77
Besarnya pengaruh aktivitas terhadap hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik dapat dilihat dari koefisien determinasi. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh koefisien determinasi = 0,85 , sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik yang ditimbulkan oleh model PBL
berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran berpengaruh positif terhadap hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik sebesar 85 , sedangkan
15 dipengaruhi oleh faktor lainnya. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 54.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil uji ketuntasan individual diketahui bahwa kelas yang diajar dengan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran
telah mencapai ketuntasan belajar secara individual yang diterapkan di SMP Negeri 1 Gajah, yaitu 63. Sedangkan hasil uji proporsi menunjukkan bahwa
persentase peserta didik yang telah mencapai ketuntasan belajar telah melampaui 75 . Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah peserta
didik kelas VII SMP Negeri 1 Gajah yang diajar menggunakan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran pada materi segiempat
mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil uji perbedaan dua rata-rata data akhir hasil tes
kemampuan pemecahan masalah antara kedua kelas sampel diketahui bahwa rata- rata data akhir hasil tes kemampuan pemecahan masalah kelas yang diajar dengan
model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran lebih dari rata-
78
rata data akhir hasil tes kemampuan pemecahan masalah kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran ekspositori. Sedangkan hasil uji perbedaan dua
proporsi menunjukan bahwa persentase peserta didik yang mencapai ketuntasan individual pada kelas yang diajar dengan model PBL berbasis nilai karakter
berbantuan CD pembelajaran lebih dari persentase peserta didik yang mencapai ketuntasan individual pada kelas yang diajar dengan model ekspositori. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Gajah yang diajar menggunakan model PBL berbasis nilai
karakter berbantuan CD pembelajaran lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran ekspositori.
Berdasarkan analisis regresi linier sederhana diketahui bahwa aktivitas peserta didik yang ditimbulkan oleh model PBL berbasis nilai karakter berbantuan
CD pembelajaran berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Dari hasil analisis regresi, diperoleh persamaan regresi linier
sederhana sebagai berikut = + = 10,20 + 0,94 . Ini berarti, jika aktivitas
bertambah maka bertambah pula hasil posttest matematika peserta didik. Melalui koefisien determinasi dapat dilihat bahwa 85 hasil belajar peserta didik
dipengaruhi oleh aktivitas, sedangkan sisanya sebesar 15 dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab adanya perbedaan data akhir hasil tes kemampuan pemecahan masalah antara kelas yang diajar dengan model
PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran dengan kelas yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut.
79
1 Pembelajaran dengan model PBL memiliki unsur-unsur fase yang membuat peserta didik lebih aktif dan lebih dapat memahami materi. Guru tidak
sekadar memberikan pengetahuan kepada peserta didik, melainkan memfasilitasi peserta didik untuk membangun pengetahuannya sendiri
sehingga peserta didik memiliki pemahaman yang lebih mantap terhadap materi segiempat. Hal ini sesuai dengan pendapat Arends 2012: 396
bahwa inti dari PBL adalah pembelajaran dengan menyajikan pada peserta didik masalah kontekstual dan bermakna sebagai langkah awal untuk
menyelidiki dan menemukan. Hal tersebut sebagaimana yang telah diketahui secara luas di dunia pendidikan bahwa peserta didik akan lebih
mantap dalam memahami suatu materi jika mereka tidak hanya mendengarkan atau melihat saja, peserta didik hendaknya berperan langsung
dalam berinteraksi dengan lingkungan belajar untuk menerapkan dan mengkomunikasikan pengetahuannya.
2 Pembelajaran dengan model PBL ini memfasilitasi peserta didik untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga peserta didik dapat
mengembangkan pola pikirnya dalam menyelesaikan suatu masalah. Selain itu peserta didik yang kemampuan pemecahannya masih kurang akan
terbantu karena masalah diselesaikan secara bersama-sama dengan kelompoknya sehingga peserta didik dapat bertukar pikiran dalam mencari
penyelesaian dari masalah yang diberikan. 3 Pada model PBL ini peserta didik belajar melalui interaksi sosial, guru
merangsang peserta didik untuk aktif bertanya, dan peserta didik berdiskusi
80
secara berkelompok untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Selain itu pada pembelajaran dengan model PBL berbasis nilai karakter ini juga
menekankan pada sikap atau perilaku peserta didik selama pembelajaran. Peran nilai karakter yaitu nilai ini diintegrasikan ke dalam proses
pembelajaran PBL sehingga peserta didik di dalam kelas lebih tenang, tertib dan fokus pada materi yang disampaikan oleh guru.
