59
5.2.2 Pendidikan Tabel 5.10
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pihak yang Memilih Sekolah
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 Diri Sendiri
8 11,4
2 Pengasuh
41 58,6
3 Saudara
12 17,1
4 Lain-Lain
9 12,9
Jumlah 70
100,0 Sumber: Data Kuesioner Mei 2012
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa pihak pengasuh di Panti Asuhan Al-Washliyah yanh lebih banyak menentukan dimana anak asuh di Panti
tersebut akan bersekolah.. Sedangkan pihak saudara bukan saudara kandung dari si anak asuh yang menentukan dimana si anak akan bersekolah. Faktor biaya jelas
menjadi pilihan utama bagi saudara agar tidak menyulitkan ekonomi keluarga dan juga si anak bisa mendapatkan pendidikan dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
Dari pihak si anak sendiri juga memikirkan nasib keluarganya dan mendapatkan pendidikan yang terjangkau. Dari pihak lain-lain, dalam hal ini adalah dari pihak
orangtua yang menitipkan anaknya ke Panti juga mendaftarkan anaknya ke sekolah yang berada di dalam Panti memberikan alasan yang hampir sama dengan
yang lain. Bahwasannya sekolah di dalam lingkungan Panti lebih bisa mengontrol si anak dan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak.
Keseluruhan responden di Panti bersekolah di dalam lingkungan Panti karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk transportasi, juga masih berada
Universitas Sumatera Utara
60 dalam lingkungan Panti dimana keberadaan mereka tetap bisa diperhatikan oleh
pihak pengasuh Panti. Berikut hasil wawancara kepada salah satu orangtua yang sedang
mengunjungi anaknya di Panti:
“Saya menitipkankan anak saya laki- laki ke Panti ini karena keuangan keluaga
kami yang sangat pas-pasan. Dan ketika saya tahu kalau di dalam komplek Panti ini juga ada
sekolah, sekalian saja saya daftarkan juga anak saya ke sekolah ini. Ya, ngapain mendaftar ke
sekolah yang jauh jaraknya kalau ternyata di Panti juga ada sekolahnya. Yang pentingkan
anak saya bisa jadi pintar dan ga buang duit banyak untuk ongkos angkot anak.”
Tabel 5.11 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Perasaan Senang Dengan Sekolah
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 Ya
64 91,4
2 Tidak
6 8,6
Jumlah 70
100,0 Sumber: Data Kuesioner Mei 2012
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa hampir sebagian besar anak asuh di Panti Asuhan Al-Washliyah senang dengan bersekolah di dalam
lingkungan Panti. Alasannya adalah mereka tidak perlu mengeluarkan biaya apapun karena sudah ditanggung oleh pihak pengasuh Panti. Selain itu, karena
sekolah yang masih dalam lingkungan Panti, mereka tidak khawatir terlambat masuk sekolah. Perasaan senang anak terhadap sekolah akan membuat si anak
betah untuk bersekolah dan membuat si anak akan lebih nyaman untuk belajar.
Universitas Sumatera Utara
61 Anak akan paling cepat belajar bila hal itu dijadikan sesuatu yang menyenangkan
dan memuaskan. Dalam proses belajar ada dua macam dorongan. Yang pertama adalah dorongan dari luar, secara lahir. Beberapa contoh dari dorongan sejenis ini
ialah ganjaran, hadiah, penghargaan, dan pujian. Dorongan yang kedua adalah dari dalam, secara batin. Keinginan, hasrat, dorongan hati pribadi adalah contoh-
contoh dorongan sejenis ini. Dalam hal terlibat kebutuhan dan kepentingan yang dirasakannya.
Sedangkan anak asuh yang tidak senang akan sekolah yang mereka tempati dikarenakan mereka yang masih baru masuk Panti dan baru memulai
bersekolah di dalam lingkungan Panti tersebut. Sehingga mereka masih memerlukan adaptasi agar mereka bisa menerima lingkungan sekolah yang baru.
Berikut ini hasil wawancara salah satu pengasuh Panti:
“Anak-anak senang kok. Karena bisa sekolah, mereka juga bisa langsung balik ke
kamar masing-masing ketika istirahat dan selesai sekolah. Mereka ga pernah telat masuk,
kecuali kalau mereka sakit. Kami usahakan selalu mereka bisa mendapatkan pendidikan
yang layak dan sama dengan anak-anak lain yang berada di luar Panti. Kalau mengenai
biaya, pihak Panti sudah menanggung segala keperluan mereka, jadi
mereka hanya memikirkan untuk belajar dengan nyaman.
Memang, ada beberapa anak yang ingin bersekolah di luar. Kami juga memakluminya
karena rata-rata alasan mereka bosan dan ingin dapat lingkungan sekolah baru. Tapi
kami selalu membilangkan mereka untuk tetap bersekolah disini.
