Kepemimpinan sinergistik Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan Visioner

Beberapa iklim kerja yang di gunakan pada PT. PLN Persero Wilayah Sumut yaitu:

a. Kepemimpinan sinergistik

Adapun pimpinan berkewajiban menyiapkan anggota untuk bekerja sama demi membangun keunggulan nperusahaan secara berkesinambungan, berbagi data, berbagi informasi dan pengalaman, bersikap dan berperilaku optimis dan positif, dan menyikapi kegagalan sebagai konsekuensi dari kekurangan diri sendiri.

b. Kepemimpinan Transformasional

Pemimpin unit dan tim dilingkungan PLN berkewajiban memperlakukan anggota sebagai rekan kerja setara, sebagai orang yang mampu belajar dan berkembang , serta tidak ada diskriminatif atau pilih kasih terhadap karyawan.

c. Kepemimpinan Visioner

Pemimpin menyadarkan anggota tentang keterkaitannya antara pekerjaan yang dijalankan saat ini dengan mengembangkan perusahaan dan kualitas kehidupan anggota di masa depan, pemimpin di PLN juga berkewajiban mengembangkan iklim kerja yang berwawasan ke depan. Setelah melakukan pengamatan dan penelitian pada perusahaan ini penulis melihat bahwa pimpinan sudah menjalankan fungsinya dengan baik dengan menciptakan iklim organisasi yang nyaman sehingga tidak terjadi suasana yang menegangkan dalam lingkungan perusahaan. Pemimpin perusahaan juga menerapkan tipe kepemimpinan yang bersikap demokrasi yang menempatkan manusia sebagai faktor terpenting dalam setiap kelompokorganisasi. Tipe ini Universitas Sumatera Utara diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamat dan perilaku cenderung memajukan dan mengembangkan manusia dalam organisasikelompok tersebut. Pimpinan juga memandang orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan segala aspek dan kemampuan seperti dirinya juga yang menganggap setiap kehendak, kemauan, kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif dari karyawan yang berbeda-beda dapat di salurkan dan sangat dihargai. Pada PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara menggunakan komunikasi yang bersifat terbuka. Komunikasi yang bersifat terbuka ini dapat menimbulkan pengertian yang lebih baik dan menghasilkan keputusan-keputusan yang lebih tepat. Komunikasi terbuka ini dapat diyakini bahwa tidak sering terjadi konflik diantara karyawan atau diantara karyawan dengan pimpinan pada perusahaan. Dengan keadaan seperti ini integrasi telah terjadi dengan baik, karena penulis melihat diantara para karyawan maupun antara karyawan dengan pimpinan terjadi suatu hubungan yang sangat harmonis, dan dengan tidak adanya konflik, berarti karyawan telah mengerti tugas dan tanggung jawabnya serta dapat menerima kebijakan perusahaan sehingga akan dapat meningkatkan produktifitas perusahaan.

2. Motivasi