4 Pada model pembelajaran PBL, guru menyediakan pengalaman belajar yang dirancang dalam bentuk kelompok yang membantu peserta didik dalam
memahami materi dan membangun pengetahuannya sendiri dengan bimbingan guru. Hal ini sesuai dengan teori Piaget, sebagaimana dikutip
oleh Rifa’i Anni 2009: 207, bahwa ada tiga prinsip utama pembelajaran, yaitu 1 belajar aktif, 2 belajar melalui interaksi sosial, dan 3 belajar
lewat pengalaman pribadi. 5 Pendidikan karakter juga ikut berperan dalam kegiatan pembelajaran
matematika terutama untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan kondusif. Guru merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan
peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengolah informasi yang sudah
dimiliki, merekonstruksi data, fakta, atau nilai, menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan nilai-nilai
budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas.
81
6 Media CD pembelajaran membantu peserta didik memahami materi segiempat melalui serangkaian pertanyaan yang ada di dalam CD
pembelajaran sehingga peserta didik lebih mudah mengingat materi yang telah dipelajari. CD pembelajaran membantu peserta didik untuk
memvisualisasikan konsep-konsep yang abstrak pada materi segiempat. Hal ini sesuai dengan teori Bruner bahwa penggunaan alat peraga berupa CD
pembelajaran dapat membantu memberikan gambaran mengenai objek yang mewakili suatu konsep tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.
7 Melalui model PBL, pembelajaran menjadi lebih menarik karena model PBL memberikan situasi-situasi bermasalah kepada peserta didik untuk
menyelidiki dan menemukan sendiri solusi dari permasalahan itu sehingga peserta didik menjadi semangat dan termotivasi dalam kegiatan belajar
mengajar dilihat dari aktivitas peserta didik yang meningkat seperti dalam menyampaikan pendapat, hasil diskusi, maupun menangggapi pendapat
temannya. Penerapan model PBL membuat peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling
mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Melalui diskusi dalam kelompok, akan terjalin komunikasi dimana peserta didik saling
berbagi ide atau pendapat. Penelitian ini mendukung penelitian dan teori tentang model pembelajaran
PBL, di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti 2009 menunjukan bahwa pembelajaran matematika materi pokok segitiga terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika peserta didik menggunakan pembelajaran PBL
82
adalah efektif dilihat dari rata-rata hasil belajar peserta didik dengan pembelajaran PBL mencapai ketuntasan belajar dan lebih baik dari kelas kontrol. Penelitian lain
dilakukan oleh Maharani 2010 menunjukkan bahwa pembelajaran PBL pada materi pokok segiempat terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik adalah
efektif dilihat dari kelas yang diajar dengan pembelajaran PBL mencapai proporsi ketuntasan belajar, kemampuan berpikir kreatif peserta didik lebih baik dari kelas
kontrol, dan terdapat pengaruh positif keterampilan proses terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Menurut Oguz-Unver Arabacioglu 2011: 306,
prinsip utama PBL adalah memaksimalkan pembelajaran dengan menyelidiki, menjelaskan dan memecahkan masalah kontekstual dan bermakna. Proses
pembelajaran dengan PBL memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan pemecahan masalah yang efektif, mandiri, dan sepanjang hayat.
83
BAB 5 PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai keefektifan PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah
materi segiempat kelas VII, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1 Kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1
Gajah yang diajar menggunakan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran pada materi segiempat mencapai ketuntasan
belajar. 2 Kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1
Gajah yang diajar menggunakan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran lebih baik daripada kemampuan pemecahan
masalah peserta didik dengan model pembelajaran ekspositori. 3 Aktivitas peserta didik yang ditimbulkan oleh model PBL berbasis nilai
karakter berbantuan CD pembelajaran berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
83