Pertumbuhan ganggang mikro TINJAUAN PUSTAKA

16 2. Fase eksponensial logarimik Pada fase ini percepatan pertumbuhan dan perbandingan konsentrasi komponen biokimia menjadi konstan. 3. Fase deklinasi Pada fase ini mengalami pengurangan kecepatan pertumbuhan sampai mencapai fase awal pertumbuhan yang stagnan. Hal ini terjadi karena nutrien yang ada pada media pertumbuhan ganggang mikro semakin berkurang. 4. Fase stasioner Fase dimana tingkat pertumbuhan kelimpahan sel mengalami pertumbuhan konstan akibat dari keseimbangan katabolisme dan metabolise sel. Pada fase ini merupakan akhir dari produksi biomassa dan ditandai dengan rendahnya tingkat nutrien dalam sel. Pada fase ini laju reproduksi sama dengan laju kematian 5. Fase kematian Fase kematian pada sel terjadi karena perubahan kualitas air yang semakin memburuk, penurunan nutrien pada media kultur dan kemampuan sel yang sudah tua untuk melakukan metabolism. Hal ini ditandai dengan penurunan produksi biomassa.

2.3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ganggang

Mikro Pertumbuhan suatu jenis fitoplankton sangat erat kaitannya dengan faktor ketersediaan unsur hara makro dan mikro serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yaitu : 1. Hara Makro dan Mikro Pada kultur fitoplankton sangat dibutuhkan berbagai senyawa anorganik baik hara makro yaitu nitrogen N, fosfor P, sulfur S, kalium Cl, natrium Na, kalsium Ca dan karbon C maupun unsur hara mikro yaitu besi Fe, mangan Mn, seng Zn iodium I, boron Br, silikon Si, tembaga Cu, molybdenum Mo, dan kobalt Co. Confidential 17 Setiap unsur hara memiliki fungsi fungsi khusus yang tercermin pada pertumbuhan dan kepadatan yang dicapai, tanpa mengesampingkan pengaruh kondisi lingkungan. Unsur nitrogen N, fosfor P, dan sulfur S penting untuk pembentukan protein, sedangkan kalium Cl berfungsi sebagai metabolism karbohidrat. Besi Fe dan natrium Na berperan untuk pembentukan klorofil, kemudian silikon Si dan kalsium Ca merupakan bahan untuk pembentukan dinding sel. Vitamin B12 banyak digunakan untuk memacu pertumbuhan melalui rangsangan fotosintetik Isnansetyo dan Kurniastuty 1995. 2. Suhu Suhu dapat berpengaruh secara langsung terhadap metabolisme sel. Suhu minimum yang diperlukan Chlorella sp untuk tumbuh adalah 5 o C, sedangkan suhu optimumnya adalah 20 – 35 o C. Jika suhu di bawah 5 o C maka pertumbuhan akan terhambat dan menurunkan kelarutan karbondioksida CO 2 dan oksigen O 2 serta akan menggeser keseimbangan reaksi respirasi dan fotosintesis. Sedangkan jika suhu kultur di atas 35 o C akan menyebabkan kematian sel. Enzim- enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. 3. Cahaya Cahaya merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh tumbuhan termasuk ganggang mikro untuk melakukan fotosíntesis yang berguna untuk pembentukan senyawa karbon organik. Mc Kinney 2004 menyatakan bahwa ganggang mikro menggunakan cahaya sebagai sumber energi untuk sintesis sel protoplasma. Sumber energi ganggang mikro di laboratorium biasanya memakai lampu fluoresen yang memiliki keunggulan antara lain hemat energi karena seluruh energi listrik diubah menjadi energi cahaya, tidak menghasilkan panas yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi kultur ganggang mikro. Intensitas cahaya dalam lampu flouresen sebesar 40 Watt = 4000 lux. Confidential