kelelahan tersebut dapat mengganggu konsentrasi dan ketenangan dalam belajar.
1. Faktor ekstern, meliputi:
a. Faktor keluarga
Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga yang berupa cara orang tua mendidik, relasi atau
hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar peserta didik meliputi metode mengajar yang digunakan guru, kurikulum yang
ditetapkan, bentuk hubungan atau relasi anatara guru dengan peserta standar pelajaran, keadaan gedung, pembinaan, metode
belajar dari guru dan tugas rumah. c.
Faktor masyarakat Masyarakat dapat mempengaruhi hasil belajar karena
peserta didik berada di tengah-tengah masyarakat. Faktor masyarakat meliputi: kegiatan peserta didik dalam masyarakat,
media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
B. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir memaparkan tentang dimensi kajian utama faktor
– faktor kunci, variabel – variabel dan hubungan antara dimensi – dimensi yang disusun dalam bentuk narasi atau grafis. Kerangka berfikir
dalam penelitian ini adalah bahwa keaktifan mahasiswa dalam satu atau beberapa organisasi mahasiswa akan mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa tersebut. Organisasi disini adalah mencakup seluruh aktivitas mahasiswa yang aktif dalam organisasi mahasiswa. Aktivitas ini meliputi
seluruh kegiatan mahasiswa didalam organisasi mahasiswa ini, misalnya diskusi, debat, hingga kegiatan di luar lapangan. Hal ini secara langsung
maupun tidak langsung telah membentuk mental mahasiswa. Di dalam kelas, khususnya di jurusan sejarah, keaktifan dan kekritisan mahasiswa
dalam menanggapi materi sangatlah penting. Pada kenyataannya di dunia kampus, mahasiswa yang aktif dan terlihat menonjol di kelas, dapat
menarik perhatian dosen dan hal tersebut akan mempengaruhi dosen dalam memberikan nilai.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dilihat bahwa keaktifan mahasiswa dalam organisasi mahasiswa dapat mempengaruhi indeks
prestasi kumulatif IPK yang diperoleh mahasiswa tersebut. Adapun kerangka berfikir teoretis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Kerangka Berfikir
C. Hipotesis
Menurut Sugiyono 2007:84 hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan landasan
teori dan kerangka berfikir yang telah digambarkan diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalag sebagai berikut :
Ha : terdapat perbedaan prestasi belajar pada mahasiswa jurusan sejarah
fakultas ilmu sosial universitas negeri semarang angkatan 2008 yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan dengan yang tidak
aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Ho :
tidak terdapat perbedaan prestasi belajar pada mahasiswa jurusan sejarah fakultas ilmu sosial universitas negeri semarang angkatan
2008 yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan dengan yang tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan.
Y
IPK
X mahasiswa
aktivis X
mahasiswa non aktivis
Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Ha yaitu terdapat perbedaan prestasi belajar pada mahasiswa
jurusan sejarah fakultas ilmu sosial universitas negeri semarang angkatan 2008 yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan dengan yang tidak aktif
dalam organisasi kemahasiswaan.
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Sasaran Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah di Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang. Sedangkan sasaran dari
penelitian adalah mahasiswa Jurusan Sejarah angkatan 2008 berjumlah 126 mahasiswa. Pada skripsi ini, penulis akan menggunakan sampel
sebanyak 105 mahasiswa. Dimana 75 mahasiswa dari kelompok tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan 30 mahasiswa dari kelompok aktif
dalam organisasi kemahasiswaan. B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, jenis penelitian ex post facto. Penelitian ex post
facto menguji apa yang telah terjadi pada subjek. Ex post facto secara harfiah berarti sesudah fakta, karena kausa atau sebab yang diselidiki
tersebut sudah berpengaruh terhadap variabel lain. Penelitian ini disebut penelitian kausal komparatif karena dimaksud untuk menyelidiki kausa
yang mungkin untuk suatu pola prilaku yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek dimana pola tersebut ada dengan subjek yang
serupa dimana pola tersebut tidak ada atau berbeda Glass Hopkin, 1979.