Perekonomian Perkembangan Kota Perdagangan Di Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun (1980-1999)

Tabel IV : Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah 1 Pria 5.378 Jiwa 2 Wanita 7.378 Jiwa Jumlah 12.756 Jiwa Sumber : Badan Statistik Nagori Perdagangan tahun 1976 Dari tabel di atas jelas terlihat bahwa perbedaan penduduk berdasarkan jenis kelamin, jumlah pria lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah wanita, yaitu sekitar 5.378 jiwa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah banyaknya pemuda yang meninggalkan desanagori Perdagangan untuk melanjutkan sekolah keperguruan tinggi di luar daerah, atau mencari pekerjaan di daerah lain. Pada umumnya para pemuda ini merantau ke kota- kota terdekat yakni kota Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Kisaran, Lubuk Pakam dan ke kota Medan. Faktor lain yaitu angka kelahiran wanita lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka kelahiran pria.

2.3 Perekonomian

Berbicara Nagori Perdagangan dalam konteks perekonomian, maka tidak akan terlepas dari hal mata pencaharian dari masyarakat yang mana sebahagian besar dari penduduk merupakan masyarakat yang banyak menggantungkan perekonomian mereka melalui pertanian, dan berdagang. Pertanian masih merupakan mata pencaharian yang menempati urutan teratas. Hal ini tidak terlepas dari keadaan alamnya, di mana sekitar 486 Ha dari sekitar 1100 Ha luas desa digunakan sebagai lahan pertanian. Data-data hasil produksi masyarakat desanagori Perdagangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Pada tabel ini hanya dicantumkan data-data tahun 1975 sd tahun 1979, sedangkan untuk data sebelumnya tidak dapat diketemukan oleh penulis yang tidak dapat disebutkan oleh penulis sebab akibatnya. Tabel V : Distribusi Hasil Produksi dan Konsumsi Tahun Produksi Ton Konsumsi Ton Surplus Ton 1975 3.200,2 2.048 1.152,2 1976 3.000.18 2.062 938,18 1977 3.005,94 2.110 895,94 1978 3.230.63 2.217 1.013,63 1979 3.278 2.295,8 982,2 Jumlah Sumber: BPS Kab.Simalungun Kecamatan Bandar Dalam Angka 1979. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil produksi setelah dikurangi dengan beban konsumsi masyarakat Nagori Perdagangan selalu mengalami surplus dari tahun ke tahun. Hanya saja terlihat penurunan produksi antara tahun 1976-1977, tetapi lambat laun terjadi pergerakan ke atas atau penaikan hasil produksi setelah tahun berikutnya. Hal ini terjadi oleh karena pada tahun 1976 terjadi wabah tikus yang menyerang pertanian Nagori Perdagangan hingga awal pertengahan tahun 1977 13 Perekonomian Nagori Perdagangan juga ditunjang dari hasil perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk. Pada umumnya masyarakat Nagori Perdagangan yang melakukan kegiatan ekonomi perdagangan berada di sekitar pinggiran sungai Bah Bolon, yang mana jalur transportasi air pada awalnya merupakan sarana transportasi yang dapat digunakan untuk menjangkau daerah-daerah sekitar. Dengan demikian hasil produksi daerah Perdagangan juga dipasarkan ke wilayah lainnya misalnya ke daerah hulu sungai maupun ke daerah hilir sungai. Hingga pada awal kedatangan para pengusaha- pengusaha perkebunan, mulailah dibuat jalan melalui darat yang awal dibangun guna kepentingan perkebunan. Seiring dengan perkembangan hasil produksi perkebunan dan lebih efektif dan efisien bila menggunakan jalur darat, maka jalur trasportasi air mulai tidak diminati dan beralih ke jalur transportasi darat. Hal ini mengakibatkan jalan-jalan yang awalnya merupakan jalan milik perkebunan banyak digunakan oleh yang mengakibat penurunan gabah pertanian. Di sisi lain menaiknya angka konsumsi pada tabel di atas dikarenakan bertambahnya penduduk di Nagori Perdagangan baik dari angka kelahiran maupun dari angka perpindahan penduduk. Perekonomian masyarakat Simalungun juga ditunjang oleh faktor keadaan alam yang merupakan bantaran dari sungai yang mengalir di daerah tersebut. Selain sebagai jalur transportasi yang digunakan untuk memasarkan hasil-hasil alamnya, juga oleh penduduk dimanfaatkan sebagai sarana pengairan ke lahan-lahan pertanian. Hal ini tentunya akan membuat hasil produksi pertanian akan meningkat. 