3. Uji coba
4. Validasi
5. Revisi
Pembelajaran menggunakan modul bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut: 1 meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa harus melalui tatap
muka secara teratur karena kondisi geografis, sosial ekonomi, dan situasi masyarakat; 2 menentukan dan menetapkan waktu belajar yang lebih sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan belajar peserta didik; 3 secara tegas mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik secara bertahap melalui kriteria
yang telah ditetapkan dalam modul; 4 mengetahui kelemahan atau kompetensi yang belum dicapai peserta didik berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam
modul sehingga tutor dapat memutuskan dan membantu peserta didik untuk memperbaiki belajarnya serta melakukan remediasi Diktendik, 2008: 7.
Tujuan pembelajaran menggunakan modul untuk mengurangi keragaman kecepatan belajar peserta didik melalui kegiatan belajar mandiri Purwanto et al.,
2007. Pelaksanaan pembelajaran modul lebih banyak melibatkan peran peserta didik secara individual dibandingkan dengan tutor. Tutor sebagai fasilitator
kegiatan belajar, hanya membantu peserta didik memahami tujuan pembelajaran, pengorganisasian materi pelajaran, melakukan evaluasi, serta menyiapkan
dokumen Diktendik, 2008: 8.
2.2. Pembelajaran Kimia
Hakikat ilmu kimia mencakup dua hal, yaitu kimia sebagai produk, dan kimia sebagai proses. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan
yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip kimia. Kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki
oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan kimia Susiwi, 2007: 6.
Ilmu kimia sangat kaya akan bahasa simbolik, misalnya lambang unsur, persamaan reaksi, simbol-simbol untuk reaksi searah dan kesetimbangan,
resonansi dan banyak sekali bahasa simbolik yang telah disepakati dalam bidang ilmu kimia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kimia tidak
menarik dan tidak relevan bagi siswa, tidak mengarah pada ketrampilan kognitif yang lebih tinggi membuat perbedaan antara keinginan siswa dengan
pembelajaran oleh guru yang statis Prodjosantoso, 2008: 1. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah model pembelajaran yang mengintegrasikan seluruh
komponen yang mampu mendukung siswa untuk belajar, dan membuat proses belajar sebagai aktivitas yang dinantikannya setiap saat.
Peningkatan kualitas pembelajaran kimia di SMAMA masih perlu menyesuaikan perkembangan ipteks. Di sisi lain, pengembangan pembelajaran
kimia saat ini masih kurang membekali siswa dalam kemampuan inkuiri, padahal konsep kimia merupakan konsep yang abstrak namun kasat logika. Kemampuan
inkuiri ini sangat penting dan harus dimiliki oleh siswa untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya dengan melihat fenomena-fenomena yang tersaji di
sekitarnya Saptorini, 2008. Pembelajaran kimia berbasis inkuiri merupakan upaya untuk melatihkan
inkuiri kepada siswa mengenai bagaimana ilmuwan menemukan dan mengungkap
gejala alam. Model pembelajaran yang dapat membangun kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis dan membangun sikap ilmiah, yang banyak
direkomendasikan para ahli adalah model pembelajaran inkuiri yang memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar menemukan dan tidak hanya menerima
Wiyanto, 2005. Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan dalam bentuk pembelajaran kimia berbasis inkuiri.
2.3. Inkuiri Terbimbing