Universitas Sumatera Utara
62
Tabel 5.12 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Terhadap Fasilitas di
Sekolah
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 Sangat Puas
37 52,9
2 Puas
28 40,0
3 Kurang Puas
4 5,7
4 Tidak Puas
1 1,4
Jumlah 70
100,0 Sumber: Data Kuesioner Mei 2012
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebagaian besar anak asuh puas dengan fasilitqas yang tersedia di sekolah mereka. Walaupun fasilitas
sekolah yang seadanya, seperti ruangan kelas yang sederhana, meja, kursi, papan tulis, perpustakaan, alat-alat olahraga, dan beberapa komputer yang berada di
ruang guru. Walau sedarhana tapi pihak Panti tetap memberikan pendidikan yang semaksimal mungkin bagi anak asuh agar mereka juga mendapatkan ilmu
pengetahuan yang sama dengan anak lain di sekolah lain yang lebih bagus fasilitas sekolahnya.
Sedangkan anak asuh yang kurang maupun tidak puas dengan fasilitas yang ada di sekolah, umumnya fasilitas di sekolah tersebut masih belum memadai
dan masih diperlukan penambahan maupun penggantian fasilitas yang sudah rusak. Dengan adanya penambahan fasilitas tersebut bisa membuat proses belajar
mengajar yang lebih baik lagi.
Universitas Sumatera Utara
63 Berikut ini hasil wawancara salah satu anak asuh yang bersekolah di dalam
lingkungsn Panti:
“Kalau bisa dibilang fasilitas yang di sekolah lumayanlah. Ada bangku, meja, papan
tulis, kapur, ada perpustakaan gitulah. Kalau alat-alat untuk pelajaran olahraga ada yang
sudah rusak, jadi kalau mata pelajaran berlangsung kebanyakan hanya sebatas yang
ada di buku cetak. Bosan banget kalau hanya berdasarkan buku cetak, ga ada praktek
olahraga. Kalau bisa sih harus ada penambahan, tapi gimanalah dari pihak
sekolah sendiri bilang belum ada dana untuk beli yang baru.”
Tabel 5.13 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian Perlengkapan Sekolah
Oleh Panti Asuhan Al-Washliyah
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 Sangat Lengkap
30 42,9
2 Lengkap
32 45,7
3 Kurang Lengkap
8 11,4
4 Tidak Lengkap
Jumlah 70
100,0 Sumber: Data Kuesioner Mei 2012
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa pihak pengasuh di Panti Asuhan Al-Washliyah sangat memperhatikan pendidikan bagi anak asuh.
Perhatian tersebut dalam bentuk memberikan perlengkapan sekolah kepada anak asuh agar mereka lebih semangat belajar. Selain itu, juga dengan adanya
perlengkapan sekolah tersebut, anak asuh semakin giat dalam kegiatan bekajar
Universitas Sumatera Utara
64 mengajar di sekolah setiap hari. Perlengkapan sekolah tersebut terdiri dari
seragam sekolah, tas, alat tulis, buku, dan perlengkapan yang berkaitan dengan pelajaran di sekolah.
Sedangkan anak asuh yang menyatakan kurang atau tidak lengkapnya perlengkapan sekolah karena masih ada beberapa anak asuh yang tidak
mendapatkan peralatan sekolah secara utuh. Hal ini disebabkan oleh kurangnya dana untuk membeli semua perlengkapan sekolah bagi anak asuh di Panti.
Berikut ini hasil wawancara salah satu anak asuh yang juga bersekolah di dalam lingkungan Panti:
“Untuk perlengkapan sekolah, dari pihak Panti yang menyediakan. Nah, biasanya
ga semua anak disini dapat, ada yang lengkap dan ada yang ga lengkap. Kalau anak yang ga
dapat lengkap, sabar-sabar sajalah. Biasanya dari ibu pengasuh membilangkan untuk saling
berbagi.”
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 5.14 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Mendapat Prestasi di
Sekolah
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 Pernah
56 80,0
2 Tidak Pernah
14 20,0
Jumlah 70
100,0 Sumber: Data Kuesioner Mei 2012
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa hampir sebagian besar anak asuh di Panti Asuhan Al-Washliyah pernah mendapatkan ranking di sekolah.
Ketentuan dari prestasi di sekolah adalah mendapatkan ranking satu sampai ranking lima. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun mereka tinggal di Panti,
tetapi semangat mereka untuk menuntut ilmu di sekolah tidak kalah dengan anak- anak lain yang tinggal di luar lingkungan Panti. Semangat belajar mereka lebih
besar karena termotivasi dengan keadaan mereka yang tinggal di Panti dan semangat dari anak asuh yang lain di lingkungan Panti.
Sedangkan anak asuh yang belum pernah mendapatkan prestasi di sekolah karena ketatnya presaingan di sekolah. Tetapi kalau mereka lebih giat belajar,
bukan tidak mungkin mereka bisa mendapatkan prestasi di sekolah.
Universitas Sumatera Utara
66 Berikut ini hasil wawancara salah satu anak asuh yang juga bersekolah di
dalam lingkungan Panti:
“Saya pernah dapat ranking tiga waktu SD, ranking dua bahkan juara satu waktu SMP.
