yang digunakan Tjong A Fie semasih hidup. Tjong A Fie Mansion ini merupakan salah satu cagar budaya yang mengandung nilai budaya, pengetahuan dan sejarah. Berdasarkan UU No 5 tahun 1992 dan Perda Kota Medan No. 6 tentang pelestarian bangunan dan lingkungan yang bernilai sejarah arsitektur kepurbakalaan maka bangunan peninggalan Tjong A Fie tersebut wajib dilindungi dan dilestarikan. Bangunan Tjong A Fie Mansion ini diharapkan akan memancarkan sinar keindahan dalam budaya bangsa yang akan mengundang orang asing untuk menyaksikan daya tarik itu. Juga sebagai bukti peninggalan sejarah Kota Medan, sekaligus menunjukkan kota ini yang berkarakter khas dan sejak dulu terkenal dengan kerukunannya. Sebagai penghubung agar dapat mengerti tentang masa lalu atau cerita asal usul juga awal mula suatu daerah atau bangunan, sejarah memiliki andil yang Universitas Sumatera Utara cukup penting. Hal ini menjadikan sejarah tidak jarang bahkan selalu dijadikan bahan yang dapat dijual. Maksud dari kata dijual di sini adalah bahwa sejarah dapat dikemas menjadi lebih menarik. Memperkenalkan sejarah kepada tiap generasi itu sangat penting. Oleh karenanya, haruslah kita memberi suatu terobosan khusus agar hikmah sejarah atau pengetahuan sejarah bisa dipahami oleh semua orang. Sehingga dari sisa sejarah tersebut setiap orang ingin membuktikan atau mengunjungi daerah ataupun bangunan tersebut secara langsung. Hal ini akan meningkatkan pendapatan income daerah tersebut. Salah satu upaya untuk menyajikan suatu sejarah agar lebih menarik adalah dengan mengemasnya sebagai salah satu unsur dari perilaku pariwisata. Pariwisata di sini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusaha objek, dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata Pendit, 2003: 14. Sebut saja namanya wisata sejarah. Informasi dan makna sejarah, ini merupakan dua hal yang merupakan aspek penting yang dicari orang ketika mereka mengunjungi situs wisata sejarah. Wisata sejarah tidak hanya menarik dari segi ekonomi karena memacu pendapatan dari kedatangan wisatawan dan masuknya investasi. Wisata sejarah juga memiliki makna yang lebih luas: tentang sistem budaya, simbol dan pendidikan. Adapun yang termasuk ke dalam kategori wisata sejarah adalah apabila seorang atau sekelompok individu yang melakukan perjalanan atau berkunjung ke suatu tempat yang berhubungan dengan berbagai macam tempat yang mendukung Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan sejarah atau asal muasal suatu objek. Memang segala yang berhubungan dengan apapun yang ada pada masa sekarang, pasti memiliki asal muasal sebelum masa sekarang itu terjadi, yaitu masa lampau yang juga disebut sebagai sejarah. Namun, ada batasan-batasan suatu wisata dikatakan sebagai wisata sejarah. Tujuan dari perjalanan atau kunjunganlah yang menjadi acuan dari batasan-batasan wisata sejarah tersebut. Seseorang dikatakan melakukan perjalanan wisata sejarah jika seseorang tersebut mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang berhubungan tidak jauh dengan prasasti, candi, istana, benteng, makam, tempat ibadah, museum, dan monument. Tujuan-tujuan tersebutlah yang di katakan sebagai wisata sejarah. Dimana dalam menentukan bangunan tersebut bersejarah atau tidak haruslah ada pengakuan, yang dalam hal ini pemerintah setempat http:wisatamelayu.com. Bangunan atau situs kuno pada dasarnya adalah sebuah “buku sejarah yang hidup”. Dia bukan sekadar bangunan fisik, tapi sebuah “buku”, serangkaian informasi. Hal ini dapat berjalan lancar jika memelihara situs dan bangunan sejarah, serta menyajikan informasi secara lebih bermakna. Di tengah jebakan pada hal-hal yang serba fisik, saatnya kita mencari makna yang lebih mendalam dari yang kasat mata. Minat mengenal lebih dekat bukti atau artefak peninggalan sejarah ini dapat dikembangkan ke bentuk wisata sejarah. Setiap situs sejarah dapat dikembangkan menjadi potensi wisata dengan terlebih dahulu melengkapi setiap lokasi dengan fasilitas standar sesuai dengan tujuan wisata sejarah. Apabila kebudayaan dan pariwisata diwadahi dalam satu departemen dan dinas, serta Universitas Sumatera Utara masyarakat luas, wisata sejarah ini tampaknya potensial untuk dikembangkan lebih jauh. Semuanya itu bisa dikelola dan dikemas sebagai destinasi wisata sejarah dan budaya Kota Medan.

I. 2. Perumusan Masalah