sama dengan nol. Menurut Guyon, tendon-tendon pada struktur statis tak tentu, yang ditempatkan berimpit dengan garis tekanan atau garis desakan, tidak akan
menimbulkan momen-momen sekunder pada struktur. Resultan garis tekanan pada suatu balok menerus dua bentangan yang
diberi prategang dengan suatu kabel melengkung dengan eksentrisitas nol pada semua tumpuannya ditunjukkan dalam Gambar II.13. Kalau profil tendon dibuat
berimpit dengan garis tekanan resultan, seluruh reaksi sekunder akan hilang dan profil kabel dapat dianggap konkordan.
Gambar II.13 Garis Tekanan dan Profil Kabel Konkordan
II.4.2. Pola Tendon Untuk Balok Menerus
Kontinuitas pada konstruksi beton prategang dicapai dengan memakai kabel-kabel tendon melengkung atau lurus yang menerus sepanjang beberapa
bentangan seperti ditunjukkan dalam Gambar II.14a dan b. Juga dimungkinkan untuk menimbulkan kontinuitas antara dua balok pracetak dengan memakai
Universitas Sumatera Utara
“kabel tutup” cap cable seperti ditunjukkan dalam Gambar II.14c. Alternatif lain, tendon-tendon lurus yang pendek dapat dipakai di atas tumpuan untuk
menimbulkan kontinuitas antara dua balok prategang pracetak seperti ditunjukkan dalam Gambar II.14d.
a
b
c
d Gambar II.14 Pola Tendon Untuk Balok Menerus
Berdasarkan metode konstruksi, balok-balok menerus dapat diklarifikasikan sebagai “balok menerus penuh” dimana tendonnya umumnya
menerus dari ujung yang satu ke ujung lainnya, dan “menerus sebagian” dimana masing-masing bentang pertama-tama dipracetak sebagai suatu balok sederhana
Universitas Sumatera Utara
dan elemen-elemen tersebut dirakit untuk membentuk suatu batang menerus dengan memakai kabel tutup atau tendon pendek di atas tumpuan.
II.4.3. Analisis Elastis Untuk Beban Akibat Beban Luar
Untuk analisa struktur akibat beban luar antara lain akibat berat sendiri balok dan akibat beban mati tambahan digunakan metode persamaan tiga momen.
Gambar II.15 Gambar Bidang Momen Akibat Beban Terpusat
Pada prinsipnya persamaan tiga momen bertujuan mencari bidang momen sebagai muatan akibat beban luar. Hal ini bertujuan untuk mencari nilai reaksi-
reaksi pada tumpuan. Berikut ini prinsip persamaan tiga momen untuk struktur pada gambar III.1 di atas.
ΣM
B
= 0 R
A
L – P 12 L = 0 R
A
= ½ P
Universitas Sumatera Utara
R
B
= ½ P
M
C
= R
A
12 L = ¼ PL = M
max
Bidang momen sebagai muatan : ΣM
B
= 0 L
R L
L x
PL x
L L
x PL
x L
A
. 2
1 2
1 3
1 4
1 2
2 1
2 1
3 2
4 1
2 2
1 =
+
+
L R
PL PL
A
. 48
2 48
1
3 3
= +
3
16 1
. PL
L R
A
=
2
16 1
PL R
A
=
A A
R =
ϕ
Cara yang sama dapat dikerjakan pada struktur yang berbeda, berikut contoh sederhana lainnya:
Universitas Sumatera Utara
a
b
Gambar II.16 Gambar Bidang Momen Akibat Suatu Momen Bekerja Pada Salah Satu Tumpuan
Gambar II.17 Gambar Bidang Momen Akibat Beban Merata Bekerja Di Sepanjang Bentang
Universitas Sumatera Utara
Untuk gambar II.16a, bidang momen sebagai muatan : ΣM
B
= 0
=
L ML
L R
A
3 2
2 1
.
2
3 1
. ML
L R
A
=
ML R
A
3 1
=
→ φ
A
ΣM
A
= 0
=
L ML
L R
B
3 1
2 1
.
2
6 1
. ML
L R
B
=
ML R
B
6 1
=
→ φ
B
Untuk gambar II.16b , bidang momen sebagai muatan : ΣM
B
= 0
ML R
A
6 1
=
→ φ
A
ΣM
A
= 0
ML R
B
3 1
=
→ φ
B
Untuk gambar II.17, bidang momen sebagai muatan :
Universitas Sumatera Utara
ΣM
B
= 0
3
24 1
QL R
A
=
→ φ
A
ΣM
A
= 0
3
24 1
QL R
B
=
→ φ
B
II.4.4. Analisis Elastis Untuk Kontinuitas Prategang