13 Wawancara, T.Situmorang, 10 Mei, Di Perdagangan I masyarakat lainnya untuk menjangkau daerah-daerah lain guna melakukan berbagai interaksi. Peralihan inilah yang menjadikan Nagori Perdagangan mengalami perkembangan yang pesat karena dilintasi oleh jalan raya Pematang Siantar- Perdagangan - Lima Puluh. Masyarakat Nagori Perdagangan yang menempati daerah ini merupakan para pedagang, baik dari kalangan pribumi maupun para pelaku ekonomi dari kalangan masyarakat Cina, hingga pada sekitar tahun 1883-1920 dibangun sarana trasportasi darat berupa kereta api yang melintasi daerah Parlanaan yang merupakan daerah yang dekat dengan Perdagangan. Hal ini mengakibatkan pemasaran hasil produksi mulai berpindah ke Parlanaan yang berdampak pada mulai berkurangnya kegiatan perdagangan di Perdagangan. Kegiatan perekonomian di bidang usaha mulai dikembangkan oleh masyarakat Cina. Masyarakat Cina ini melakukan pendirian pabrik-pabrik pengolahan hasil karet yang berasal dari perkebunan rakyat maupun dari pengusaha- pengusaha swasta. Ada beberapa pabrik yang berada di desa Perdagangan yang beroperasi, yakni pabrik getah PT. Hok Chan 1960 yang berubah nama menjadi PT. Panca Surya, PT. Chin Seng yang mengalami perubahan nama sesuai dengan pergantian kepemilikan yakni PT. Tribina dan menjadi PT. Global sampai saat ini. 14 14 Wawancara, Iskandar Efendi, 05 Mei 2011, Di Kantor Perdagangan I Dengan berdirinya perusahaan-perusahaan pabrik yang mengolah dan menampung hasil produksi masyarakat juga membuka peluang bekerja bagi penduduk. Sebahagian penduduk yang tidak mempunyai pekerjaan yang dikarenakan tidak mempunyai lahan pertanian, lalu bekerja sebagai buruh pabrik. Selain sebagai petani dengan berladang dan bekerja sebagai buruh di pabrik- pabrik pengusaha Cina, masyarakat Nagori Perdagangan juga ada yang melakukan kegiatan berdagang. Masyarakat pribumi yang melakukan perdagangan dilakukan di pasar tradisional yang ada. Pasar tradisional ini dilakukan pada saat-saat hari Sabtu yang bertempat di dekat terminal dan pertokoan masyarakat Cina sebagai sentral pasar. Masyarakat yang berbelanja ke pasar tradisional ini selain dari para penduduk Nagori Perdagangan, juga banyak datang dari berbagai perkebunan yang ingin mencari bahan-bahan kebutuhan sehari-hari mereka, seperti dari perkebunan Bah Lias, Sei Mangkei, dan perkebunan lainnya. Selain bertempat di sentral pasar para pedagangan pribumi yang pada umumnya adalah berasal dari suku bangsa Batak, Minang Kabau, dan sebahagian kecil dari masyarakat suku Jawa, baik yang bertempat tinggal di Nagori Perdagangan maupun dari desa-desa tetangga, juga membuka pasar- pasar kecil yang bertempat di sekitar pemukiman para buruh yang bekerja di perkebunan. Yang biasanya mereka lakukan pada saat-saat para buruh menerima upah, baik pada penerimaan gajian besar yang berlangsung pada minggu pertama bulan maupun pada saat penerimaan gajian kecil yang berlangsung pada bulan ke empat akhir bulan. Kegiatan pasar yang dilakukan di perkebunan tersebut mengakibatkan adanya pasar-pasar kecil yang berada di perkebunan yang dilakukan setiap hari gajian karyawan perkebunan. Namun, pada hari-hari biasa para penduduk yang bertempat tinggal di dalam perkebunan ini berbelanja pada koperasi yang ada di dalam perkebunan itu sendiri yang disediakan oleh pihak perkebunan. Ada pula yang pergi berbelanja kebutuhan sehari-hari, seperti pakaian dilakukan dengan langsung ke Perdagangan yang sudah memiliki toko-toko. Biasanya selain berbelanja ke Perdagangan mereka juga mempunyai tujuan yang lain yakni melakukan rekreasi keluarga sebagai mencari hiburan menghilangkan kelelahan selama bekerja di perkebunan 15 Dari uraian di atas terlihat bahwa perekonomian masyarakat Perdagangan mulanya berlangsung di sekitar sungai Bah Bolon yang merupakan sarana transportasi pertama kali yang digunakan yang kemudian seiring dengan pembukaan lahan-lahan perkebunan oleh pihak pengusaha yang membangun jalan-jalan perkebunan guna mendukung produksi hasil perkebunan. Jalan-jalan ini yang kemudian lebih dipilih oleh para pedagang untuk menjangkau daerah-daerah pemasaran yang baru. Jalan-jalan perkebunan tersebutlah yang kemudian menjadi jalan-jalan besar yang ada sekarang. Hal ini mengakibatkan sarana trasportasi air mulai kurang diminati dan mulai ditinggalkan. Dengan dibukanya perkebunan maka . Dari mata pencaharian penduduk, pada realitasnya mata pencaharian sebagai petani selalu masih menempati posisi teratas. Akan tetapi, di tahun-tahun berikutnya terjadi penurunan persentase rata-rata mata pencaharian penduduk sebagai petani. Khususnya di Nagori Perdagangan. Hal ini diakibatkan oleh makin banyaknya pengalihan dari lahan pertanian menjadi perumahan-perumahan penduduk, makin banyaknya toko-toko dan pabrik usaha yang bertambah, di samping pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menunjang pemenuhan kebutuhan dan fasilitas masyarakat yang dalam tahun ke tahun terus mengalami pelonjakan yang pesat. 15 Hasil wawancara dengan Sutiono sebagai pedagang di pantai, hari selasa 12 April di desa Perdagangan. interaksi perdagangan juga mengalami peningkatan, yang awalnya hanya ada di daerah sekitar pemukiman penduduk, mulai dikembangkan di pemondokan para karyawan perkebunan yang tentunya membutuhkan bahan-bahan kebutuhan pokok mereka. Biasanya para pedagang ini menjajakan barang seperti bahan pangan, pakaian.

2.4 Pemerintahan