Jenis Studi AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL

3 Dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat 2 wajib dicantumkan dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan itu, pertimbangan saran, pendapat, dan tanggapan yang diajukan oleh warga masyarakat. Suatu rencana usaha atau kegiatan harus diketahui masyarakat, terutama masyarakat yang berada disekitar rencana usaha itu. Untuk itu, instansi terkait atau Pemerintah Daerah wajib mengumumkan rencana usaha tersebt, sehingga sejak awal masyarakat sudah mengetahuinya. Masyarakat yang akan terkena dampak rencana usaha juga menjadi komisi penilai AMDAL pada saat pembahasan dokumen AMDAL. Dokumen AMDAL juga terbuka untuk umum sehingga masyarakat dapat mengawasi pengelolaan lingkungan yang dilakukan pemrakarsa.

3.3. Jenis Studi AMDAL

Sebelum studi AMDAL dilakukan, perlu diketahui rencana usaha atau kegiatan yang telah dibuat oleh pemrakarsa, apakah bersifat sektoral atau lintas sektoral. Dengan mengetahui rencana usaha atau kegiatan, maka jenis studi AMDAL dapat ditentukan secara pasti. Berdasarkan cakupan rencana atau kegiatan yang akan dilakukan pemrakarsa, AMDAL dibedakan menjadi 4 empat jenis, yaitu 122 1 AMDAL Proyek, Amdal jenis ini dilakukan untuk suatu rencana usaha atau kegiatan yang pembinaan dan kewenangannya berada pada suatu instansi sektoral Contoh: AMDAL usaha tambang udang, Amdal pembangunan kompleks perumahan, Amdal Perkebunan Kelapa Sawit. 122 Ibid, 2 AMDAL usaha atau kegiatan terpadu multisektor adalah hasil studi mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab. Usaha atau kegiatan terpadu ditunjukkan oleh saling keterkaitan dalam perencanaan, pengelolaan, proses produksi dan pembiaannya sehingga melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi. Contoh AMDAL Pabrik Pulp dan Kertas yang ditunjang oleh Pengusahaan HTI Hutan Taman Industri dan pelabuhan. AMDAL ini dinilai dan dievaluasi oleh Komisi AMDAL kegiatan terpadu yang terkoordinir oleh Badan dan Pengendalian Dampak Lingkungan. 3 AMDAL Kawasan adalah hasil studi mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi yang bertanggung jawab. Contoh : Amdal untuk kawasan pariwisata, AMDAL untuk kawasan industri. Masing-masing jenis kegiatan dalam kawasan tersebut, tidak perlu lagi membuat AMDAL. 4 AMDAL regional adalah hasil studi mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan kewenangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari suatu instansi yang bertanggung jawab. Contoh : AMDAL untuk pengembangan kota-kota baru. Rencana usaha atau kegiatan yang wajib AMDAL adalah kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup dan dampaknya relatif sulit ditanggulangi atau kegiatan yang berbatasan langsung dengan kawasan lindung. Jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL dan Daftar kawasan lindung, tercantum pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha danatau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL. Untuk mengetahui apakah suatu rencana kegiatan memerlukan AMDAL atau tidak dilakukan melalui penapisan. Penapisan adalah suatu cara untuk memilah-milah rencana kegiatan atas dasar ketentuan yang berlaku sehingga dapat ditentukan jenis dokumen yang perlu dibuat pemrakarsa. Penapisan akan menghasilkan jenis dokumen yang akan disusun, apakah perlu menyusun AMDAL atau cukup hanya dengan menyusun dokumen UKL dan UPL. Skema Proses Penapisan AMDAL Rencana Usaha Kegiatan Lihat Peraturan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Bebas AMDAL Wajib AMDAL Tidak Wajib AMDAL Proses Perizinan Instansi Teknis Apakah Perlu UKL UPL Sektoral atau Multisektoral Tidak Perlu UKL UPL Perlu Pemrakarsa Menyusun UKL dan UPL Sektoral Multisektoral Satu kawasan tertentu Tidak Tidak Ya AMDAL Kawasan AMDAL Proyek Penyusunan KA-AMDAL AMDAL Terpadu AMDAL Regional Pengesahan KA- AMDAL Penyusunan Dokumen AMDAL, RKL RPL

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian pada bab-bab terdahulu dapat disimpulkan yaitu : A.KESIMPULAN 1. Peran Pemerintah dalam upaya pengendalian dampak lingkungan hidup melalui proses penerbitan izin usaha industri yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1995 Tentang Izin Usaha Industri. Dimana kegiatan usaha industri tidak boleh melampaui batas baku mutu lingkungan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang mensyaratkan kelengkapan dokumen AMDAL sebelum mendapat izin operasional juga tergantung dari skala usaha, setiap kegiatan industri diwajibkan untuk menyusun dokumen AMDAL, UKL, UPL, atau SPPL. Selain itu Pemerintah Kota Medan melalui Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 Tahun 2002 Tentang Retribusi Izin Usaha Industri, Perdagangan, Gudang Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan. Yang didalam peraturan tersebut terdapat syarat – syarat pemberian izin usaha industri, kewajiban perusahaan serta retribusi izin usaha indusri. 2. Pemerintah sebagai instansi yang berwenang mengeluarkan izin usaha, secara otomatis sebagai pengawas terhadap setiap kegiatan industri. Dengan demikian pemerintah yang telah mengeluarkan izin usaha industri dapat