Tipe Paternalistik Tipe Otokratik

umum dimiliki pemimpin tipe ini adalah akhlak yang terpuji, sehingga perilaku yang kepemimpinannya terarah sepenuhnya kepada kepentingan orang-orang yang dipimpin, baik secara perorangan maupun perkelompok dan keseluruhan organisasinya. Sehingga pemimpin yang memiliki kharisma seperti ini selalu mampu menghindari pertengkaran, sehingga kelebihan kepribadiannya justru dimanfaatkan untuk mengajak orang-orang yang dipimpinnya berbuat kebaikan.

b. Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin ini sering disebut juga sebagai tipe pemimpin “kebapakan” dikarenakan dimata seorang pemimipin bahwa bawahannya belum dewasa dalam cara bertindak dan berpikir sehingga seorang pemimpin harus selalu memberikan tuntunan maupun bimbingan kepada bawahannya. Menurut Kartono 2005:81-82 ciri-ciri pimpinan tipe paternalistik adalah : 1. Pimpinan menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidakbelum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan. 2. Pemimpin bersikap terlalu melindungi. 3. Pemimpin jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan sendiri. 4. Pemimpin tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahannya untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri. 5. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar. Universitas Sumatera Utara

c. Tipe Otokratik

Kepemimpinan tipe seperti ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang yang diantara mereka tetap ada seseorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal dan bersifat egois. Dengan egoismenya, seorang pemimpin yang otokratik melihat peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional seperti kekuasaan yang tidak perlu dibagi dengan orang lain dalam organisasi. Berangkat dari persepsi yang demikian, seorang pemimpin yang otokratik cenderung menganut nilai organisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk pencapaian tujuannya. Sesuatu tindakan akan dinilainya benar apabila tindakan itu mempermudah tercapainya tujuan dan semua tindakan yang menjadi penghalang akan dipandangnya sebagai sesuatu yang tidak baik dan dengan demikian akan disingkirkannya, apabila perlu dengan kekerasan. Menurut Siagian 2003:32 ciri-ciri seorang pemimpin yang otoriter adalah: 1. Kecendrungan memperlakukan para bawahan sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka. 2. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahan. 3. Pengabaian peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan dengan cara memberitahukan kepada para bawahan tersebut bahwa ia telah Universitas Sumatera Utara mengambil keputusan tertentu dan bawahan itu diharapkan dan bahkan dituntut untuk melaksanakannya saja.

d. Tipe Demokratik