BAB 2 DEFINISI DAN PENGERTIAN DENTAL FOBIA
Anak yang takut terhadap perawatan yang dilakukan oleh dokter gigi merupakan hambatan bagi para dokter gigi, apalagi bila rasa takut tersebut timbul
secara berlebihan dan mengakibatkan terjadinya fobia. Sehingga rasa takut dapat merupakan hambatan bagi dokter gigi dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi
masyarakat dan kesehatan tubuh secara menyeluruh terutama pada pasien anak
1
Banyak yang mungkin keliru dengan dental anxiety rasa cemas , dental fear rasa takut dan dental fobia. Mendefinisikan masing-masing istilah tersebut sangat
sulit karena rasa takut, cemas dan fobia adalah kata-kata yang mempunyai arti yang hampir sama. Namun, terdapat beberapa perbedaan penting yaitu dental anxiety
berarti ketakutan terhadap sesuatu yang tidak diketahui. Pasien merasa cemas oleh karena tidak tahu apa yang akan terjadi atau harus berbuat apa nanti. Dental fear
merupakan antisipasi terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh seseuatu yang diketahui sangat berbahaya. Sedangkan dental fobia adalah sinonim dengan rasa
takut, tetapi rasa takut yang berlebihan. Pasien akan cenderung untuk menghindar melakukan perawatan gigi, dengan hanya mendengar perkataan ‘dokter gigi’ saja,
mereka mulai merasa takut.
4,22
Berdasarkan etimologi, dental fobia terdiri atas dua kata yaitu dental dan fobia. Dental artinya gigi,
fobia artinya suatu rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia dapat menghambat kehidupan orang yang
Universitas Sumatera Utara
mengidapnya sehingga disimpulkan bahwa dental fobia adalah suatu rasa takut yang berlebihan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan gigi.
1
Menurut Dental Fear Central 2004-2007, fobia didefinisikan sebagai ketakutan beratparah yang tidak rasional, menyebabkan seseorang menghindari
objek, situasi takut atau kegiatan tertentu. Rangsangan secara langsung dikhawatirkan dapat menimbulkan kecemasan dan kepanikan. Hal itu tidak hanya
mempengaruhi kesehatan mulut, tetapi juga menyebabkan banyak penderitaan dan dampak pada aspek lain dalam kehidupan individu. Penderita dental fobia
kemungkinan akan menghabiskan waktunya untuk memikirkan tentang keadaan giginya atau sama sekali tidak memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan gigi.
4
Louis Siegelman mendefenisikan dental fobia sebagai suatu bentuk ketakutan yang berlebihan terhadap dokter gigi yang mengakibatkan pasien tidak mau berobat
sehingga dapat menyebabkan kehilangan giginya.
5
Menurut Michael Krochak, dental fobia adalah perasaan takut yang serius dan menyebabkan anak tersebut tidak
mau ke dokter gigi. Sedangkan Lisa Fritscher menyatakan bahwa dental fobia atau
takut akan dokter gigi adalah fobia umum dikalangan semua usia.
6
Survei menunjukkan bahwa sebanyak 50 penduduk Amerika Serikat tidak menerima perawatan gigi secara teratur, diperkirakan 9 - 15 30 – 40 juta orang
yang tidak menerima perawatan kesehatan gigi, penyebabnya adalah perasaan gelisah dan takut sewaktu melakukan perawatan ke dokter gigi, sehingga mereka
memilih untuk tidak melakukan perawatan.
7
Universitas Sumatera Utara
Survei menurut Walker Cooper 2000 mengungkapkan bahwa 24 orang dewasa dilaporkan selalu merasa cemas apabila pergi ke dokter gigi. Hasil uji
statistik yang dibuat oleh British Dental Association 1995 bahwa sepertiga dari orang dewasa mengalami ketakutan yang parah terhadap prosedur perawatan gigi.
24
Humphries 1995 menyatakan bahwa tahap ketakutan seseorang dapat diukur dengan menggunakan Modified Dental Anxiety Scale MDAS, merupakan
modifikasi dari metode original oleh Coral 1969 yaitu Corah’s Dental Anxiety Scale DAS.
4,24
Kenyataannya, dental fobia sangat sulit untuk diukur karena sebagian besar pasien mengidap dental fobia menghindar untuk pergi ke praktek
gigi kecuali dalam keadaan darurat.
22
Fobia terdiri dari fobia sosial dan fobia spesifik. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSMN, dental fobia merupakan salah satu
fobia spesifik. Kriteria untuk pengidap fobia spesifik adalah adanya rasa takut yang persisten, berlebihan dan tanpa alasan terhadap objek atau situasi tertentu, serta
adanya respon secara tiba-tiba terhadap stimulus atau rangsangan yang ditakuti. Ketakutan tersebut terlalu berlebihan atau tanpa alasan, menghindar dari situasi atau
keadaan yang menimbulkan ketakutan tersebut, dan fobia tersebut berhubungan dengan fungsi normal lainnya atau menyebabkan stress.
3,4,22
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 ETIOLOGI TERJADINYA DENTAL FOBIA