Komunikasi PENANGGULANGAN DENTAL FOBIA SECARA NON-FARMAKOLOGI

4.1. Komunikasi

Tanda keberhasilan dokter gigi mengelola pasien anak adalah kesanggupannya berkomunikasi dan memperoleh rasa percaya dari anak, sehingga bersikap koperatif. Komunikasi dibagi atas komunikasi verbal dan non verbal, sebaiknya pembicaraan dilakukan secara wajar. Banyak cara untuk memulai komunikasi verbal, misalnya untuk anak kecil dapat ditanyakan tentang pakaian baru, kakak adik, benda atau binatang kesayangan. Anak yang lebih besar dapat ditanyakan tentang sekolah, aktifitas, olah raga atau teman. 11,14,15,16 Komunikasi nonverbal dapat dilakukan misalnya dengan menjabat tangan anak, tersenyum dengan penuh kehangatan, menggandeng anak sebelum mendudukkannya ke kursi gigi dan lain-lain. 12,16 Perubahan nada dan volume suara dapat digunakan untuk mengubah perilaku dan mengkomunikasikan perasaan kepada anak. Perintah yang tiba-tiba dan tegas dapat mengejutkan dan menarik perhatian anak sehingga anak dapat menghentikan apa yang sedang dilakukannya. 12,14,17 Sebuah artikel yang diterbitkan Szasz dan Hollender 1956 membedakan 3 model komunikasi dokter gigi-pasien yaitu: 1. Aktif-pasif. Hal ini terlihat pada kasus pembedahan yang membutuhkan anastesi. Dokter gigi aktif dalam mengendalikan dan pasien pasif menerima perawatan. Universitas Sumatera Utara 2. Bimbingan kerjasama. Pada model komunikasi ini anak diharapkan mematuhi dokter gigi. Operator membimbing seperti guru sementara pasien koperatif seperti pelajar. 3. Saling berpatisipasi. Jelas terlihat pada tindakan pencegahan, dokter gigi dan pasien menggunakan respon untuk pemeliharaan kesehatan mulut. Model komunikasi antara dokter gigi-pasien yang terbaik adalah dengan bimbingan kerjasama, pada perawatan ini, anak diharapkan mematuhi dokter gigi. Penelitian yang dilakukan pada klinik Pedodontik University of Washington menunjukkan bahwa metode ini memberikan hasil yang baik, terlihat dari perilaku anak yang menjadi koperatif. Contoh komunikasi dengan bimbingan kerjasama misalnya “buka sedikit lebih lebar anak manis”, atau “apakah engkau siap untuk dimulai sekarang, maukah manis?”. Komunikasi ini dapat lebih dikuatkan dengan cara menambahkan kata-kata seperti “saya suka cara kamu membuka mulutmu tetap lebar”. 13

4.2. Mengalihkan perhatian