Kalau saya masih bisa dapat ranking empat, sudah beruntung. Makin keatas, mata
pelajarannya makin susah. Apalagi sekarang, selain belajar seperti biasa, juga sudah harus
bimbingan tambahan untuk UN tahun depan. Jadi makin banyak yang harus saya pelajari.
Kalau dibilang mengenai persaingan di sekolah, cukup banyak sainganlah. Karena
selain anak-anak di Panti yang sekolah disini, juga anak-anak yang berada di luar yang juga
bersekolah disini. Jadi seru saja, sekalian bisa dapat teman diluar Panti ini juga sih.”
Tabel 5.15 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Mendapatkan Pendidikan
Tambahan Selain di Sekolah
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 Ya
60 85,7
2 Tidak
10 14,3
Jumlah 70
100,0 Sumber: Data Kuesioner Mei 2012
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebagian besar anak asuh di Panti Asuhan A-Washliyah mendapatkan pendidikan tambahan di luar sekolah.
Pendidikan tambahan tersebut berupa lesbimbingan belajar yang dibiayai oleh pihak Panti. Pendidikan tambahan merupakan salah satu cara untuk lebih
memahami pelajaran-pelajaran yang terkadang masih sulit dimengerti oleh para
Universitas Sumatera Utara
67 anak asuh ketika mereka belajar di sekolah. Juga sebagai mendapatkan ilmu dan
wawasan yang lebih banyak. Sedangkan anak asuh yang belum mendapatkan pendidikan tambahan
dikarenakan masih terbatasnya dana dari pihak Panti untuk membiayai lesbimbingan tersebut sehingga tidak semua anak anak bisa mendapatkan
pendidikan tambahan tersebut. Berikut ini hasil wawancara salah satu anak asuh yang juga bersekolah di
dalam lingkungan Panti:
“Senang sekali bisa dapat ilmu selain di sekolah. Banyak sekali manfaatnya, mulai dari
dapat ilmu, dapat wawasan. Kalau mengenai tempatnya, pihak dari Panti yang langsung
mendatangkan guru lesnya. Jadi kita tetap belajar di sekolah tapi gurunya yang berbeda.
Waktu lesnya sekitar tiga jam, dua kali seminggu. Tergantung juga dari si gurunya
jadwalnya karena di Panti ini pun sudah penuh dengan kegiatan sehari-hari yang sudah
ditetapkan Panti. Juga terkadang dia juga ga datang ngajar karena hujan, atau kerena dia ga
bisa ngajar karena si gurunya sendiri ada keperluan mendadak, diganti dengan jadwal
dimana siguru bisa datang dan kita bisa untuk belajar tambahan. Jadwal sudah diatur pihak
Panti, pokoknya minimal dua kali dalam seminggu.“
Universitas Sumatera Utara
68
Tabel 5.16 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Materi
Pendidikan Tambahan
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 Sangat Memahami
24 34,3
2 Memahami
29 41,4
3 Kurang Memahami
17 24,3
4 Tidak Memahami
Jumlah 70
100,0 Sumber:Data Kuesioner Mei 2012
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebagian anak asuh memahami materi pelajaran yang ada di pendidikan tambahan. Anak asuh
memahaminya karena yang dipelajari di pendidikan tambahan tersebut hampir sama dengan materi yang ada di sekolah sehingga mereka tinggal mencocokkan
materi tersebut. Menjadi suatu nilai tambah bagi anak asuh ketika materi di pendidikan tambahan itu tidak ada di sekolah, dan sebaliknya.
Sedangkan anak asuh yang kurang mengerti akan pemahaman terhadap materi pendidikan tambahan karena anak asuh tersebut bingung dengan
penyampaian materi pendidikan dan juga ada beberapa anak asuh yang masih belum mendapatkan materi pendidikan tambahan tersebut. Beberapa anak asuh
hanya terfokus pada materi yang mereka dapatkan di sekolah. Ketika mereka mengikuti materi di tempat pendidikan tambahan, mereka bingung karena
Universitas Sumatera Utara
69 penyampaian materi yang berbeda sehingga mereka bingung sendiri dan sangat
jarang bertanya. Berikut ini hasil wawancara salah satu anak asuh yang juga bersekolah di
dalam lingkungan Panti:
“Kalau paham, ya paham. Tapi bingung sendiri dengan apa yang saya dapat di
pendidikan tambahan ini. Penjelasannya cepat, karena mengejar waktu yang hanya tiga jam.
Pernah saya tanya sama guru di sekolah, dan guru bilang kalau patokannya harus
berdasarkan yang ada di sekolah, ga boleh yang lain. Jadi saya pun ga berani bertanya lagi
karena takut dimarahi. Saya pun ga tau harus pelajaran yang mana yang saya pelajari.
Memang, pemahaman di sekolah dan di tempat pendidikan tambahan sering berbeda. Jadi saya
lebih sering bertanya kepada teman saya lebih paham, agar mau mengulanginya lagi bersama
saya. Minimal saya cukup mengerti saja sudah bersyukur.”
Universitas Sumatera Utara
70
5.2.3 Kemandirian Anak Tabel 5.17