2. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian hukum adalah data yang diperoleh dari hasil penelaahan kepustakaan atau penelaahan terhadap berbagai literatur atau bahan pustaka yang
berkaitan dengan masalah atau materi penelitian yang sering disebut sebagai bahan hukum. Menurut Fajar dan Achmad 2010: 156 “bahan hukum sekunder yaitu bahan
hukum yang dapat memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer.”
Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks,
kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. Marzuki, 2008:141
Bahan hukum sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, buku-buku teks yang ditulis para ahli hukum, jurnal hukum, artikel, internet,
dan sumber lainnya yang memiliki korelasi dengan isu hukum yang akan diteliti di dalam penelitian ini.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian hukum normatif atau kepustakaan teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka terhadap bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer, sekunder maupun
bahan hukum tersier dan atau bahan hukum non-hukum. Menurut Fajar dan Achmad 2010:
160 “penelusuran bahan-bahan hukum tersebut dapat dilakukan dengan membaca, mendengarkan, maupun sekarang banyak yang dilakukan
dengan media internet”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan sumber tertulis dalam sebuah penelitian. Menurut Moleong 2011: 159 sumber berupa buku dan majalah ilmiah juga termasuk dalam kategori
ini. Buku, disertasi dan karya ilmiah lainnya, dan majalah ilmiah sangat berharga bagi peneliti guna menjajaki keadaan perseorangan atau masyarakat di tempat penelitian
dilakukan. Selain itu, buku penerbitan resmi pemerintah dapat menjadi sumber yang sangat berharga.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan, yaitu cara pengumpulan data dengan bersumber pada bahan-bahan
pustaka. Dalam hal ini peneliti mencari, membaca, dan mempelajari dari bahan-bahan kepustakaan yang berupa dokumen, buku-buku, dan bahan tulisan lainnya yang ada
hubungannya dengan penelitian yang akan dilaksanakan. 2.
Dokumentasi ”Metode dokumentasi ialah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan lain sebagainya
”. Arikunto,2002: 206 Dokumentasi dilakukan dengan cara mencatat dokumen atau arsip-arsip yang
berkaitan dan dibutuhkan pada penelitian ini serta bertujuan untuk mencocokkan dan melengkapi data primer, dalam hal ini adalah yang berkaitan dengan sengketa hibah perkara
No. 15 Pdt. G 2006 PN. Kdl di Pengadilan Negeri Kendal serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan
dengan obyek penelitian ini.
3. Wawancara
Menurut Moleong 2009: 186 wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Menurut Nazir 2003: 193 wawancara adalah “proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara
dan terwawancara dengan menggunakan panduan wawancara” Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara sebagai penguat data yang
telah ada. Penulis melakukan wawancara dengan ketua majelis hakim dalam perkara No. 15 Pdt. G 2006 PN. Kdl yang sekarang adalah salah seorang Hakim di Pengadilan Negeri
Surakarta yaitu Bapak Sindhu Sutrisno, S.H. M.Hum, salah satu hakim di Pengadilan Negeri Kendal yaitu Joni Kondolele, S.H, M.M dan para pihak yaitu Siti Miwiti penggugat dan
Purnomo saksi hibah.
3.6 Analisis Data